Editor
KOMPAS.com-Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai industri nasional telah memiliki kapasitas produksi, mutu, serta sertifikasi yang memadai untuk terlibat dalam rantai pasok layanan haji dan umrah.
“Dengan jumlah jamaah yang sangat besar setiap tahun, ekosistem haji dan umrah memiliki nilai ekonomi signifikan,” ujar Agus dalam pernyataan di Jakarta, Selasa (16/12/2025), dilansir dari Antara.
Ia menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan haji dan umrah melalui produk dalam negeri akan memberikan dampak langsung bagi perekonomian nasional.
“Jika kebutuhan tersebut dipasok oleh produk dalam negeri, maka manfaatnya akan kembali ke perekonomian nasional, memperkuat industri, serta membuka dan menjaga lapangan kerja,” kata dia.
Baca juga: 5 Amalan yang Setara Haji dan Umroh Menurut Hadis Nabi
Agus menjelaskan bahwa berbagai kebutuhan penyelenggaraan haji dan umrah sejatinya dapat dipenuhi oleh industri nasional.
Kebutuhan tersebut meliputi makanan dan minuman halal, obat-obatan dan alat kesehatan, perlengkapan ibadah, busana muslim dan modest fashion, koper dan tas perjalanan, perlengkapan hotel, hingga produk konsumsi jamaah.
Pemanfaatan produk dalam negeri oleh penyelenggara dan jamaah haji serta umrah dinilai tidak hanya bernilai ekonomi, tetapi juga memiliki dimensi ibadah.
“Bagi penyelenggara serta jemaah haji dan umrah, ketika belanja barang-barangnya berasal dari produk-produk nasional, mereka bisa mendapat dua pahala,” ujar Agus.
“Pahala pertama berasal dari ibadah haji atau umrah itu sendiri,” lanjutnya.
Baca juga: Batas Akhir Pelunasan Biaya Haji 2026 Tahap 1, Cek Jadwalnya!
“Pahala kedua karena ikut melindungi industri dalam negeri, yang artinya juga melindungi para pekerja Indonesia,” katanya lagi.
Agus menyebut penguatan penggunaan produk dalam negeri sejalan dengan kinerja positif industri manufaktur nasional.
Data Badan Pusat Statistik mencatat industri pengolahan nonmigas pada triwulan III 2025 tumbuh 5,58 persen secara tahunan.
Pertumbuhan tersebut melampaui laju ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,04 persen.
Kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap produk domestik bruto mencapai 17,39 persen.
Kinerja industri manufaktur nasional juga memperoleh pengakuan di tingkat global.
Berdasarkan data World Bank dan United Nations Statistics, nilai Manufacturing Value Added Indonesia pada 2024 mencapai 265,07 miliar dollar AS.
Capaian tersebut menempatkan Indonesia di peringkat ke-13 dunia, peringkat ke-5 di Asia, serta posisi pertama di kawasan ASEAN.
Baca juga: Presiden Prabowo Telepon MBS Bahas Kelanjutan Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Mekkah
Agus menyampaikan bahwa pencapaian tersebut mencerminkan kuatnya struktur industri nasional.
Kebijakan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri terus diperkuat sebagai instrumen strategis pemerintah.
Kebijakan tersebut diarahkan untuk menjaga nilai tambah tetap berada di dalam negeri.
Upaya tersebut juga ditujukan untuk memperkuat keterkaitan hulu dan hilir industri.
Daya saing manufaktur nasional diharapkan meningkat secara berkelanjutan melalui kebijakan tersebut.
Kompetensi industri dalam negeri tercermin dari jumlah produk yang telah tersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri.
Sebanyak 89.872 produk dari lebih 15.900 perusahaan tercatat telah mengantongi sertifikat TKDN.
Studi menunjukkan setiap belanja Rp 1 untuk produk dalam negeri mampu memberikan dampak ekonomi hingga Rp 2,2.
Efek berganda tersebut menunjukkan besarnya kontribusi produk nasional terhadap perekonomian.
Melalui ajang Business Matching Produk Dalam Negeri 2025 di Jakarta pada 15–17 Desember, Kementerian Perindustrian mendorong peningkatan penggunaan produk nasional.
Dorongan tersebut ditujukan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, serta penyelenggara haji dan umrah.
Kegiatan business matching menjadi wadah pertemuan antara kebutuhan pasar dan kapasitas industri nasional.
Kemitraan usaha berkelanjutan diharapkan terbentuk melalui pertemuan tersebut.
“Dengan memperkuat penggunaan produk dalam negeri untuk kebutuhan haji dan umrah, kita tidak hanya memperkuat industri halal nasional,” ujar Agus.
“Manfaat ekonomi juga dapat dirasakan secara luas dan berkesinambungan,” katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang