KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma’ruf Amin menegaskan pentingnya keteguhan ulama dalam menjaga arah bangsa, meski Presiden tidak hadir dalam pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) XI MUI di Ancol, Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Dalam pidatonya, Ma’ruf Amin menyebut ketidakhadiran Presiden tidak boleh membuat semangat para ulama melemah.
“Ketidakhadiran presiden tidak membuat semangat kita menjadi surut. Tadi semangat tinggi, tetapi langsung lemas. Tapi kita tidak boleh lemas. Ini justru menjadi makin meneguhkan peran ulama,” ujar Ma’ruf Amin.
Baca juga: Hadiri Munas XI MUI, Ketua MPR Ahmad Muzani: Ulama adalah Denyut Nadi Umat
Ma’ruf Amin menegaskan bahwa ulama memikul dua tanggung jawab besar sekaligus: tanggung jawab keumatan dan tanggung jawab kebangsaan/kenegaraan.
Menurutnya, peran ulama merupakan warisan langsung dari tugas para nabi.
“Ulama itu warisan dari para nabi (warotsatul anbiya),” ujarnya.
Ia juga menegaskan bahwa ulama berperan menjaga konsensus nasional yang telah disepakati sejak awal kemerdekaan, termasuk UUD 1945 dan Pancasila.
“Tanggung jawab kebangsaan kita sudah dibuat dari dulu. UUD 45, kesepakatan ulama tentang Pancasila. Umat Islam paling besar, ulama punya tanggung jawab,” katanya.
Ma’ruf menjelaskan bahwa MUI adalah wadah besar yang menaungi lebih dari 80 ormas Islam di Indonesia. Meskipun ada perbedaan karakter antarormas, MUI menjadi tempat penyatuan frekuensi.
“Makanya MUI itu sebagai tenda besar. Memang ada yang keras, ada yang lunak. Tapi di MUI semua satu frekuensi. Yang terlalu lunak dikeraskan, yang terlalu keras dilunakkan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa MUI harus tetap berada “di rel” dan tidak menjadi tempat manuver politik. “Kalau ingin bermanuver jangan di MUI, bikin aja. Karena MUI tetap lurus ibarat rel,” tegasnya.
Dalam pidato lanjutan, Ma’ruf menjelaskan bahwa nasihat atau tausiah dari ulama adalah bentuk kasih sayang kepada pemerintah, bukan kritik sinis. Hal ini, menurutnya, mengikuti prinsip sahabat Nabi, Abu Bakar Ash-Shiddiq:
"Kalau saya baik, bantu saya. Kalau saya tidak baik, luruskan saya."
“Tausiah itu mengandung arti nasihat dari orang yang dicintai kepada yang dicintai. Artinya, kalau MUI memberi tausiah kepada pemerintah, tandanya MUI cinta kepada pemerintah,” kata Ma’ruf.
Ia juga menyebut tausiah merupakan bagian dari perintah Allah dalam surat Al-Asr. Namun demikian, ia berharap pemerintah tidak sering memerlukan tausiah.
“Saya yakin pemerintahan di bawah Bapak Prabowo Subianto, insya Allah berada di jalan yang benar, tidak perlu ada tausiah,” ujarnya.
Ma’ruf menekankan pentingnya MUI mendukung program pemerintah yang bertujuan menyejahterakan rakyat, terutama yang berkaitan dengan amanat Pasal 33 UUD 1945.
“Supaya kekayaan itu tidak hanya berputar di kalangan orang kaya saja,” katanya.
Menurutnya, ekonomi yang ideal adalah ekonomi yang berasal dari rakyat untuk kesejahteraan rakyat, bukan dikuasai oleh segelintir kelompok.
“Kalau yang makmur itu baru segelintir orang, berarti kemerdekaan belum benar-benar menjadi rahmat untuk orang Indonesia—baru menjadi rahmat bagi segelintir orang, rahmatan lil-segelintiriyin,” ujarnya berkelakar.
Ia berharap pemerintah benar-benar mengimplementasikan Pasal 33 demi mewujudkan kemerdekaan yang berpihak pada seluruh rakyat.
Dengan pesan tersebut, Ma’ruf Amin menegaskan kembali bahwa ulama, melalui MUI, akan terus menjaga, menasihati, dan mendukung pemerintahan dalam jalur yang benar sesuai amanah bangsa dan ajaran Islam.
Diberitakan sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto dijadwalan membuka Musyawarah Nasional (Munas) XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Kamis (20/11/2025).
Baca juga: KH Anwar Iskandar Tegaskan Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Munas XI MUI
Dalam rundown acara, prosesi pembukaan akan ditandai dengan penabuhan empat beduk oleh Presiden bersama pimpinan MUI.
Rangkaian acara dimulai sejak pukul 12.30 WIB. Sejumlah penampilan akan turut memeriahkan persiapan pembukaan, termasuk Tim Marawis Santri Ponpes Al-Jihad Shalahuddin Al Ayubi serta IIQ Orchestra.
Namun ternyata Presiden tidak hadir dalam acara munas tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang