Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan

Kompas.com, 29 September 2025, 16:04 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Nabi Ibrahim AS merupakan salah satu Nabi pilihan Allah SWT yang teramsuk dalam golongan ulul azmi atau Nabi-nabi terpilih yang memiliki keteguhan hati.

Nabi Ibrahim AS disebut juga sebagai khalilullah atau kekasih Allah dan juga disebut sebagai Abul Anbiya atau Bapak para Nabi. Hal ini terjadi karena para Nabi setelah Nabi Ibrahim merupakan anak keturunannya.

Sebelum menjadi Nabi, Ibrahim pernah merasa bingung dalam mencari Tuhan. Hal ini diabadikan dalam Al Quran, berikut kisahnya.

Baca juga: Mengenal 4 Sifat Wajib Bagi Nabi dan Rasul yang Patut Diteladani

Latar Belakang Ibrahim AS

Nabi Ibrahim AS dilahirkan di Palestina. Ia besar dalam keluarga yang masih menyembah berhala. Bahkan ayahnya adalah seorang pembuat berhala nomer satu pada masanya.

Meskipun demikian, Ibrahim tetap tidak mengikuti agama ayahnya. Ia sangat tahu bahwa Tuhan-tuhan yang disembah oleh kaumnya adalah buatan ayahnya. Jadi tidak mungkin mempunyai daya dan kekuatan untuk mengabulkan apa yang diminta manusia.

Hal tersebut dibuktikan ketika Ibrahim muda menghancurkan berhala-berhala sesembahan kaumnya. Dan ternyata berhala-berhala tersebut tidak bisa berbuat apa-apa untuk dirinya sendiri, apalagi untuk orang lain.

Baca juga: Palestina dalam Alquran dan Hadis: Tanah Para Nabi dan Kiblat Pertama Umat Islam

Nabi Ibrahim Mencari Tuhan

Kisah Nabi Ibrahim dallam mencari Tuhan disampaikan Allah SWT dalam Al Quran surat An Nahl ayat 74-80.

“Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata".

Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi, dan (Kami memperlihatkannya) agar Ibrahim itu termasuk orang-orang yang yakin.

Ketika malam telah menjadi gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku" Tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada yang tenggelam".

Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat".

Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar", maka tatkala matahari itu telah terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan.

Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.

Baca juga: Teladan Nabi Muhammad SAW dalam Rumah Tangga dan Menyegerakan Shalat

Nabi Ibrahim Diberi Petunjuk Allah SWT

Berdasarkan ayat-ayat di atas, dalam proses pencariannya Nabi Ibrahim pernah menganggap bintang, bulan, dan matahari sebagai Tuhan yang patut disembah. Namun semua itu tidak membuat Nabi Ibrahim puas.

Atas kesungguhannya dalam menemukan Tuhan, Allah berkenan memberi petunjuk kepadanya dengan menuntunnya ke agama yang lurus. Allah SWT menurunkan wahyu berupa suhuf atau lembaran-lembaran wahyu kepada Nabi Ibrahim AS.

إِنَّ هَذَا لَفِي الصُّحُفِ الْأُولَى . صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى

Artinya: "Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) suhuf-suhuf Ibrahim dan Musa." (Q.S. al-A’la: 18-19).

Ajaran tauhid yang dibawa Nabi Ibrahim AS tetap diabadikan sampai saat ini melalui ajaran Nabi Muhammad SAW.

ثُمَّ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ أَنِ ٱتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِيمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Artinya: “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (Q.S. An Nahl: 123).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com