Editor
KOMPAS.com — Aksi solidaritas untuk korban banjir dan longsor di Sumatera mendapat perhatian luas melalui lelang amal helm bertanda tangan personel band Wali.
Dua helm tersebut berhasil dilelang dengan total nilai Rp70 juta dalam acara Donasi Peduli Sumatra bersama Wali yang digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan bahwa hasil lelang akan disalurkan untuk membantu penyintas bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, khususnya untuk pemulihan rumah ibadah dan layanan pendidikan yang terdampak.
“Donasi ini sangat berarti, bukan hanya untuk kebutuhan darurat, tetapi juga untuk pemulihan madrasah, masjid, dan rumah ibadah lainnya,” ujar Menag dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (13/12/2025).
Baca juga: Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal
Acara yang diinisiasi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam tersebut menjadi momentum penggalangan solidaritas lintas elemen masyarakat.
Selain lelang helm, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Kick Off Program Pemberdayaan Rumah Ibadah serta Deklarasi Damai Tokoh Lintas Agama.
Menag menjelaskan, dua helm bertanda tangan personel band Wali dilelang dengan nilai masing-masing Rp 15 juta dan Rp 55 juta.
Seluruh hasil lelang akan dialokasikan untuk membantu pemenuhan kebutuhan mendesak korban bencana sekaligus mendukung pemulihan jangka menengah.
“Kita akan segera turun untuk menangani kebutuhan darurat seperti makanan, minuman, dan tempat tinggal sementara. Namun yang tak kalah penting adalah memastikan rumah ibadah dan fasilitas pendidikan bisa kembali berfungsi,” jelasnya.
Menurut Menag, Kementerian Agama telah melakukan pendataan menyeluruh terkait dampak bencana, mulai dari kerusakan madrasah dan rumah ibadah lintas agama, jumlah korban meninggal, anak yatim, hingga mahasiswa asal Sumatera yang terdampak dan berada di Pulau Jawa.
“Data ini menjadi dasar penentuan prioritas bantuan, termasuk bagi mahasiswa yang terdampak penuh,” katanya.
Menag menekankan bahwa penanganan bencana tidak boleh berhenti pada fase darurat. Ia mengingatkan dampak bencana terhadap generasi muda membutuhkan perhatian serius dan berkelanjutan.
“Pemulihan generasi mereka bisa memerlukan waktu puluhan tahun. Karena itu, perhatian terhadap pendidikan dan ruang-ruang ibadah menjadi sangat penting,” ujarnya.
Baca juga: Kiai Kampung Desak Pemerintah Libatkan Swasta Bersihkan Kayu Gelondongan di Lokasi Bencana
Kick off Program Pemberdayaan Rumah Ibadah yang diluncurkan dalam kegiatan tersebut diharapkan menjadi langkah awal pemulihan fungsi rumah ibadah, tidak hanya sebagai pusat spiritual, tetapi juga sebagai ruang sosial dan psikologis bagi masyarakat terdampak.
Melalui lelang helm band Wali, Kemenag berharap semangat gotong royong dan solidaritas kemanusiaan terus tumbuh, sekaligus menguatkan pesan bahwa pemulihan pascabencana adalah tanggung jawab bersama.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang