Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 66 Hari Lagi Menuju Awal Puasa

Kompas.com, 13 Desember 2025, 21:42 WIB
Khairina

Penulis

KOMPAS.com-Umat Islam di Indonesia mulai menghitung hari menuju datangnya Ramadhan 1447 Hijriah atau Ramadhan 2026 yang diperkirakan berlangsung pada pertengahan Februari tahun depan.

Berdasarkan hasil hisab Pimpinan Pusat Muhammadiyah, awal Ramadhan 1447 H ditetapkan jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026.

Penetapan tersebut tercantum dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2025 tentang hasil hisab awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1447 H.

Baca juga: Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026: Sisa 87 Hari, Ini yang Perlu Dipersiapkan Umat Islam

Jika mengacu pada Sabtu, 13 Desember 2025, waktu menuju awal puasa Ramadhan 2026 tersisa 66 hari lagi.

Ramadhan tahun depan menjadi momen penting karena Muhammadiyah untuk pertama kalinya menggunakan sistem Kalender Hijriah Global Tunggal atau KHGT.

Dikutip dari muhammadiyah.or.id, KHGT merupakan metode hisab modern yang dirancang agar umat Islam di seluruh dunia memiliki kalender Hijriah yang seragam dan terintegrasi.

Metode tersebut menghitung posisi hilal berdasarkan keseragaman waktu internasional, tidak terbatas pada satu wilayah pengamatan.

Penerapan KHGT disahkan dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta dan mulai digunakan untuk penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha sejak tahun 2026.

Dengan sistem ini, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadhan 1447 H pada Rabu, 18 Februari 2026, serta 1 Syawal 1447 H atau Idul Fitri pada Jumat, 20 Maret 2026.

Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama belum menetapkan secara resmi awal Ramadhan 2026.

Penetapan awal puasa versi pemerintah akan dilakukan melalui sidang isbat nasional pada 29 Syaban 1447 H setelah pelaksanaan rukyatul hilal di berbagai daerah.

Baca juga: Astronom Uni Emirat Arab Perkirakan Ramadhan 2026 Dimulai 19 Februari, Idul Fitri 20 Maret

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan awal Ramadan melalui Sidang Isbat, yang menggabungkan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyatul hilal (pengamatan hilal) untuk menentukan visibilitas bulan sabit pertama.

Proses ini melibatkan pemantauan hilal di berbagai titik di Indonesia dan dihadiri oleh perwakilan ormas Islam (seperti NU dan Muhammadiyah), BMKG, serta DPR untuk mencapai kesepakatan, dan hasilnya diumumkan oleh Menteri Agama atau Dirjen Bimas Islam.

Apabila hasil rukyatul hilal berbeda dengan perhitungan Muhammadiyah, awal puasa versi pemerintah berpotensi jatuh pada Kamis, 19 Februari 2026.

Ramadhan 2026 diperkirakan datang sekitar 10 hingga 11 hari lebih awal dibandingkan Ramadhan tahun 2025.

Perbedaan tersebut terjadi karena kalender Hijriah memiliki 354 hari, lebih pendek dibandingkan kalender Masehi yang berjumlah 365 hari.

Akibatnya, bulan-bulan Hijriah termasuk Ramadhan selalu maju lebih awal setiap tahun dalam kalender Masehi.

Baca juga: Niat Puasa Qadha Ramadhan Lengkap dengan Artinya

Dengan hitung mundur yang kini menyisakan 66 hari, umat Islam di Indonesia mulai mempersiapkan diri menyambut bulan penuh berkah dan ampunan.

Kementerian Agama menegaskan bahwa perbedaan metode penetapan awal Ramadhan merupakan kekayaan keilmuan Islam yang perlu dihargai.

Menjelang bulan suci, umat Islam dianjurkan memperbanyak ibadah sunnah seperti membaca Alquran, berpuasa sunnah, dan bersedekah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Rahasia Berdoa Agar Semua Hajat dan Keinginan Dikabulkan
Rahasia Berdoa Agar Semua Hajat dan Keinginan Dikabulkan
Doa dan Niat
Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 66 Hari Lagi Menuju Awal Puasa
Hitung Mundur Ramadhan 2026: Tersisa 66 Hari Lagi Menuju Awal Puasa
Aktual
PBNU Minta Gus Yahya Tempuh Majelis Tahkim Terkait Hasil Pleno Syuriyah
PBNU Minta Gus Yahya Tempuh Majelis Tahkim Terkait Hasil Pleno Syuriyah
Aktual
Doa Menghilangkan Kesusahan: Amalan Penentram Hati Saat Hidup Terasa Berat
Doa Menghilangkan Kesusahan: Amalan Penentram Hati Saat Hidup Terasa Berat
Doa dan Niat
7 Kewajiban Haji, Mulai dari Ihram di Miqat hingga Tawaf Wada
7 Kewajiban Haji, Mulai dari Ihram di Miqat hingga Tawaf Wada
Aktual
Kemenag Lelang Helm Band Wali untuk Donasi Korban Bencana Sumatera
Kemenag Lelang Helm Band Wali untuk Donasi Korban Bencana Sumatera
Aktual
Aturan Masa Iddah Janda dalam Islam: Kapan Boleh Menikah Kembali?
Aturan Masa Iddah Janda dalam Islam: Kapan Boleh Menikah Kembali?
Aktual
Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal
Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal
Aktual
Mimika Raih Penghargaan Toleransi, Bupati: Keberagaman Kekuatan Mimika
Mimika Raih Penghargaan Toleransi, Bupati: Keberagaman Kekuatan Mimika
Aktual
Hari Pertama Kerja, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Klaim NU Sudah Normal
Hari Pertama Kerja, Pj Ketum PBNU KH Zulfa Klaim NU Sudah Normal
Aktual
5 Amalan yang Setara Haji dan Umroh Menurut Hadis Nabi
5 Amalan yang Setara Haji dan Umroh Menurut Hadis Nabi
Doa dan Niat
Gus Yahya Tegaskan Masih Ketua Umum Sah PBNU, Serukan Islah di Tengah Polemik Internal
Gus Yahya Tegaskan Masih Ketua Umum Sah PBNU, Serukan Islah di Tengah Polemik Internal
Aktual
Gambaran Penyesalan Orang-orang yang Ingkar Kepada Allah SWT di Akhirat dalam Al Quran
Gambaran Penyesalan Orang-orang yang Ingkar Kepada Allah SWT di Akhirat dalam Al Quran
Doa dan Niat
Mimpi Buruk dalam Islam: Adab dan Doa agar Hati Tetap Tenang
Mimpi Buruk dalam Islam: Adab dan Doa agar Hati Tetap Tenang
Doa dan Niat
Panduan Lengkap Sholat Tahajud: Niat, Tata Cara, hingga Doa Panjang Rasulullah SAW
Panduan Lengkap Sholat Tahajud: Niat, Tata Cara, hingga Doa Panjang Rasulullah SAW
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com