Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasehat Ali Bin Abi Thalib: Tiga Cara Menjadi Manusia Terbaik

Kompas.com - 16/09/2025, 10:51 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Syekh Nawawi Al Bantani, salah seorang ulama Nusantara yang mendunia menuis kitab berjudul Nashaihul 'Ibad atau Nasehat-nasehat untuk Hamba Allah.

Salah satu nasehat dituliskan oleh Syekh Nawawi bersumber dari perkataan Ali bin Abi thalib. Ada tiga nasehat yang diberikan oleh Ali bin Abi Thalib, yaitu:

1. Jadilah manusia terbaik di hadapan Allah SWT

2. Jadilah manusia paling hina di hadapan diri sendiri

3. Jadilah manusia biasa di hadapan manusia. 

 

Berikut penjelasan lengkap dari tiga nasehat tersebut.

Baca juga: Nasehat-nasehat Imam Ghazali untuk Anaknya

Jadilah Manusia Terbaik di Hadapan Allah

Agar bisa menjadi manusia terbaik di hadapan Allah SWT adalah dengan menjadi manusia bertakwa dan berakhlak mulia. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam Al Quran dan juga di dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَٰكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓا۟ ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (H.R. Al Hujurat: 13).

Berdasarkan ayat di atas, manusia terbaik dan mulia adalah yang paling bertakwa kepada Allah SWT.

إِنَّ خِيَارَكُمْ أَحَاسِنُكُمْ أَخْلَاقًا

Artinya: “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya.” (H.R. Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Bertakwa dan berakhlak mulia adalah cara untuk menjadi manusia terbaik di hadapan Allah SWT.

Baca juga: Al Muflis: Golongan Orang-orang yang Bangkrut di Akhirat

Jadilah Manusia Paling Hina di Hadapan Diri Sendiri

Menjadi manusia paling hina di hadapan diri sendiri akan menghilangkan sifat sombong, riya' (suka pamer), 'ujub (membanggakan diri), tajassus (mencari-cari kesalahan orang lain), dan merendahkan orang lain.

Syaikh Abdul Qadir Jailani juga memberikan nasehat bagaimana agar manusia tetap menjadi manusia yang tidak sombong dan merasa paling hina di hadapan diri sendiri.

Jika kamu bertemu manusia, pandanglah bahwa dia memiliki keutamaan dibandingkan dirimu, dan (tanamkan dalam hatimu) katakan bahwa bisa jadi menurut Allah dia lebih baik dan lebih tinggi derajatnya dibandingkan diri sendiri.

Jika melihat orang yang lebih muda, maka katakan bahwa dia tidak (belum) melakukan dosa kepada Allah, sementara saya telah melakukan dosa kepada-Nya, maka tidak dapat dibantah lagi bahwa dia lebih baik daripada saya.

Jika melihat orang yang lebih tua (umurnya) maka katakan bahwa dia telah lebih dulu beribadah kepada Allah dibandingkan saya.

Jika melihat orang alim, maka katakan bahwa dia telah berkonstribusi dengan ilmunya sedang saya belum mampu melakukannya dan dia mendapatkan apa yang belum saya capai dan mengetahui apa yang tidak saya ketahui dan dia mengamalkan ilmunya.

Jika melihat orang bodoh, maka katakan bahwa dia melakukan dosa kepada Allah karena kebodohannya sementara saya melakukan dosa dalam keadaan sadar, saya tidak tahu bagaimana kelak saya berakhir atau bagaimana dia berakhir?

Jika melihat orang kafir, maka katakan saya tidak tahu barangkali ia masuk Islam dan berakhir dengan amal yang baik dan barangkali saya jadi kafir dan berakhir dengan amal yang buruk.

Dengan sikap ini, maka manusia akan selalu berusaha menjadi pribadi yang terbaik dengan cara memperbaiki kekurangan diri dan tidak sibuk mencari-cari kesalahan orang lain dan menyombongkan diri.

Baca juga: Doa Nabi Muhammad SAW Saat Menghadapi Kesulitan: Sumber Kekuatan dan Ketenangan Hati

Jadilah Manusia Biasa di Hadapan Orang Lain

Dengan menganggap diri sebagai manusai biasa di hadapan orang lain, maka seseorang akan memposisikan diri menjadi orang yang sederajat dengan orang lain. Tidak berlaku sombong dan tidak juga merendahkan diri.

وَعِبَادُ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى ٱلْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلْجَٰهِلُونَ قَالُوا۟ سَلَٰمًا

Artinya: "Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (Q.S. Al Furqon: 63).

Dengan tiga di sikap di atas, manusia akan menjadi manusia terbaik di hadapan siapun, terutama di hadapan Allah SWT. 

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke