Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajaran Hidup dari Nabi Adam AS: Godaan, Kesalahan, dan Taubat

Kompas.com, 17 Desember 2025, 12:37 WIB
Norma Desvia Rahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nabi Adam AS merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah SWT sekaligus nabi pertama yang diutus kepada umat manusia.

Setelah Allah menciptakan Adam, para malaikat dan makhluk ghaib diperintahkan untuk bersujud kepada Adam sebagai bentuk penghormatan atas ilmu dan kedudukan yang Allah berikan kepadanya.

Namun, Iblis menolak perintah tersebut karena kesombongannya, merasa dirinya lebih mulia karena diciptakan dari api, sedangkan Adam diciptakan dari tanah.

Baca juga: Kisah Lengkap Nabi Adam AS dari Awal Penciptaan Hingga Wafatnya

Penolakan ini menandai awal permusuhan Iblis terhadap manusia serta menjadi sumber godaan yang terus berlanjut hingga akhir zaman.

Adam AS kemudian tinggal bersama istrinya, Siti Hawa, di surga dengan berbagai kenikmatan yang Allah sediakan. Meski demikian, Allah memberikan satu larangan sebagai bentuk ujian ketaatan, yaitu tidak mendekati atau memakan buah dari satu pohon tertentu.

Karena godaan Iblis, Adam dan Hawa akhirnya melanggar larangan tersebut. Akibatnya, mereka diturunkan ke bumi untuk menjalani kehidupan sebagai manusia pertama, dengan segala tantangan dan tanggung jawab yang menyertainya.

Kehidupan di bumi bukanlah hukuman semata, melainkan bagian dari rencana Allah agar manusia belajar tentang usaha, kesabaran, tanggung jawab, dan makna penghambaan yang sesungguhnya.

Dari Adam dan Hawa inilah lahir keturunan manusia yang berkembang dan menyebar ke seluruh penjuru bumi, membawa amanah sebagai khalifah Allah untuk menjaga dan mengelola kehidupan.

Baca juga: Kisah Lengkap Nabi Idris AS

Dikutip dari buku Kisah 25 Nabi dan Rasul karya Husein Zaid Alhamid (1995), pelajaran dari Kisah Nabi Adam AS yang masih relevan di zaman sekarang adalah:

1. Godaan dan Salah Pilih Tetap Ada

Seperti Adam dan Hawa yang tergoda untuk melanggar larangan Allah, kehidupan modern juga penuh dengan “buah larangan” versi zaman sekarang, seperti godaan untuk mengambil jalan instan, meniru perilaku negatif, menyebarkan kebohongan, dan mengikuti tren tanpa berpikir panjang tentang dampaknya.

Kisah Adam mengajarkan bahwa godaan selalu ada, tetapi keputusan yang kita buat memberi dampak besar bagi hidup kita.

2. Kesadaran untuk Memilih yang Baik Itu Penting

Kisah Adam dan Hawa menunjukkan bahwa manusia diberi akal untuk memilih antara patuh atau menentang perintah yang benar.

Di era digital saat ini, kita dihadapkan pada pilihan serupa yaiutu, memilih informasi yang benar atau hoaks, berbuat baik atau menyebarkan keburukan.

Hal ini menekankan bahwa pilihan yang baik muncul dari kesadaran diri sendiri, bukan sekadar ikut-ikutan.

3. Tidak Ada “Kegagalan Akhir” Jika Ada Taubat

Kisah Adam juga menunjukkan bahwa setelah perbuatan salah, taubat dan memperbaiki diri adalah jalan yang Allah buka bagi manusia.

Meski Adam dan Hawa melakukan kesalahan besar, mereka tetap bisa memulai kehidupan baru di bumi.

Dalam kehidupan saat ini, ketika seseorang membuat kesalahan baik di sekolah, pekerjaan, pergaulan, atau dalam hubungan sosial, kisah ini pun menjadi pengingat bahwa taubat dan memperbaiki diri adalah hal yang penting dan akan selalu mungkin untuk dilakukan.

4. Godaan Setan Bukan Hanya Suatu Hal Kuno

Kisah ini pun menjadi penggambaran awal godaan setan melalui Iblis yang menolak sujud kepada Adam dan kemudian berjanji akan menggoda keturunan manusia untuk menjauhi kebaikan.

Meski konteksnya kuno, konsep godaan setan ini relevan dengan kehidupan saat ini, di mana kita sering terpengaruh oleh hasutan negatif melalui media sosial, tekanan teman sebaya, atau kebiasaan buruk yang terus dipupuk oleh lingkungan.

Baca juga: Kisah Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan

Kisah Nabi Adam AS juga mengajarkan tentang kerendahan hati dan bahaya kesombongan. Kesalahan Adam bukan disebabkan oleh kesombongan, melainkan kelalaian, sementara kejatuhan Iblis justru terjadi karena kesombongannya yang menolak perintah Allah.

Pesan ini sangat relevan di zaman sekarang, ketika manusia sering merasa paling benar, paling hebat, atau merendahkan orang lain karena status, kekayaan, atau pengetahuan.

Selain itu, kehidupan Adam dan Hawa di bumi mengajarkan tentang kerja keras dan tanggung jawab. Tidak seperti di surga, kehidupan dunia menuntut usaha, kesabaran, dan pengorbanan.

Dari sinilah manusia belajar bahwa hasil yang baik tidak datang secara instan, melainkan melalui proses panjang yang disertai doa dan ikhtiar.

Secara keseluruhan, kisah Nabi Adam AS bukan hanya cerita tentang awal mula manusia, tetapi juga cermin kehidupan manusia sepanjang zaman.

Ia mengajarkan bahwa manusia bisa jatuh dalam kesalahan, namun juga memiliki kesempatan untuk bangkit, belajar, dan menjadi lebih baik dengan petunjuk Allah.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Doa Bulan Rajab Lengkap Arab, Latin, dan Artinya
Doa Bulan Rajab Lengkap Arab, Latin, dan Artinya
Doa dan Niat
Kisah Unik Nabi Idris AS: Nabi Pertama yang Mengajarkan Tulisan dan Peradaban
Kisah Unik Nabi Idris AS: Nabi Pertama yang Mengajarkan Tulisan dan Peradaban
Aktual
Kumpulan Hadits Lemah dan Palsu Seputar Bulan Rajab
Kumpulan Hadits Lemah dan Palsu Seputar Bulan Rajab
Doa dan Niat
Pelajaran Hidup dari Nabi Adam AS: Godaan, Kesalahan, dan Taubat
Pelajaran Hidup dari Nabi Adam AS: Godaan, Kesalahan, dan Taubat
Aktual
Perintah Puasa Rajab Lengkap dengan Dalil dan Keutamaannya
Perintah Puasa Rajab Lengkap dengan Dalil dan Keutamaannya
Doa dan Niat
Mengenal 4 Bulan Haram dalam Kalender Hijriah dan Keistimewaannya
Mengenal 4 Bulan Haram dalam Kalender Hijriah dan Keistimewaannya
Doa dan Niat
Doa di Bulan Rajab dan Artinya, Amalan yang Diajarkan Rasulullah untuk Menyambut Ramadhan
Doa di Bulan Rajab dan Artinya, Amalan yang Diajarkan Rasulullah untuk Menyambut Ramadhan
Doa dan Niat
Rais Aam PBNU Resmikan Markaz Turats Ulama Kudus, Tersimpan Naskah Berusia 275 Tahun
Rais Aam PBNU Resmikan Markaz Turats Ulama Kudus, Tersimpan Naskah Berusia 275 Tahun
Aktual
Doa Ketika Mencari Barang Hilang Agar Segera Ditemukan
Doa Ketika Mencari Barang Hilang Agar Segera Ditemukan
Doa dan Niat
8 Keutamaan Membaca Doa Sebelum dan Sesudah Tidur Menurut Ajaran Islam
8 Keutamaan Membaca Doa Sebelum dan Sesudah Tidur Menurut Ajaran Islam
Aktual
10 Tips Mudah Bangun untuk Sholat Tahajud, Lengkap dengan Hadis
10 Tips Mudah Bangun untuk Sholat Tahajud, Lengkap dengan Hadis
Doa dan Niat
PWNU Jawa Timur Tegaskan Tidak Berpihak dalam Polemik PBNU, Pilih Jaga Persatuan NU
PWNU Jawa Timur Tegaskan Tidak Berpihak dalam Polemik PBNU, Pilih Jaga Persatuan NU
Aktual
Haji 2025 Jadi Penutup Peran Kemenag, Ditjen PHU Rilis Buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama
Haji 2025 Jadi Penutup Peran Kemenag, Ditjen PHU Rilis Buku Haji Indonesia Era Kementerian Agama
Aktual
Dampak Harta Haram, Bikin Keluarga Karam
Dampak Harta Haram, Bikin Keluarga Karam
Doa dan Niat
PBNU Kerahkan Seluruh Elemen NU Bantu Penyintas Banjir Sumatera, dari Sembako hingga Trauma Healing
PBNU Kerahkan Seluruh Elemen NU Bantu Penyintas Banjir Sumatera, dari Sembako hingga Trauma Healing
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com