KOMPAS.com-Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran adalah momen yang sangat ditunggu oleh umat Islam di Indonesia.
Setiap tahun, penetapan 1 Syawal sering menjadi sorotan, mengingat bisa berbeda antara keputusan Pemerintah yang melalui Kementerian Agama dan organisasi Islam seperti Muhammadiyah.
Baca juga: Astronom Uni Emirat Arab Perkirakan Ramadhan 2026 Dimulai 19 Februari, Idul Fitri 20 Maret
Momen puasa Ramadhan 2026 diprediksi akan datang sekitar bulan Februari. Seiring dengan itu, tanggal Hari Raya Idul Fitri 1447 H atau Lebaran 2026 menjadi pertanyaan besar di kalangan umat Islam.
Lebaran bukan hanya penutup bulan Ramadan, tetapi juga menjadi momen penting bagi jadwal cuti bersama dan libur panjang yang banyak dimanfaatkan untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan keluarga, baik yang dekat maupun jauh.
Berdasarkan Kalender Hijriah 2026 yang diterbitkan oleh Kemenag dan SKB 3 Menteri Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama tahun 2026, pelaksanaan Lebaran 2026 atau Idul Fitri 1447 H ditetapkan pada tanggal 21-22 Maret 2026.
Selain itu, cuti bersama Lebaran 1447 H ditetapkan pada tanggal 20, 23, dan 24 Maret 2026. Penetapan ini masih bersifat perkiraan. Secara resmi, pelaksanaan Lebaran atau Idul Fitri 2026 akan diumumkan melalui sidang isbat menjelang akhir Ramadan 2026.
Baca juga: Kapan Lebaran 2026? Ini Tanggal Idul Fitri Versi Muhammadiyah dan Pemerintah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1447 Hijriah jatuh pada Jumat, 20 Maret 2026.
Keputusan ini tertuang dalam Maklumat yang dikeluarkan pada September 2025, berdasarkan metode Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Metode ini menggunakan data astronomi global untuk perhitungan yang lebih konsisten dan universal tanpa tergantung pada lokasi pengamatan atau cuaca.
Menurut perhitungan Muhammadiyah, 1 Ramadan 1447 H dimulai pada Rabu, 18 Februari 2026. Puasa akan berlangsung selama 30 hari hingga Kamis, 19 Maret 2026, dan Idul Fitri dirayakan pada Jumat, 20 Maret 2026.
Sementara itu, Pemerintah melalui Kementerian Agama akan menetapkan tanggal Lebaran berdasarkan sidang isbat yang melibatkan ulama, ahli astronomi, dan perwakilan ormas Islam.
Sidang ini menggabungkan dua pendekatan, yakni hisab (perhitungan posisi bulan) dan rukyat (pengamatan langsung hilal) di berbagai titik pengamatan di Indonesia.
Mengapa Tanggal Lebaran Bisa Berbeda?
Perbedaan ini terjadi karena Muhammadiyah menggunakan metode Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), yang menggunakan data astronomi global untuk perhitungan lebih konsisten, sementara Pemerintah melalui Kementerian Agama menggabungkan dua pendekatan, yaitu hisab dan rukyat.
Baca juga: Libur Lebaran 2026 Diprediksi Ada Cuti Panjang, Simak Jadwalnya
Penetapan tanggal Lebaran ini tentunya sangat penting bagi umat Islam, karena menjadi acuan dalam melaksanakan ibadah dan mempersiapkan berbagai keperluan menjelang Hari Raya. Mulai dari menyelesaikan utang puasa Ramadhan, membersihkan diri, menyiapkan makanan khas Lebaran, hingga berbelanja kebutuhan untuk keluarga.
Selain itu, Idul Fitri juga menjadi momen untuk saling memaafkan, menjalin silaturahmi, dan mempererat hubungan antar sesama umat Islam. Persiapan ini mencakup pula persiapan mental dan spiritual untuk menyambut hari kemenangan dengan penuh syukur.
Penetapan Idul Fitri 2026 ini diperkirakan akan dikonfirmasi dalam sidang isbat yang digelar Kementerian Agama menjelang akhir Ramadan 2026.
Keputusan sidang isbat ini akan menentukan keseragaman perayaan Idul Fitri di seluruh Indonesia, meskipun terdapat perbedaan dengan keputusan Muhammadiyah.
Artikel ini telah tayang di KOMPAS.com dengan judul Kapan Lebaran 2026? Ini Tanggal Idul Fitri Versi Muhammadiyah dan Pemerintah
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang