KOMPAS.com – Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Gunawan Budiyanto, mengupas gejolak sosial di Indonesia melalui perspektif kemanusiaan dalam Al-Qur’an.
Dalam ceramah di Masjid KH Ahmad Dahlan UMY, Kamis (14/8/2025), ia membedah tiga istilah kunci yang menggambarkan tingkatan manusia, sekaligus menyoroti beban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang melonjak hingga 200 persen.
Gunawan memulai pembahasan dengan menyinggung kerusuhan dan ketegangan di sejumlah daerah seperti Pati, Banyuwangi, dan Walimandar.
Menurutnya, peristiwa ini menunjukkan retaknya hubungan antarmanusia (ḥablun min al-nās).
Baca juga: MUI: Pajak Tidak Bisa Disamakan dengan Zakat atau Wakaf
“Jika cara pendekatannya keliru, ini bisa memicu gerakan yang lebih besar,” ujarnya.
Ia lalu menjelaskan tiga tingkatan manusia yang disebut dalam Al-Qur’an.
Disebut 36 kali dalam 26 surah, istilah ini mengacu pada manusia dalam dimensi biologis, dibedakan dari makhluk lain secara fisik dan pola hidup.
Muncul 241 kali dalam 55 surah, menggambarkan manusia dengan akal budi, cipta, karya, dan karsa.
Namun, dorongan karsa sering membuat manusia mengambil lebih dari yang dibutuhkan.
Seekor monyet hanya mengambil tiga pisang untuk kenyang, tapi manusia cenderung memilih gaji lebih besar meski kebutuhannya sama. Tanpa kendali agama, nafsu bisa menjadi liar.
"Bukan karena kebutuhan, melainkan dorongan nafsu. Tanpa kendali agama, nafsu dapat menjadi liar, memicu kemunafikan dan ketidakselarasan sosial,” jelasnya.
Disebut 65 kali dalam 43 surah, yakni manusia yang mampu mengendalikan nafsu melalui akal yang diterangi tauhid dan syariat.
Gunawan menyoroti lonjakan PBB yang menurutnya paling memberatkan petani.
“Petani paling merasakan dampaknya karena hidup mereka bergantung pada tanah,” tegasnya, membandingkan penghasilan petani yang jauh di bawah profesi lain seperti dosen.
Mengutip Surah al-Tīn ayat 4–5, ia mengingatkan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk terbaik (aḥsani taqwīm) tetapi bisa jatuh ke derajat terendah (asfala sāfilīn) jika gagal mengendalikan hawa nafsu.
Ia mengatakan, banyak pelaku kriminal masih berada pada tingkat al-basyar, hanya berbeda dari hewan secara fisik.
Baca juga: Menag: Mencegah Intoleransi Butuh Cinta, Bukan Hanya Peraturan
Gunawan menutup ceramah dengan pesan agar umat Islam senantiasa berada di derajat al-insān.
“Mudah-mudahan dengan ibadah yang kita jalankan, kita tetap berada di kamar al-insān, sebagaimana disampaikan dalam Surah al-Tīn,” tutupnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!