Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Ayah Selain Mencari Nafkah Dalam Keluarga Menurut Islam

Kompas.com, 12 November 2025, 20:24 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Peran ayah dalam keluarga identik sebagai pencari nafkah. Terkadang ada seorang ayah yang tidak mau mengerjakan tugas lain selain mencari nafkah. Harinya dihabiskan untuk bekerja dan setelah sampai rumah hanya istirahat saja.

Padahal menurut Islam, peran ayah lebih besar dari sekedar mencari nafkah. Ayah adalah sosok terdepan dalam keluarga yang mempunyai peran dalam menentukan nasib keluarga baik di dunia dan akhirat.

Baca juga: 5 Doa untuk Orang Tua Lengkap dengan Terjemahannya

Untuk memahami peran ayah, berikut ini pembahasannya menurut Islam.

1. Ayah Sebagai Pencari Nafkah

Salah satu tugas utama ayah adalah mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Hal ini diterangkan Allah SWT dalam Al Quran.

وَعَلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُۥ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ

Artinya: "...Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf..." (Q.S. Al Baqarah: 233).

2. Ayah Sebagai Pemimpin Keluarga

Tugas ayah selanjutnya adalah sebagai pemimpin dalam keluarga. Ia bertugas mengarahkan keluarga menjadi seperti apa kedepannya.

كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ

Artinya: “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Amir (kepala Negara), dia adalah pemimpin manusia secara umum, dan dia akan diminta pertanggungjawaban atas mereka. Seorang suami dalam keluarga adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka..." (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca juga: Lindungi Diri dan Keluarga dengan Doa Keselamatan yang Diajarkan Rasulullah SAW

3. Ayah Berperan Sebagai Pelindung Keluarga

Allah memberitahukan kepada manusia bahwa tugas laki-laki adalah membawa diri dan keluarga selamat dari neraka. Hal ini ditegaskan dalam Al Quran surat At Tahrim ayat 6.


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

4. Ayah Berperan Membantu Istri di Rumah

Nabi Muhammad SAW mengajarkan bagaimana ketika di rumah, Nabi Muhammad SAW membantu istrinya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga.

كَانَ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ قَامَ إِلَى الصَّلاَةِ

Artinya: “Dahulu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membantu istrinya dalam perkerjaan rumah tangga, dan jika tiba waktu shalat, maka beliau pun pergi shalat.” (H.R. Bukhari).

Baca juga: 4 Doa Agar Cepat Menunaikan Ibadah Haji Bersama Keluarga

5. Ayah Menjaga Fitrah Keislaman Anak

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah atau suci. Fitrah juga dapat dimaknai sebagai Islam. Berarti anak sejak lahir sudah Islam, peran orang tuanya yang menjadikannya tetap dalam Islam, atau menjadi Yahudi atau Nasrani.

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

6. Ayah Menjadi Teladan dalam Keluarga

Ayah menjadi teladan kebaikan bagi anak. Dalam doa yang sering dipanjatkan, yaitu surat Al Furqan ayat 74, Salah satu isi doanya adalah meminta agar menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. 

Objek yang dipimpin dalam hal ini adalah istri dan anak-anak. Untuk bisa membawa istri dan anak-anak menjadi orang yang bertakwa, maka ayah sebagai pemimpin harus memberikan keteladanan untuk istri dan anak dalam hal ketakwaan dan kebaikan-kebaikan lainnya.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al Furqon: 74).

Baca juga: Doa untuk Keharmonisan Keluarga: Arab, Latin, dan Artinya

7. Ayah Berperan Mengasuh dan Mendidik Anak

Dalam Al Quran surat Luqman, dikisahkan bagaimana Luqman Al Hakim memberikan nasehat kepada anak-anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa ayah berperan dalam mengasuh dan mendidik anak.

Dalam ayat-ayat lain, dikisahkan bagaimana Nabi Ibrahim mendidik anaknya, yaitu Ismail. Nabi Ibrahim melibatkan Ismail dalam membangun Ka'bah. Ketika mendapat perintah untuk menyembelih anaknya, Nabi Ibrahim juga mengajak anaknya untuk berdiskusi dan memberikan pengertian.

Itulah bebererapa peran ayah dalam keluarga. Semoga para ayah senantiasa menjalankan tugasnya dengan baik sehingga tercipta keluarga yang harmonis, penuh keberkahan, dan selamat dunia dan akhirat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com