KOMPAS.com-Ketua Umum Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI), Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpKFR, MARS, AIFO–K, menekankan pentingnya program edukasi vaksinasi yang masif dan terstruktur bagi calon jemaah haji.
Menurutnya, vaksinasi bukan hanya sekadar syarat untuk keberangkatan, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap kesehatan pribadi.
"Vaksinasi harus dipahami sebagai langkah perlindungan diri, bukan hanya kewajiban administratif. Jemaah haji perlu memahami manfaat vaksin untuk kesehatan mereka sendiri," ujar Dr. Syarief, Kamis (5/12/2025), dilansir dari Antara.
Baca juga: Konsep Embarkasi Haji Berbasis Hotel Mulai Dipakai di Yogyakarta pada 2026
Menurut Syarief, banyak calon haji yang kurang memahami manfaat vaksinasi, yang bisa menghambat pelaksanaan vaksinasi tersebut.
"Kurangnya pengetahuan ini menjadi kendala, terutama mengingat latar belakang budaya dan pengetahuan yang berbeda-beda, baik di kota besar maupun daerah," tambahnya.
Ia mengingatkan bahwa vaksinasi meningitis telah terbukti efektif menurunkan angka penyakit meningokokus pada jemaah haji dan umrah.
Vaksinasi ini telah berhasil menekan angka kejadian penyakit meningokokus invasif sejak 2001.
Untuk itu, calon haji diharapkan menjalani vaksinasi meningitis konjugat di fasilitas kesehatan yang berwenang paling lambat 10 hari sebelum keberangkatan.
Baca juga: Himpuh Ingatkan Timeline Haji Indonesia dan Arab Saudi Tak Sinkron, Jemaah Terancam Gagal Berangkat
Hal ini sejalan dengan persyaratan Kementerian Kesehatan Arab Saudi yang mewajibkan vaksinasi untuk mencegah penularan penyakit tersebut.
Syarief juga menyoroti pentingnya mempersiapkan tubuh secara fisik sebelum melaksanakan ibadah haji.
"Ibadah haji membutuhkan kekuatan fisik yang optimal. Kita sering khawatir dengan jemaah lansia yang, meski pengetahuannya terbatas, nekat berangkat haji. Sayangnya, fisik mereka tidak siap, sehingga mereka seringkali terkapar saat menjalani ibadah," kata Dr. Syarief.
Ia mengimbau kepada pemerintah, tokoh agama, dan pemuka masyarakat untuk mengingatkan calon jemaah agar mempersiapkan diri dengan baik sebelum berangkat.
Selain vaksinasi, persiapan fisik juga sangat penting. Syarief menyarankan calon haji untuk melakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh mereka memenuhi syarat.
Baca juga: Kemenhaj RI Resmi Lantik Pejabat Struktural, Dorong Perubahan Tata Kelola Haji dan Umrah
Selain itu, latihan olahraga rutin untuk memperkuat otot, jantung, dan pernapasan sangat dianjurkan, minimal tiga bulan hingga setahun sebelum keberangkatan.
“Proses membangun energi dan daya tahan tubuh tidak instan. Dibutuhkan waktu dan tahapan untuk memastikan calon haji memiliki tingkat kemampuan endurance yang baik. Dengan kombinasi vaksinasi dan latihan fisik, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan selama ibadah haji,” jelasnya.
Dengan persiapan yang matang, baik dari segi vaksinasi maupun kesehatan fisik, diharapkan para calon jemaah haji dapat menjalani ibadah dengan lancar dan aman.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang