Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nabi Muhammad SAW Ditampar Orang Badui

Kompas.com - 24/09/2025, 14:32 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Ketika Madinah sedang dilanda musim kering berkepanjangan. Banyak kebun mengalami gagal panen. Seisi kota pun mengalami kesulitan pangan.

Nabi Muhammad SAW dan keluarganya juga turut merasakan kesusahan itu. Bahkan, Nabi Muhammad SAW sampai harus mengganjal perutnya dengan batu-batu kecil untuk menahan rasa lapar.

Dalam kondisi tersebut, Nabi Muhammad SAW mencari pekerjaan untuk bisa mendapatkan makanan. Hal tersebut dilakukan agar cucunya, Hasan dan Husain, bisa makan.

Baca juga: Kisah Detik-detik Akhir Kehidupan Nabi Muhammad SAW

Saat mencari pekerjaan tersebut, Nabi Muhammad SAW ditampar oleh orang Badui yang mempekerjakannya. Kisah ini terdapat dalam kitab Kitab An Nawadir karya Imam Syihabuddin Al-Qulyubi. Berikut kisah lengkapnya.

Nabi Muhammad Mengunjungi Putrinya

Pada suatu hari, beliau mengunjungi kediaman putrinya, Fathimah Az Zahra. Istri Ali bin Abi Thalib itu pun mengadukan keadaan diri dan anak-anaknya yang belum makan selama beberapa hari terakhir.

“Ayah,” kata Fathimah, “kami sekeluarga sudah tiga hari tidak makan.”

Maka dengan perasaan haru, Nabi Muhammad SAW menampakkan perut beliau yang saat itu diganjal dengan batu yang terikat. “Fathimah, bila engkau sudah tiga hari tidak makan, ayahmu sudah empat hari,” kata beliau.

Nabi Muhammad SAW pun pamit dari rumah tersebut sembari bergumam, memikirkan keadaan mereka, “Aduh kasihan, Hasan dan Husain sangat lapar.”

Baca juga: Fathu Makkah: Penaklukan Kota Mekkah Tanpa Pertumpahan Darah

Nabi Muhammad Meminta Pekerjaan kepada Orang Badui

 

Melihat kondisi keluarga putrinya, Nabi Muhammad SAW kemudian meneruskan perjalanan hingga ke luar wilayah Madinah. Langkah kakiknya terhenti di dekat sebuah sumur.

Tak lama kemudian, seorang pemuda menghampirinya. Orang Badui itu tidak tahu bahwa lelaki di hadapannya adalah Rasulullah SAW.

“Wahai Badui,” ujar Nabi SAW setelah mengucapkan salam, “adakah pekerjaan yang dapat engkau berikan untukku?”

“Ada,” jawabnya.

“Apa itu?”

“Menimba air di sumur ini untukku. Aku akan memberikanmu tiga buah kurma pada setiap timbaan sebagai imbalannya,” tutur pemuda Badui tersebut.

Maka Nabi Muhamamd SAW pun langsung menimba air di sumur itu. Pada timbaan yang pertama, semua berjalan lancar. Ember milik si Badui mulai terisi air, sedangkan beliau mendapatkan upah tiga butir kurma. Berikutnya juga baik-baik saja.

Namun, saat Muhamamd SAW menimba untuk kali yang kesembilan tiba-tiba tali timba putus dan jatuh ke dalam sumur. Beliau berhenti dan sempat merasa kebingungan.

Melihat itu, si Badui langsung memarahinya. Dengan cepat, tangannya menampar keras pipi Muhamamd SAW. Ia kemudian melempar 24 kurma yang sudah menjadi hak beliau dan meninggalkannya begitu saja.

Baca juga: Pidato Terakhir Nabi Muhammad SAW saat Haji Wada

Reaksi Nabi Muhammad SAW Setelah Mendapat Tamparan

Ketika Nabi Muhammad SAW ditampar oleh orang Badui, Beliau tidak menunjukkan sikap marah sama sekali. Dengan sabar, Beliau masuk ke dalam sumur untuk mengambil timba yang tadi terjatuh. Lalu, tali timba itu diikatnya lagi dengan kuat.

Sebelum melangkah pulang, beliau mengucapkan salam dan terima kasih kepada si Badui yang mempekerjakannya. Begitu Muhamamd SAW sudah menjauh, pemuda tersebut mulai berpikir, mengapa orang yang ditamparnya tidak marah-marah?

“Jangan-jangan, orang itu adalah Muhammad!” gumamnya.

Ia langsung mengambil sebilah pedang dan memotong tangannya yang telah menampar pipi Muhammad SAW. Setelah memotong tangannya tersebut, ia mencari Nabi Muhammad SAW untuk meminta maaf sambil membawa potongan tangan tersebut.

Di hadapan Nabi Muhammad SAW, ia menyampaikan permintaan maafnya dan memohon agar Nabi Muhammad SAW bersedia mengembalikan tangannya seperti semula. Dengan izin Allah SWT, tangan tersebut kembali seperti sedia kala.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke