Editor
KOMPAS.com-Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar mengimbau masyarakat mengisi malam pergantian tahun baru 2026 Masehi dengan doa bersama.
Imbauan tersebut disampaikan sebagai wujud empati dan keprihatinan atas musibah bencana alam yang menimpa warga di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
KH Anwar menjelaskan bahwa perayaan malam tahun baru selama ini kerap diwarnai aktivitas seperti menyalakan kembang api yang dipengaruhi ritual keagamaan tertentu maupun tradisi yang berkembang di masyarakat Indonesia.
Baca juga: Ketua MUI KH Cholil Nafis: Santri Harus Jadi Penggerak Persatuan dan Peradaban Dunia
Menurut dia, kebiasaan tersebut tidak perlu dilakukan apabila bertujuan sekadar perayaan yang bersifat konsumtif, terlebih di tengah kondisi bangsa yang sedang berduka akibat bencana.
“Nah kalau tujuannya itu agar lebih berhemat tentunya tidak usah, apalagi sekarang bangsa kita sedang prihatin karena bencana,” ujar KH Anwar di sela kegiatan Orientasi Pengurus MUI periode 2025–2030 di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (24/12/2025), dilansir dari laman MUI.
Baca juga: KH Ma’ruf Amin Mundur dari Ketua Wantim MUI, Surat Pengunduran Diri Akan Dibahas
KH Anwar juga mengingatkan umat Islam agar tidak merayakan malam tahun baru dengan cara berlebihan, berhura-hura, maupun melakukan perbuatan maksiat.
Ia menegaskan bahwa situasi penuh keprihatinan seharusnya menjadi momentum memperbanyak doa, sementara hiburan tetap boleh dilakukan secara terukur dan tidak mengarah pada pemborosan.
Penggunaan anggaran negara, baik APBD maupun APBN, menurut dia, tidak semestinya diarahkan pada kegiatan perayaan yang berlebihan dan tidak mendesak.
KH Anwar menekankan bahwa doa bersama pada malam tahun baru memiliki makna penting sebagai ikhtiar spiritual memohon keselamatan, perlindungan, dan keberkahan bagi bangsa dan negara.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang