Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosa Membiarkan Tetangga Lapar, Peringatan Keras dari Umar Bin Khattab

Kompas.com, 4 November 2025, 09:01 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Dalam sejarah Islam, Khalifah Umar bin Khattab dikenal sebagai pemimpin yang tegas menegakkan keadilan sekaligus memiliki kepekaan tinggi terhadap penderitaan rakyat.

Salah satu kisah masyhur yang menjadi pelajaran besar hingga kini adalah peristiwa ketika seorang lelaki datang mengadu kepada Khalifah Umar karena rumahnya kemalingan.

“Wahai Amirul Mukminin, semalam ada pencuri yang masuk ke rumah saya dan mengambil barang-barang saya. Saya mohon keadilan,” adu lelaki itu.

Baca juga: Doa Saat Merasa Dizalimi Berdasarkan Alquran dan Hadis

Mendengar laporan tersebut, Umar bertanya, “Apakah kamu mengenal pencurinya? Kalau kamu mengenalnya, bawa dia kemari.”

Ketika pencuri itu dihadapkan, Umar bertanya, “Apakah benar kamu mencuri?”

“Iya,” jawab si pencuri lirih.

“Mengapa kamu mencuri?” tanya Umar lagi.

Dengan air mata menetes, ia menjawab, “Saya bersama anak dan istri hidup dalam kelaparan. Sudah tiga hari kami tidak makan. Anak saya menangis terus karena kelaparan, sedangkan susu ibunya kering. Karena itu, saya terpaksa mencuri untuk bertahan hidup.”

Mendengar pengakuan itu, Umar tidak serta-merta menjatuhkan hukuman potong tangan. Ia justru menegur keras si korban pencurian yang ternyata adalah tetangga sang pencuri.

“Hukuman pencuri adalah potong tangan,” kata Umar, “tetapi jika pencuri ini yang kebetulan tetanggamu mencuri lagi di rumahmu karena lapar, maka bukan tangannya yang akan aku potong, melainkan tanganmu. Sebab engkau membiarkan tetanggamu lapar.”

Kisah ini menjadi refleksi mendalam tentang tanggung jawab sosial dalam Islam. Tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi para pemimpin yang memiliki amanah besar terhadap kesejahteraan rakyatnya.

Rasulullah SAW telah bersabda:

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ

“Tidaklah seorang mukmin yang kenyang sementara tetangganya lapar sampai ke lambungnya.” (HR. Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa keimanan seseorang dipertaruhkan ketika ia menutup mata terhadap penderitaan di sekitarnya.

Baca juga: Kumpulan Doa Dijauhkan dari Sifat Malas Lengkap dengan Terjemahannya

Apalagi jika seorang pemimpin membiarkan rakyatnya hidup dalam kelaparan dan kesengsaraan.

Dalam konteks kekinian, pesan Umar bin Khattab dan sabda Rasulullah SAW menjadi tamparan moral bagi siapa pun yang memiliki tanggung jawab sosial—baik sebagai individu, pejabat, maupun pemimpin negara.

Sebab, membiarkan rakyat lapar bukan hanya kelalaian politik, tetapi juga dosa kemanusiaan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Mubes Warga NU Serukan Percepat Muktamar dan Tolak Konsesi Tambang
Mubes Warga NU Serukan Percepat Muktamar dan Tolak Konsesi Tambang
Aktual
ISNU Gelar Fun Walk Peduli Lingkungan dan Galang Dana Bencana Sumatera
ISNU Gelar Fun Walk Peduli Lingkungan dan Galang Dana Bencana Sumatera
Aktual
Keutamaan Bulan Rajab dalam Islam, Dalil Alquran, dan Amalan Sunnah yang Dianjurkan
Keutamaan Bulan Rajab dalam Islam, Dalil Alquran, dan Amalan Sunnah yang Dianjurkan
Doa dan Niat
Forum Bahtsul Masail Pesantren DIY: Syuriyah Tak Berwenang Makzulkan Ketum PBNU
Forum Bahtsul Masail Pesantren DIY: Syuriyah Tak Berwenang Makzulkan Ketum PBNU
Aktual
PBNU Apresiasi Strategi Pemerintah Tangani Dampak Bencana di Sumatera
PBNU Apresiasi Strategi Pemerintah Tangani Dampak Bencana di Sumatera
Aktual
Jarang Diungkap, Yerusalem Pernah Menjadi Kota Toleransi Antariman
Jarang Diungkap, Yerusalem Pernah Menjadi Kota Toleransi Antariman
Aktual
Hadits-hadits Lemah dan Palsu Seputar Puasa Rajab yang Populer di Masyarakat
Hadits-hadits Lemah dan Palsu Seputar Puasa Rajab yang Populer di Masyarakat
Doa dan Niat
Kontroversi Puasa Bulan Rajab, Antara Sunnah dan Bid'ah
Kontroversi Puasa Bulan Rajab, Antara Sunnah dan Bid'ah
Doa dan Niat
Niat Puasa Rajab: Bacaan, Waktu Niat, dan Penjelasan Hukumnya
Niat Puasa Rajab: Bacaan, Waktu Niat, dan Penjelasan Hukumnya
Aktual
Keteguhan Iman, Bakti pada Ibu, dan Janji Surga Sa’ad bin Abi Waqqas
Keteguhan Iman, Bakti pada Ibu, dan Janji Surga Sa’ad bin Abi Waqqas
Aktual
Menag: Fasilitas Pendidikan Kemenag di Aceh Mulai Dibangun Kembali pada 2026
Menag: Fasilitas Pendidikan Kemenag di Aceh Mulai Dibangun Kembali pada 2026
Aktual
Ayat-Ayat tentang Kematian dalam Al Quran untuk Dipahami dan Direnungkan
Ayat-Ayat tentang Kematian dalam Al Quran untuk Dipahami dan Direnungkan
Doa dan Niat
Doa Masuk Bulan Rajab Agar Diberikan Keberkahan dan Bisa Bertemu Bulan Ramadhan
Doa Masuk Bulan Rajab Agar Diberikan Keberkahan dan Bisa Bertemu Bulan Ramadhan
Doa dan Niat
Syahid yang Berjalan di Bumi, Kisah Pengorbanan Thalhah bin Ubaidillah
Syahid yang Berjalan di Bumi, Kisah Pengorbanan Thalhah bin Ubaidillah
Aktual
Doa Awal Bulan Rajab: Memohon Keberkahan dan Keselamatan
Doa Awal Bulan Rajab: Memohon Keberkahan dan Keselamatan
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com