Editor
KOMPAS.com-Pergantian tahun Masehi kerap dimanfaatkan sebagai momentum refleksi diri, termasuk oleh umat Islam yang ingin menutup satu fase kehidupan dengan doa dan muhasabah.
Kalender Masehi bukan penanggalan ibadah dalam Islam, namun ajaran Islam mendorong evaluasi diri secara berkala sebagai bagian dari kesadaran spiritual dan tanggung jawab moral.
Sebagian umat Islam mengisi akhir tahun dengan istighfar dan doa sebagai bentuk introspeksi atas perjalanan amal selama setahun terakhir.
Baca juga: Doa Memakai dan Melepas Pakaian dalam Islam serta Maknanya
Doa-doa yang dibaca pada momen refleksi ini dipahami sebagai doa umum, bukan ibadah yang memiliki ketentuan waktu khusus dalam syariat.
Dalam khazanah literatur Islam klasik, terdapat doa awal dan akhir tahun yang diriwayatkan oleh para ulama, salah satunya tercantum dalam kitab Al-Jami’ Al-Kabir karya Imam Jalaluddin As-Suyuthi.
Doa tersebut secara tradisi dibaca pada pergantian Tahun Baru Islam, namun kandungan maknanya bersifat universal sebagai doa refleksi dan permohonan ampun, selama tidak diyakini terikat pada pergantian Tahun Baru Masehi.
Baca juga: Doa Memohon Keberkahan di Bulan Rajab Lengkap dengan Terjemahannya
Berikut teks doa yang dikutip lengkap sebagaimana tercantum di laman MUI:
Teks Arab:
اَللّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلِ. وَهَذَاعَامٌ جَدْيُدٌ قَدْ أَقْبَل. أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مَنَ الشْيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وِالْعَوْنَ عَلَى هَذه النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالْاشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدً وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم
Teks Latin:
Allahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwal, wa ‘alaa fadhlikal-‘azhimi wa kariimi juudikal-mu’awwal, wa haadzaa ‘aamun jadiidun qad aqbal, as’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa-ihii wa junuudihii, wal ‘auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammarati bis-suu-i, wal-isytighaala bimaa yuqarribunii ilaika zulfa, yaa dzal-jalaali wal-ikraam, wa shallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.
Artinya:
“Ya Allah, Engkaulah Yang Maha Abadi, Maha Dahulu, dan Maha Awal, dan hanya kepada karunia-Mu yang agung serta kemurahan-Mu kami bersandar, tahun baru ini telah datang, maka kami memohon perlindungan dari godaan setan beserta pengikut dan bala tentaranya, serta pertolongan-Mu untuk menundukkan hawa nafsu yang mendorong kepada keburukan, dan kesibukan dalam amal yang mendekatkan diri kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Mulia dan Maha Pemurah, semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.”
Baca juga: Ketua MUI Imbau Malam Tahun Baru 2026 Diisi Doa Bersama, Bukan Hura-hura
Teks Arab:
اَللّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِيْ هذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنَيْ عَنْهُ وَ لَمْ تُرُضِهِ وَ نَسِيْتَهُ وَ لَمْ تَنْسَهُ وَ حَلَمْتَ عَلَيَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَي عُقُوْبَتِيْ وَ دَعَوْتَنِيْ اِلَي التَّوْبَةِ بَعْدَ جُرْأَتِيْ عَلَى مَعْصِيتَكَ اَللّهُمَّ فَاِنِّيْ اسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْ لِيْ وَ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدتْنِي الثَّوَابَ فَاَسْاَلُكَ اللّهُمَّ يَا ذَا الْجُوْدِ وَالْكَرَمِ اَنْ تَقْبَلَهُ مِنِّي وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ وَصَلَّي اللهُ عَلَي سَيّدِنَا مُحَمّدً وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِه وَسَلَّم
Teks Latin:
Allahumma maa ‘amiltu fii haadzihis-sanati mimmaa nahaitanii ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa ‘uquubatii wa da’autanii ilat-taubati ba’da jur-atii ‘alaa ma’shiyatika, Allahumma fa inni astaghfiruka faghfirlii, wa maa ‘amiltu fiihaa mimmaa tardhaahu wa wa’adtanits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa dzal-juudi wal-karami an tataqabbalahu minnii wa laa taqtha’a rajaa-ii minka, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.
Artinya:
“Ya Allah, segala perbuatan yang telah aku lakukan sepanjang tahun ini berupa hal-hal yang Engkau larang dan tidak Engkau ridhai, sementara Engkau tidak melupakannya dan tetap bersabar meski Engkau berkuasa menyiksaku, serta Engkau telah mengajakku untuk bertaubat, maka aku memohon ampun kepada-Mu, ampunilah aku, dan segala amal yang Engkau ridhai serta Engkau janjikan pahala atasnya, aku mohon agar Engkau menerimanya dan tidak memutuskan harapanku kepada-Mu.”
Melalui doa dan muhasabah, akhir tahun Masehi dapat dijadikan sarana memperbaiki niat dan memperkuat komitmen menjalani kehidupan yang lebih baik.
Pendekatan ini menempatkan pergantian tahun sebagai ruang refleksi pribadi, bukan sebagai ritual keagamaan yang memiliki ketentuan khusus.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang