KOMPAS.com-Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan duka dan keprihatinan mendalam atas banjir yang menerjang sejumlah wilayah di Sumatera.
Bencana tersebut melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dampak banjir dilaporkan merusak rumah warga, sarana pendidikan, serta rumah ibadah di ketiga provinsi itu.
Baca juga: Angka Perceraian Tembus 35 Persen, Menag Minta BP4 Perkuat Pendampingan Keluarga Muda
Nasaruddin menyebut musibah ini menimbulkan penderitaan besar bagi masyarakat terdampak.
“Saya Nasaruddin Umar, Menteri Agama Republik Indonesia, mengucapkan ikut sangat prihatin terhadap musibah yang melanda sejumlah daerah di Sumatera, khususnya di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat,” kata Nasaruddin, Jumat (28/11/2025), dilansir dari laman Kemenag.
Baca juga: Menag: PPG Kini Dibuka untuk Semua Guru Lintas Agama, Tidak Hanya Guru Islam
Ia menilai kondisi para korban banjir merupakan perkara yang patut menjadi keprihatinan bersama.
Menurut Nasaruddin, banjir tidak hanya merusak permukiman, tetapi juga mengganggu aktivitas pendidikan dan peribadatan.
Ia menyatakan sejumlah sekolah, madrasah, serta rumah ibadah ikut terdampak banjir.
Menag menegaskan negara hadir untuk meringankan beban masyarakat yang sedang menghadapi cobaan ini.
Ia juga menekankan pentingnya kerja bersama antar unsur bangsa dalam membantu korban.
Nasaruddin mengajak seluruh warga Indonesia bergotong royong memikul beban saudara sebangsa.
Ajakan itu disampaikan sebagai bentuk tanggung jawab sosial dalam situasi darurat.
“Saya sebagai Menteri Agama, insya Allah mengajak kepada kita segenap warga bangsa Indonesia untuk ikut bersama-sama memikul beban dan tanggung jawab yang dialami oleh saudara-saudara kita,” ujarnya.
Baca juga: Doa Saat Musibah Banjir, Lengkap dengan Bacaan Arab, Latin, dan Artinya
Ia menyebut pemerintah, melalui Kementerian Agama, turut bergerak menghitung dampak banjir pada lembaga pendidikan keagamaan.
Nasaruddin menyatakan pendataan dilakukan terhadap madrasah yang terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Proses pendataan juga mencakup kerusakan rumah ibadah di wilayah banjir.
Menag menambahkan timnya menelusuri apakah ada santri atau murid yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.
Ia menekankan pendataan dilakukan secepat mungkin agar bantuan bisa disalurkan dengan tepat.
“Kami juga mendata adakah santri atau murid-murid kita yang ikut korban dengan kejadian-kejadian ini,” tutur Nasaruddin.
Baca juga: Pesan Menag: Merusak Alam Sama dengan Merusak Tanda Keberadaan Tuhan
Menag menyebut dirinya bersama tim berencana mengunjungi daerah terdampak dalam waktu dekat.
Kunjungan itu ditujukan untuk memastikan kondisi lapangan sekaligus menyalurkan bantuan sesuai kemampuan kementerian.
Ia mengatakan bantuan akan diberikan seperlunya berdasarkan hasil pendataan yang masuk.
Nasaruddin lalu mengimbau masyarakat memperkuat empati terhadap korban banjir.
Ia mengingatkan solidaritas dan kepedulian sosial merupakan karakter kuat bangsa Indonesia.
“Saya mengimbau kepada kita semuanya mari kita tunjukkan solidaritas kita kepada saudara-saudara kita warga sebangsa yang mengalami musibah ini,” ucapnya.
Menag juga mendoakan keluarga terdampak agar diberi ketabahan menghadapi situasi sulit.
Ia berharap masyarakat yang aman dari bencana tetap ikut menunjukkan kepedulian.
Nasaruddin menyebut doa dan dukungan moral dari warga yang tidak terdampak memiliki arti penting bagi korban.
Ia menilai empati sosial menjadi sumber kekuatan bangsa dalam menghadapi musibah.
“Dan kita semuanya yang selamat dan tidak terkena apa-apa ikut prihatin dan mendoakan kepada saudara-saudara kita yang terkena musibah ini,” katanya.
Ia berharap ada hikmah besar di balik bencana banjir yang sedang terjadi.
Nasaruddin menutup pernyataannya dengan doa agar proses pemulihan berjalan lancar dan masyarakat lekas bangkit.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang