KOMPAS.com - Kondisi di sejumlah wilayah terdampak banjir, khususnya di Lhokseumawe dan daerah sekitarnya, masih berada dalam status darurat.
Hingga Senin (1/12/2025), air belum sepenuhnya surut, jaringan komunikasi terputus, dan banyak jalan utama rusak berat, membuat ribuan warga terisolasi.
Gambaran situasi itu disampaikan Wakil Ketua Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) PP Muhammadiyah, Indrayanto, dilansir dari muhammadiyah.or.id.
Baca juga: Terdampak Banjir, 7 Finalis Olimpiade PAI 2025 Gagal Hadir di Jakarta namun Tetap Diikutsertakan
“Sebagian wilayah mengalami pemadaman listrik dan komunikasi yang tidak stabil. Akses jalan yang terputus membuat banyak warga terisolasi,” ujarnya.
Indra menuturkan, terganggunya akses distribusi mengakibatkan beberapa titik mengalami kelangkaan bahan pangan.
Bantuan pun belum dapat disalurkan secara merata karena kondisi lapangan yang sangat sulit. Meski demikian, pemerintah terus berupaya membuka akses jalan dan mengirim bantuan secara bertahap.
Di tengah situasi darurat tersebut, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) turun langsung memberikan layanan evakuasi dan penyelamatan.
Kelompok rentan seperti ibu hamil, lansia, difabel, anak-anak, dan warga sakit menjadi prioritas utama.
“MDMC Muhammadiyah turut memberikan layanan penyelamatan dan evakuasi kepada warga terdampak,” tambahnya.
Pos-pos layanan darurat Muhammadiyah telah dibuka di berbagai daerah Aceh, mulai dari Langsa, Lhokseumawe, Bireuen, Singkil, hingga Bener Meriah.
Penanganan diperluas ke wilayah Aceh Tengah dan Aceh Tamiang, dengan relawan terus memantau kebutuhan warga setiap hari.
Sementara itu, di Sumatera Utara, pos layanan telah beroperasi di Langkat, Tapanuli Selatan, dan Medan, dengan rencana perluasan ke Sibolga dan Tapanuli Tengah. Di Sumatera Barat, pos aktif berada di Agam, Padang Pariaman, Solok, Tanah Datar, dan Pesisir Selatan.
Relawan MDMC menyalurkan bantuan berupa makanan, pakaian, hygiene kit, alas tidur, selimut, family kit, hingga layanan kesehatan.
Karena akses darat banyak yang terputus, sebagian relawan bahkan menggunakan kapal nelayan untuk mencapai lokasi terdampak.
MDMC menyatakan sejumlah kebutuhan mendesak masih harus dipenuhi, antara lain sembako, baby kit, peralatan masak, hygiene kit, kebutuhan perempuan, terpal tenda, alas tidur, hunian darurat, peralatan ibadah, air bersih, dan obat-obatan.
Baca juga: Ketua Umum MUI Minta Pemerintah Tetapkan Banjir Sumatera sebagai Bencana Nasional
Situasi kritis di lapangan tergambar dalam sebuah video yang beredar, memperlihatkan relawan Muhammadiyah mengevakuasi seorang ibu hamil ke rumah bersalin di Lhokseumawe.
Tampak genangan air masih tinggi dan arus deras, menegaskan betapa terbatasnya ruang gerak masyarakat di tengah bencana yang belum mereda.
Upaya penyelamatan dan bantuan terus digencarkan sambil menunggu kondisi membaik dan akses darat dapat kembali dibuka.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang