Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenag Lelang Helm Band Wali untuk Donasi Korban Bencana Sumatera

Kompas.com, 13 Desember 2025, 18:16 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com — Aksi solidaritas untuk korban banjir dan longsor di Sumatera mendapat perhatian luas melalui lelang amal helm bertanda tangan personel band Wali.

Dua helm tersebut berhasil dilelang dengan total nilai Rp70 juta dalam acara Donasi Peduli Sumatra bersama Wali yang digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa hasil lelang akan disalurkan untuk membantu penyintas bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, khususnya untuk pemulihan rumah ibadah dan layanan pendidikan yang terdampak.

“Donasi ini sangat berarti, bukan hanya untuk kebutuhan darurat, tetapi juga untuk pemulihan madrasah, masjid, dan rumah ibadah lainnya,” ujar Menag dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (13/12/2025).

Baca juga: Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal

Acara yang diinisiasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tersebut menjadi momentum penggalangan solidaritas lintas elemen masyarakat.

Selain lelang helm, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Kick Off Program Pemberdayaan Rumah Ibadah serta Deklarasi Damai Tokoh Lintas Agama.

Menag menjelaskan, dua helm bertanda tangan personel band Wali dilelang dengan nilai masing-masing Rp 15 juta dan Rp 55 juta.

Seluruh hasil lelang akan dialokasikan untuk membantu pemenuhan kebutuhan mendesak korban bencana sekaligus mendukung pemulihan jangka menengah.

“Kita akan segera turun untuk menangani kebutuhan darurat seperti makanan, minuman, dan tempat tinggal sementara. Namun yang tak kalah penting adalah memastikan rumah ibadah dan fasilitas pendidikan bisa kembali berfungsi,” jelasnya.

Menurut Menag, Kementerian Agama telah melakukan pendataan menyeluruh terkait dampak bencana, mulai dari kerusakan madrasah dan rumah ibadah lintas agama, jumlah korban meninggal, anak yatim, hingga mahasiswa asal Sumatera yang terdampak dan berada di Pulau Jawa.

“Data ini menjadi dasar penentuan prioritas bantuan, termasuk bagi mahasiswa yang terdampak penuh,” katanya.

Menag menekankan bahwa penanganan bencana tidak boleh berhenti pada fase darurat. Ia mengingatkan dampak bencana terhadap generasi muda membutuhkan perhatian serius dan berkelanjutan.

“Pemulihan generasi mereka bisa memerlukan waktu puluhan tahun. Karena itu, perhatian terhadap pendidikan dan ruang-ruang ibadah menjadi sangat penting,” ujarnya.

Baca juga: Kiai Kampung Desak Pemerintah Libatkan Swasta Bersihkan Kayu Gelondongan di Lokasi Bencana

Kick off Program Pemberdayaan Rumah Ibadah yang diluncurkan dalam kegiatan tersebut diharapkan menjadi langkah awal pemulihan fungsi rumah ibadah, tidak hanya sebagai pusat spiritual, tetapi juga sebagai ruang sosial dan psikologis bagi masyarakat terdampak.

Melalui lelang helm band Wali, Kemenag berharap semangat gotong royong dan solidaritas kemanusiaan terus tumbuh, sekaligus menguatkan pesan bahwa pemulihan pascabencana adalah tanggung jawab bersama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Rahasia Berdoa Agar Semua Hajat dan Keinginan Dikabulkan
Rahasia Berdoa Agar Semua Hajat dan Keinginan Dikabulkan
Doa dan Niat
Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 66 Hari Lagi Menuju Awal Puasa
Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 66 Hari Lagi Menuju Awal Puasa
Aktual
PBNU Minta Gus Yahya Tempuh Majelis Tahkim Terkait Hasil Pleno Syuriyah
PBNU Minta Gus Yahya Tempuh Majelis Tahkim Terkait Hasil Pleno Syuriyah
Aktual
Doa Menghilangkan Kesusahan: Amalan Penentram Hati Saat Hidup Terasa Berat
Doa Menghilangkan Kesusahan: Amalan Penentram Hati Saat Hidup Terasa Berat
Doa dan Niat
7 Kewajiban Haji, Mulai dari Ihram di Miqat hingga Tawaf Wada
7 Kewajiban Haji, Mulai dari Ihram di Miqat hingga Tawaf Wada
Aktual
Kemenag Lelang Helm Band Wali untuk Donasi Korban Bencana Sumatera
Kemenag Lelang Helm Band Wali untuk Donasi Korban Bencana Sumatera
Aktual
Aturan Masa Iddah Janda dalam Islam: Kapan Boleh Menikah Kembali?
Aturan Masa Iddah Janda dalam Islam: Kapan Boleh Menikah Kembali?
Aktual
Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal
Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal
Aktual
Mimika Raih Penghargaan Toleransi, Bupati: Keberagaman Kekuatan Mimika
Mimika Raih Penghargaan Toleransi, Bupati: Keberagaman Kekuatan Mimika
Aktual
Hari Pertama Kerja, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Klaim NU Sudah Normal
Hari Pertama Kerja, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Klaim NU Sudah Normal
Aktual
5 Amalan yang Setara Haji dan Umroh Menurut Hadis Nabi
5 Amalan yang Setara Haji dan Umroh Menurut Hadis Nabi
Doa dan Niat
Gus Yahya Tegaskan Masih Ketua Umum Sah PBNU, Serukan Islah di Tengah Polemik Internal
Gus Yahya Tegaskan Masih Ketua Umum Sah PBNU, Serukan Islah di Tengah Polemik Internal
Aktual
Gambaran Penyesalan Orang-orang yang Ingkar Kepada Allah SWT di Akhirat dalam Al Quran
Gambaran Penyesalan Orang-orang yang Ingkar Kepada Allah SWT di Akhirat dalam Al Quran
Doa dan Niat
Mimpi Buruk dalam Islam: Adab dan Doa agar Hati Tetap Tenang
Mimpi Buruk dalam Islam: Adab dan Doa agar Hati Tetap Tenang
Doa dan Niat
Panduan Lengkap Sholat Tahajud: Niat, Tata Cara, hingga Doa Panjang Rasulullah SAW
Panduan Lengkap Sholat Tahajud: Niat, Tata Cara, hingga Doa Panjang Rasulullah SAW
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com