Editor
KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan agar proses rekonstruksi Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, dilakukan secara bersih, transparan, dan tanpa praktik korupsi.
Pesan itu ia sampaikan saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan kembali ponpes tersebut pada Kamis (11/12).
“Semoga pembangunan cepat selesai, kuat, berkualitas, tidak dikorupsi, lancar, membawa keberkahan buat semua yang terlibat,” ujar Muhaimin dalam keterangannya di Jakarta.
Baca juga: Gus Yahya: Pengasuh Al Khoziny Bangun Pesantren dari Tabungan Pribadi
Pemerintah mengalokasikan anggaran APBN sebesar Rp 125 miliar untuk rekonstruksi Ponpes Al Khoziny. Proses pembangunan ditangani langsung oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) agar kualitas dan pengawasan dapat terjamin.
Rekonstruksi dilakukan di atas lahan seluas 4.157 meter persegi yang akan dibangun dua gedung utama.
Gedung pertama setinggi lima lantai difungsikan sebagai asrama santri sekaligus ruang pendidikan, sementara satu gedung lainnya akan menjadi masjid empat lantai.
Pria yang akrab disapa Cak Imin ini juga menekankan bahwa tragedi robohnya bangunan ponpes pada 29 September lalu harus menjadi pengingat penting mengenai standar keselamatan konstruksi.
“Momentum hari ini harus menjadi wake up call untuk bangkit dan menata masa depan yang lebih baik,” ujarnya.
Baca juga: Usai Tragedi Al Khoziny, Kemenag Gandeng Basarnas Benahi Keamanan Pesantren
Acara peletakan batu pertama turut dihadiri Bupati Sidoarjo serta perwakilan kementerian dan lembaga yang tergabung dalam Satgas Penataan Pembangunan Pesantren, termasuk Kementerian Agama dan Kementerian PU.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang