KOMPAS.com-Bulan Rabiul Akhir merupakan bulan keempat dalam kalender Hijriah yang digunakan umat Islam di seluruh dunia.
Bulan ini sering dipandang sebagai kelanjutan dari Rabiul Awal, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, meski memiliki keunikan dan sejarahnya tersendiri.
Dilansir dari laman Baznas, secara etimologis, nama Rabiul Akhir berasal dari bahasa Arab yang berarti “musim semi akhir” atau “musim semi kedua.”
Nama ini diberikan karena pada masa lalu bulan tersebut bertepatan dengan musim semi di Jazirah Arab.
Baca juga: Indonesia Berhasil Rekam Hilal Awal Rabiul Akhir 1447 H di Ketinggian Terendah
Dalam kalender Hijriah modern, bulan Rabiul Akhir tidak selalu bersamaan dengan musim tertentu. Namun, penyebutan nama ini tetap dipertahankan sebagai bagian dari tradisi Islam.
Rabiul Akhir tidak termasuk bulan haram seperti Muharram, Rajab, atau Dzulhijjah. Meski begitu, bulan ini tetap memiliki nilai penting karena terkait dengan beberapa peristiwa sejarah Islam.
Ada sejumlah hal yang menjadikan Rabiul Akhir tetap bernilai dalam kehidupan umat Muslim, meskipun tidak ada ibadah khusus yang diwajibkan.
Beberapa tokoh besar Islam wafat di bulan ini. Di antaranya Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pemimpin yang dikenal adil, bijaksana, dan kerap disebut sebagai “khalifah kelima” karena kesalehannya.
Selain itu, bulan ini juga menjadi kelanjutan dari Rabiul Awal yang diisi dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Umat Islam dapat menjadikan Rabiul Akhir sebagai momentum melanjutkan refleksi spiritual yang dimulai pada bulan sebelumnya.
Baca juga: Sejarah Nama-nama Bulan dalam Kalender Hijriyah
Tidak ada ibadah spesifik yang diwajibkan di bulan Rabiul Akhir. Meski demikian, umat Islam tetap dianjurkan memperbanyak amal kebajikan, doa, serta dzikir. Amalan sehari-hari seperti shalat sunnah, membaca Al-Qur’an, dan bersedekah menjadi bentuk ibadah yang sangat dianjurkan.
Di sejumlah negara Muslim, bulan ini diwarnai dengan berbagai tradisi lokal. Sebagian masyarakat mengadakan pengajian, dzikir bersama, atau ceramah keagamaan. Aktivitas ini biasanya dimanfaatkan untuk mempererat silaturahmi dan memperkuat nilai keagamaan di tengah komunitas.
Baca juga: Mengenal Nama-nama Hari dalam Bahasa Arab dan Nama-nama Bulan Kalender Hijriyah
Bulan Rabiul Akhir dapat dimaknai sebagai kesempatan untuk memperbanyak amal kebajikan. Islam mengajarkan bahwa setiap waktu adalah peluang untuk meningkatkan iman dan memperbaiki diri.
Umat Muslim dianjurkan menggunakan bulan ini untuk memperbanyak doa, dzikir, serta melakukan introspeksi terhadap perjalanan hidup.
Dari peristiwa sejarah hingga pengalaman pribadi, Rabiul Akhir bisa menjadi momentum untuk mengambil hikmah sekaligus memperkuat persiapan menuju kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini