Editor
KOMPAS.com-Kementerian Haji dan Umrah bergerak cepat menangani sejumlah jemaah umrah asal Indonesia yang mengalami gagal terbang di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, akibat kendala teknis pesawat maskapai Lion Air.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyelenggaraan Haji dan Umrah Harun Al Rasyid menyampaikan keprihatinan atas ketidaknyamanan yang dialami jemaah umrah akibat penundaan keberangkatan pada Kamis (25/12/2025).
Harun menegaskan pemerintah terus memantau pemenuhan hak-hak jemaah selama masa penundaan keberangkatan.
“Kami telah menginstruksikan Staf Pengawasan Umrah di Jeddah untuk turun langsung memastikan jemaah tertangani dengan baik, terutama terkait konsumsi dan akomodasi selama penundaan,” ujar Harun dalam keterangan resminya, dilansir dari laman Kemenhaj.
Baca juga: Talbiyah dalam Ibadah Haji dan Umrah: Lafal, Makna, dan Cara Membacanya
Berdasarkan hasil koordinasi intensif dengan Duty Manager Lion Air, Harun meminta agar seluruh jamaah umrah terdampak dievakuasi dari bandara dan difasilitasi menginap di hotel oleh pihak maskapai.
Ia memastikan jamaah memperoleh layanan penginapan serta makanan dan minuman yang layak selama masa penundaan.
Dalam kunjungannya, Harun menemui sebagian jamaah yang diinapkan di Hotel Waw Jeddah, termasuk pimpinan Travel Ritas Raudah asal Samarinda, Kalimantan Timur, Muhammad Fachreza Rahman.
“Maskapai telah memastikan jamaah dijadwalkan kembali ke Tanah Air pada 27 Desember 2025,” kata Harun.
Baca juga: Menperin: Industri Dalam Negeri Siap Masuk Rantai Pasok Haji dan Umrah
Harun mengimbau para jamaah agar tetap tenang dan mengikuti arahan dari Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) atau travel masing-masing.
Ia juga menekankan tanggung jawab PPIU untuk mengawal dan memberikan pelayanan maksimal kepada jemaah sesuai ketentuan yang berlaku.
“PPIU harus memastikan jemaah mendapatkan pelayanan dan haknya secara penuh agar proses kepulangan berjalan aman dan lancar,” ujarnya.
Kementerian Haji dan Umrah bersama KUH KJRI Jeddah berkomitmen terus memantau perkembangan di lapangan hingga seluruh jemaah berhasil dipulangkan ke Indonesia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang