Editor
KOMPAS.com-Khutbah Jumat ini mengajak umat Islam untuk memahami keutamaan bulan Rajab sebagai salah satu bulan haram yang dimuliakan Allah SWT, sekaligus menjadikannya momentum memperbanyak amal kebaikan, ketaatan, dan peningkatan ketakwaan.
Berikut teksnya dilansir dari laman MUI:
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Pada hari Jumat ini, kita telah memasuki tanggal 6 Rajab 1447 Hijriah, salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab.
Allah SWT berfirman:
إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٞ
Maknanya: “Sesungguhnya bilangan bulan menurut Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah, sejak Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya terdapat empat bulan haram.” (QS At-Taubah: 36)
Baca juga: Khutbah Jumat 19 Desember 2025: Kembali kepada Allah SWT sebagai Jalan Keselamatan
Keempat bulan tersebut disebut bulan haram karena sejak awal Islam, peperangan di dalamnya dilarang sebagai bentuk penghormatan atas kesuciannya.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Setiap memasuki bulan Rajab, Rasulullah SAW senantiasa memanjatkan doa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, limpahkan keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban, serta sampaikanlah kami hingga bulan Ramadhan.”
(HR Abu Nu’aim dan Ibnu as-Sunni)
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Di antara keutamaan bulan Rajab adalah malam pertamanya yang termasuk waktu mustajab untuk berdoa, sebagaimana ditegaskan Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:
وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ
Artinya, doa dikabulkan pada lima malam, yaitu malam Jumat, malam Idul Adha, malam Idul Fitri, malam pertama bulan Rajab, dan malam Nisfu Sya’ban.
Baca juga: Khutbah Jumat 26 Desember 2025: Memuliakan Bulan Rajab
Hadirin yang dirahmati Allah,
Bulan Rajab merupakan momentum untuk memperbanyak amal kebaikan dan ketaatan, salah satunya dengan memperbanyak puasa sunnah.
Meskipun tidak terdapat hadis sahih yang secara khusus menyebutkan kesunnahan puasa Rajab, para ulama sepakat bahwa tidak ada larangan untuk berpuasa di bulan tersebut.
Dalil-dalil umum tentang anjuran berpuasa di bulan-bulan haram sudah cukup menjadi dasar kesunnahan puasa Rajab, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Muslim.
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa tidak ada nash sahih yang secara khusus menganjurkan atau melarang puasa Rajab, sehingga hukumnya kembali pada hukum asal puasa yang disunnahkan.
Ibnu Hajar al-Haitami menegaskan bahwa hadis-hadis tentang keutamaan puasa Rajab meskipun berstatus dhaif tetap dapat diamalkan dalam ranah fadhâ’ilul a‘mâl.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Bulan Rajab juga mencatat berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam, yang menunjukkan kemuliaannya.
Di antaranya adalah awal kehamilan Sayyidah Aminah binti Wahb yang kelak melahirkan Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam.
Pada 27 Rajab terjadi peristiwa Isra dan Mi’raj sebagai mukjizat agung Rasulullah SAW, yang bertujuan memuliakan beliau dan menetapkan kewajiban shalat.
Para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah menegaskan bahwa Allah Mahasuci dari tempat dan arah, dan Isra Mi’raj bukan bermakna Allah bertempat di atas.
Peristiwa lainnya adalah Perang Tabuk pada 10 Rajab tahun 9 Hijriah dan wafatnya Raja Najasyi dalam keadaan memeluk Islam.
Imam Syafi’i wafat pada bulan Rajab tahun 204 Hijriah, sementara Khalifah Umar bin Abdul Aziz wafat pada Rajab tahun 101 Hijriah.
Pada 27 Rajab 583 Hijriah, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi berhasil membebaskan Baitul Maqdis dengan terlebih dahulu mempersatukan umat dalam akidah Ahlussunnah wal Jama’ah.
Pada 16 Rajab 1344 Hijriah bertepatan dengan 31 Januari 1926, para ulama di Surabaya menyepakati berdirinya Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.
Ma’âsyiral Muslimîn rahimakumullâh,
Semoga di bulan Rajab ini, Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemampuan untuk memperbanyak amal kebaikan dan ketaatan.
أَقُوْلُ قَوْلِي هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهُ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang