Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Abdulaziz bin Abdullah Al-Sheikh, Mufti Besar Arab Saudi yang Baru Wafat

Kompas.com - 24/09/2025, 12:55 WIB
Khairina

Penulis

Sumber Saudipedia

KOMPAS.com - Grand Mufti atau Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi, Syekh Abdulaziz bin Abdullah bin Muhammad Al-Sheikh, wafat pada Selasa (23/9/2025) pagi waktu setempat.

Pengumuman resmi disampaikan oleh Pengadilan Kerajaan melalui situs resmi Saudi Press Agency.

"Yang Mulia Syekh Abdulaziz bin Abdullah bin Muhammad Al-Sheikh, Mufti Besar Kerajaan Arab Saudi, Ketua Dewan Ulama Senior, Ketua Umum Riset Ilmiah dan Ifta, serta Presiden Dewan Tertinggi Liga Muslim Dunia, wafat pagi ini, Selasa, bertepatan dengan 1 Rabiul Tsani 1447 H," demikian pernyataan tersebut.

Baca juga: Grand Mufti Arab Saudi Syekh Abdulaziz Wafat, Dunia Islam Berduka

Sholat jenazah almarhum akan dilaksanakan di Masjid Imam Turki bin Abdullah, Riyadh, setelah shalat Ashar.

Selain itu, Wali Dua Masjid Suci memerintahkan agar shalat ghaib dilaksanakan di Masjidil Haram Makkah, Masjid Nabawi Madinah, serta seluruh masjid di Kerajaan Arab Saudi pada hari yang sama.

“Dengan wafatnya beliau, Kerajaan dan dunia Islam telah kehilangan seorang ulama terhormat yang berjasa besar dalam mengabdi kepada ilmu pengetahuan, Islam, dan umat Islam,” lanjut pernyataan resmi Pengadilan Kerajaan.

Baca juga: Bulan Rabiul Akhir: Makna, Fakta, dan Peristiwa Penting dalam Islam

Tumbuh sebagai Yatim

 

Abdulaziz bin Abdullah Al-Sheikh lahir pada 3 Dzulhijjah 1362 H atau 30 November 1943 di Makkah Al-Mukarramah.

Ayahnya meninggal pada 1370 H atau 1951 ketika ia masih berusia delapan tahun.

Setelah itu, ia belajar Alquran kepada Muhammad bin Sinan yang mengajarkannya hingga hafal Alquran tiga tahun kemudian.

Abdulaziz Al-Sheikh tumbuh sebagai yatim, menghafal Alquran sejak kecil, dan kehilangan penglihatannya pada usia 20-an.

Ia menimba ilmu syariat dari Mufti Saudi sebelumnya, Muhammad bin Ibrahim Al-Sheikh.

Ia kemudian memulai kariernya sebagai pengajar dan anggota dewan ilmiah di berbagai universitas.

Ia juga dikenal sebagai khatib di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh serta salah satu khatib terkenal Masjid Namirah.

Pendidikan

Abdulaziz Al-Sheikh mempelajari Kitab Tauhid, Al-Ushul Ats-Tsalatsah, dan Al-Arba’in An-Nawawiyyah dari Muhammad bin Ibrahim Al-Sheikh selama enam tahun (1374–1380 H/1955–1961).

Ia juga mempelajari ilmu faraid dari Abdulaziz bin Baz, serta ilmu nahwu dan tauhid dari Abdulaziz bin Shalih Al-Murshid.

Selain itu, ia belajar kitab Umdah Al-Ahkam dan Zad Al-Mustaqni’ dari Abdulaziz Al-Shathri.

Secara formal, ia menempuh pendidikan di Ma’had Imam Al-Da’wah Al-Ilmi di Riyadh pada 1374 H atau 1955.

Setelah itu, ia melanjutkan ke Fakultas Syariah Universitas Imam Muhammad bin Saud Al-Islamiyyah pada 1380 H atau 1961 dan lulus pada 1384 H atau 1965 dengan spesialisasi bahasa Arab dan ilmu syariah.

Baca juga: Indonesia Berhasil Rekam Hilal Awal Rabiul Akhir 1447 H di Ketinggian Terendah

Karier Akademik dan Dakwah

Pada 1384 H atau 1965, Abdulaziz Al-Sheikh diangkat sebagai guru di Ma’had Imam Al-Da’wah Al-Ilmi di Riyadh selama delapan tahun.

Ia kemudian menjadi dosen di Fakultas Syariah Universitas Imam Muhammad bin Saud pada 1399 H atau 1979, dan menjadi profesor madya pada 1400 H atau 1980.

Selain itu, ia juga mengajar di Ma’had Al-Qadha Al-‘Aly (Institut Tinggi Peradilan) Riyadh.

Ia berperan membimbing dan menguji sejumlah tesis magister dan doktoral di Universitas Imam Muhammad bin Saud, Universitas Umm Al-Qura, dan Ma’had Al-Qadha.

Sejak 1389 H atau 1969, ia menjadi imam dan khatib di Masjid Muhammad bin Ibrahim di Dukhnah, Riyadh.

Setelah itu, ia memimpin shalat Jumat di Masjid Abdullah bin Abdul Latif, lalu pindah menjadi imam di Masjid Imam Turki bin Abdullah.

Ia juga dikenal aktif memberikan ceramah, kuliah umum, serta tampil dalam siaran radio dan televisi keagamaan.

Baca juga: Arab Saudi Resmi Rilis HUMAIN Chat, Aplikasi AI Berbahasa Arab Pertama di Dunia

Jabatan Resmi

Abdulaziz Al-Sheikh diangkat sebagai imam dan khatib Masjid Namirah di Arafah pada 1402 H atau 1982.

Ia menjadi anggota Hai’ah Kibar Al-Ulama (Dewan Ulama Senior) pada 1407 H atau 1987.

Pada 1412 H atau 1991, ia diangkat sebagai anggota tetap di Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta (Komite Fatwa).

Pada 1416 H atau 1995, ia diangkat sebagai wakil Mufti Agung Kerajaan.

Pada 29 Muharram 1420 H atau 14 Mei 1999, ia ditetapkan sebagai Mufti Umum Kerajaan Arab Saudi menggantikan Abdulaziz bin Baz.

Sejak itu hingga wafatnya pada 1447 H atau 2025, ia menjabat sebagai Mufti Besar Arab Saudi, Ketua Hai’ah Kibar Al-Ulama, dan Ketua Al-Riasah Al-Ammah Lil Buhuts Al-Ilmiyyah wal Ifta setingkat menteri.

Ia menjadi mufti ketiga dalam sejarah Arab Saudi setelah Muhammad bin Ibrahim Al-Sheikh dan Abdulaziz bin Baz.

Karya Tulis dan Fatwa

Abdulaziz Al-Sheikh menulis sejumlah karya dalam bidang akidah, fiqih, dan fatwa.

Beberapa karyanya adalah Kitabullah wa Makanatuhu Al-Azhimah, Haqiqat Syahadat An La Ilaha Illallah wa Anna Muhammadan Rasulullah, serta Al-Jami’ li Khutab Arafah.

Ia juga memiliki kumpulan fatwa yang dihimpun dari program radio Nur ‘ala Al-Darb.

Karya itu mencakup Fatawa fi Al-Aqidah, Fatawa fi Al-Thaharah wa Al-Shalah, Ahkam wa Fatawa Al-Zakah, Fatawa Al-Shiyam, Fatawa Al-Hajj, serta kumpulan fatwa dan risalah pribadi.

Abdulaziz bin Abdullah Al-Sheikh dikenang sebagai ulama terkemuka yang mengabdikan hidupnya untuk dakwah, pendidikan, fatwa, serta kepemimpinan keagamaan di Kerajaan Arab Saudi.

Sebagian artikel ini telah tayang di KOMPAS.com dengan judul 
Grand Mufti Arab Saudi Syekh Abdulaziz Wafat, Dunia Islam Berduka

 

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke