Editor
KOMPAS.com-Bulan Rajab menempati posisi istimewa dalam kalender Islam karena termasuk satu dari empat bulan haram yang dimuliakan Allah SWT, sehingga umat Islam dianjurkan meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga diri dari perbuatan maksiat.
Dalam penanggalan hijriah, Rajab merupakan bulan ketujuh yang berbasis peredaran bulan (qamariah) dan berada di antara Jumadil Akhir serta Sya’ban, menjadikannya fase penting dalam persiapan spiritual menuju Ramadhan.
Dilansir dari laman Baznas, ulama besar Syekh Zainuddin al-Malibari dalam kitab Fathul Mu’in menjelaskan bahwa bulan paling utama setelah Ramadhan adalah bulan-bulan yang dimuliakan Allah dan Rasul-Nya, yakni Muharram, Rajab, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Sya’ban.
Baca juga: Hadits-hadits Lemah dan Palsu Seputar Puasa Rajab yang Populer di Masyarakat
Rajab memiliki status yang sama dengan Muharram sebagai bulan haram, sehingga larangan melakukan perbuatan dosa ditegaskan lebih kuat dibanding bulan lainnya, seiring anjuran memperbanyak amal ketaatan.
Allah SWT menegaskan kemuliaan empat bulan haram dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 36 sebagai bagian dari ketetapan agama yang lurus dan peringatan agar manusia tidak menzalimi diri sendiri pada waktu tersebut.
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah SWT menyertai orang-orang yang bertakwa, khususnya mereka yang menjaga diri dan meningkatkan ibadah pada bulan-bulan yang dimuliakan.
Selain memiliki nilai kemuliaan, Rajab juga menjadi momentum penting dalam membangun kesiapan mental dan spiritual menjelang datangnya bulan suci Ramadhan.
Baca juga: Kumpulan Hadits Lemah dan Palsu Seputar Bulan Rajab
Puasa sunnah di bulan Rajab termasuk amalan yang sering dilakukan umat Islam sebagai bentuk penghormatan terhadap bulan haram, sebagaimana Rasulullah SAW menganjurkan puasa pada bulan-bulan yang dimuliakan.
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa puasa satu hari di bulan haram memiliki keutamaan besar, sehingga banyak ulama menganjurkan puasa Rajab pada hari Senin dan Kamis atau bertepatan dengan ayyamul bidh pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah.
Istighfar dan dzikir juga dianjurkan diperbanyak pada bulan Rajab sebagai sarana membersihkan hati dari dosa dan memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT.
Salah satu bacaan istighfar yang lazim diamalkan adalah “Astaghfirullah wa atubu ilaih,” sebagai ungkapan permohonan ampun dan tekad memperbaiki diri.
Baca juga: Kontroversi Puasa Bulan Rajab, Antara Sunnah dan Bidah
Doa khusus yang diajarkan Rasulullah SAW pada bulan Rajab menjadi pengingat penting akan harapan bertemu Ramadhan dalam keadaan iman dan kesehatan.
Allahumma barik lana fi Rajab wa Sya’ban wa ballighna Ramadhan.
Shalat malam dan qiyamul lail, termasuk tahajud dan witir, dianjurkan untuk diperbanyak pada bulan Rajab karena suasana malam yang tenang mendukung kekhusyukan ibadah.
Membaca Al-Qur’an pada waktu malam di bulan Rajab juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT sekaligus memperkuat kesiapan spiritual menjelang Ramadhan.
Sedekah pada bulan Rajab dipandang sebagai amalan bernilai tinggi karena dilakukan pada waktu yang dimuliakan, sehingga semangat berbagi kepada fakir miskin dan anak yatim semakin ditekankan.
Kepedulian sosial melalui sedekah dan bantuan kemanusiaan mencerminkan kesalehan sosial yang sejalan dengan tujuan utama ibadah dalam Islam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang