Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadiri Munas XI MUI, Ketua MPR Ahmad Muzani: Ulama adalah Denyut Nadi Umat

Kompas.com - 20/11/2025, 19:06 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Ahmad Muzani menegaskan bahwa ulama adalah bagian paling vital dari umat dan rakyat Indonesia.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam Musyawarah Nasional (Munas) XI Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (20/11/2025).

"Ulama itu bangun tidur, umatnya sudah ngantre, umat baru pulang kalau ulamanya masuk kamar. Yang dilakukan ulama adalah menerima pasien satu per satu dari meminta air untuk disembuhkan penyakit anaknya, sampai minta nama anak yang baru lahir, cucu yang baru lahir, minta doa anaknya belum dapat jodoh, minta doa untuk memulai membangun rumah, sampai kapan sawahnya mau panen. Itu yang dilakukan oleh ulama. Jadi ulama itu denyut nadi umat dan rakyat," kata Ahmad Muzani.

Baca juga: KH Anwar Iskandar Tegaskan Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Munas XI MUI

Peran Ulama dalam Sejarah Bangsa

Muzani menegaskan bahwa kontribusi ulama bagi Indonesia telah ada bahkan sebelum republik ini berdiri. Para ulama, kata dia, menjadi penggerak perjuangan kemerdekaan di berbagai daerah.

Pada masa transisi Piagam Jakarta menuju Pancasila, ulama juga menjadi penengah yang membuat umat Islam bersedia menerima Pancasila sebagai dasar negara—sebuah peran strategis yang menurutnya jarang ditemukan di negara mayoritas Muslim lainnya.

Sampaikan Pesan Prabowo

Muzani juga menyampaikan ucapan Presiden Prabowo Subianto yang menggambarkan kedekatan negara dengan ulama.

"Pak Prabowo ngomong kepada kami 'Muzani, kalau kamu pengen tahu kondisi negara, dekatlah sama kiai. Kiai itu adalah denyut hati rakyat. Kami kalau mau perang larinya ke ulama minta doa, itu kata Pak Prabowo'," ujarnya.

Ia melanjutkan, "Di ulama itulah terjadi berbagai macam keluhan, pujian. Lihat ekonomi bagus? Tanya ulama. Lihat ekonomi berat? Tanya para ulama."

Ulama dalam Penanganan Pandemi dan Pembangunan Bangsa

Menurut Muzani, ulama berperan signifikan dalam keberhasilan program vaksinasi COVID-19 setelah MUI mengeluarkan fatwa halal yang membuat masyarakat percaya dan bersedia divaksin.

Karena itu, ia meminta negara memberikan rekognisi nyata terhadap peran ulama, bukan hanya menjadikan mereka simbol dalam proses pembangunan.

"Jangan sampai ulama itu seperti daun salam di masakan. Apa itu daun salam di masakan? Kami tidak ingin seperti itu. Kalau mau masak, chef, tukang masak, nyari-nyari daun salam untuk menjadi pewangi, penyedap, tapi begitu mau disajikan daun salam itu disingkirkan," ujarnya berkelakar.

Baca juga: 3 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir Setelah Meninggal Dunia

MUI Tetap Bersama Pemerintah

Di akhir pernyataannya, Muzani menegaskan kembali posisi MUI dalam mendukung pemerintahan yang berjalan.

"Musyawarah Nasional MUI hari ini meneguhkan seperti yang disampaikan oleh Kiai Ma'ruf Amin, bahwa Majelis Ulama Indonesia tetap berada bersama pemerintah di bawah pemerintahan Prabowo Subianto," tutur Ahmad Muzani.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Doa Agar Istiqomah dalam Beribadah Lengkap dengan Artinya
Doa Agar Istiqomah dalam Beribadah Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
DPRD Jabar Soroti Penurunan Kuota Haji 2026 dan Minta Kemenhaj Gencarkan Sosialisasi
DPRD Jabar Soroti Penurunan Kuota Haji 2026 dan Minta Kemenhaj Gencarkan Sosialisasi
Aktual
Kemenag Gelar Uji Publik Penyempurnaan Tafsir Al Qur'an, Himpun Masukan dari Ulama dan Akademisi
Kemenag Gelar Uji Publik Penyempurnaan Tafsir Al Qur'an, Himpun Masukan dari Ulama dan Akademisi
Aktual
Presiden Tak Hadiri Munas MUI, Ma’ruf Amin: Kita Tidak Boleh Lemas
Presiden Tak Hadiri Munas MUI, Ma’ruf Amin: Kita Tidak Boleh Lemas
Aktual
Wamen Haji: Pembagian Kuota Tidak Sesuai Aturan Picu Ketidakadilan Sejak 2012
Wamen Haji: Pembagian Kuota Tidak Sesuai Aturan Picu Ketidakadilan Sejak 2012
Aktual
Hadiri Munas XI MUI, Ketua MPR Ahmad Muzani: Ulama adalah Denyut Nadi Umat
Hadiri Munas XI MUI, Ketua MPR Ahmad Muzani: Ulama adalah Denyut Nadi Umat
Aktual
Sholat Istikharah: Waktu Terbaik, Tata Cara, Doa Lengkap, dan Keutamaannya
Sholat Istikharah: Waktu Terbaik, Tata Cara, Doa Lengkap, dan Keutamaannya
Doa dan Niat
KH Anwar Iskandar Tegaskan Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Munas XI MUI
KH Anwar Iskandar Tegaskan Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Munas XI MUI
Aktual
Khutbah Jumat: Tips Untuk Shalat Khusyuk
Khutbah Jumat: Tips Untuk Shalat Khusyuk
Doa dan Niat
Istiqomah Lebih Baik dari Seribu Karomah, Begini Penjelasannya
Istiqomah Lebih Baik dari Seribu Karomah, Begini Penjelasannya
Doa dan Niat
Penjelasan Hadits Tentang Ibumu, Ibumu, Ibumu, Baru Ayahmu
Penjelasan Hadits Tentang Ibumu, Ibumu, Ibumu, Baru Ayahmu
Doa dan Niat
M Quraish Shihab Paparkan Pentingnya Toleransi dalam Menyikapi Perbedaan Tafsir Alquran
M Quraish Shihab Paparkan Pentingnya Toleransi dalam Menyikapi Perbedaan Tafsir Alquran
Aktual
Shalawat Busyro: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Shalawat Busyro: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Doa dan Niat
Keteladanan Rasulullah SAW: Lima Akhlak Utama Nabi yang Dicontohkan Umat Islam
Keteladanan Rasulullah SAW: Lima Akhlak Utama Nabi yang Dicontohkan Umat Islam
Aktual
Kisah Umar bin Khattab: Pemimpin Berani dan Adil dalam Sejarah Islam
Kisah Umar bin Khattab: Pemimpin Berani dan Adil dalam Sejarah Islam
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com