Editor
KOMPAS.com — Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo Muhammad Syafi’i menegaskan bahwa agenda Natal Bersama yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) merupakan perayaan bersama umat Kristen dan Katolik, bukan perayaan lintas agama.
“Terkait isu Natal Bersama, perlu kami tegaskan bahwa yang dimaksud adalah perayaan Natal bersama umat Kristen dan Katolik. Kegiatan ini tidak dimaksudkan sebagai perayaan lintas agama yang melibatkan seluruh pemeluk agama di lingkungan Kementerian Agama,” kata Wamenag di Jakarta, Senin (15/12/2025).
Penegasan tersebut disampaikan untuk merespons berbagai tanggapan masyarakat terkait rencana Natal Bersama Kemenag.
Baca juga: Banser Bersihkan Gereja di Sibolga usai Bencana agar Umat Kristiani Nyaman Rayakan Natal
Menurut Wamenag, penyelenggaraan perayaan Natal ini tetap sejalan dengan prinsip toleransi dan moderasi beragama yang menjadi kebijakan nasional, sekaligus menghormati batas-batas ajaran dan tradisi masing-masing agama.
Wamenag menjelaskan, Natal Bersama Kemenag akan dikemas dalam tajuk Festival Kasih Nusantara yang dijadwalkan berlangsung pada 29 Desember 2025 di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Kegiatan ini diperkirakan akan diikuti sekitar 2.000 peserta.
Selain itu, umat Kristiani juga akan menyelenggarakan Natal Nasional pada Senin, 5 Januari 2026, bertempat di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, dengan jumlah peserta sekitar 3.500 orang.
Wamenag menegaskan seluruh jajaran Kemenag siap memberikan pelayanan terbaik agar umat beragama dapat melaksanakan ibadah dengan aman, nyaman, dan khidmat, khususnya dalam momentum perayaan Natal dan Tahun Baru.
Ia juga menginstruksikan panitia untuk terus memperkuat koordinasi dengan aparat keamanan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
“Berdasarkan paparan yang kami terima, seluruh tempat ibadah yang melaksanakan perayaan Natal telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian,” ujarnya.
Ia menambahkan, apabila perayaan Natal dilaksanakan di tempat umum, maka aspek kelayakan, keamanan, serta perizinan dari pihak berwenang harus menjadi perhatian utama.
Selain itu, Wamenag mendorong agar perayaan Natal dan Tahun Baru mengedepankan prinsip ramah lingkungan serta memperkuat kegiatan sosial, seperti bakti sosial dan pemberdayaan masyarakat.
Baca juga: Wamenag Tekankan Kunci Toleransi Beragama: Jalankan Ajaran Agama dengan Benar
Untuk kegiatan berskala besar, Wamenag juga menekankan pentingnya penyediaan layanan kesehatan dan mitigasi bencana. Ia mengimbau agar perayaan dilakukan secara sederhana dan tidak berlebihan, sebagai bentuk empati kepada masyarakat yang tengah terdampak bencana.
“Kami mengimbau agar perayaan tidak dilakukan secara berlebihan, sebagai wujud empati kepada saudara-saudara kita yang saat ini sedang mengalami bencana,” kata Wamenag.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang