Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Islah Lirboyo Diperkuat di Surabaya, Gus Yahya: Kita Sudah Kembali pada Kebersamaan

Kompas.com, 29 Desember 2025, 06:57 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com — Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menggelar silaturahmi pasca-islah di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (28/12/2025).

Pertemuan tersebut digelar melalui doa bersama dan sholawatan sebagai upaya memperkuat keguyuban serta kebersamaan di jajaran pimpinan PBNU.

Silaturahmi berlangsung di Pesantren Miftachussunnah, kediaman KH Miftachul Akhyar, dengan suasana teduh dan penuh kekeluargaan.

Baca juga: PBNU Gelar Doa untuk Negeri Satu NU Satu Bangsa untuk Bantu Penyintas Bencana

Agenda pertemuan diisi dengan sholawatan, doa bersama, serta makan nasi talaman.

Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf mengatakan, pertemuan ini difokuskan pada penguatan suasana batin dan kebersamaan pasca-islah, sementara pembahasan teknis organisasi akan dilanjutkan pada waktu mendatang.

“Alhamdulillah tadi sudah kumpul semua. Kita bersama-sama berdoa, bersolawat. Mudah-mudahan insya Allah nanti pada waktu-waktu mendatang akan ada pembicaraan yang lebih lanjut,” ujar Saifullah Yusuf usai pertemuan.

Gus Ipul—sapaan akrab Saifullah Yusuf—menegaskan bahwa pertemuan tersebut belum membahas detail teknis organisasi, termasuk langkah-langkah strategis ke depan.

Pembicaraan lanjutan akan dilakukan secara khusus oleh Rais Aam bersama Ketua Umum PBNU.

“Intinya nanti Rais Aam bersama-sama dengan Ketua Umum akan membicarakan lebih lanjut apa yang akan kita lakukan ke depan. Hari ini kita sudah kumpul, sudah bisa guyup, makan bareng, solawatan. Alhamdulillah,” katanya.

Terkait agenda Muktamar Nahdlatul Ulama dan dinamika struktural PBNU, Gus Ipul menegaskan bahwa pembahasannya akan disampaikan pada waktu yang tepat.

“Soal muktamar nanti akan dibicarakan lebih lanjut. Kapan waktunya, juga belum bisa dipastikan. Tunggu penjelasan dari Kiai Miftachul Akhyar,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menegaskan kembali komitmen kebersamaan pasca-islah yang dicapai dalam pertemuan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.

“Dulu kita berangkat bersama-sama, kita akan terus berjalan bersama-sama sampai akhir sebagaimana kesepakatan dan mandat pertemuan Lirboyo pada Kamis kemarin. Semua hal yang kemarin menjadi persoalan kita sudah anggap lewat. Sudah tidak ada. Kita sudah kembali pada kebersamaan,” ujar Gus Yahya dilansir dari video Antara, Minggu.

Baca juga: Pertemuan Lirboyo Disebut Sah dan Mengikat, Ketum PBNU Tetap Gus Yahya

Selain KH Miftachul Akhyar dan KH Yahya Cholil Staquf, silaturahmi tersebut turut dihadiri Katib Aam PBNU Prof Muhammad Nuh, sejumlah pengurus PBNU dari unsur Syuriyah dan Tanfidziyah, serta KH Anwar Mansyur dan KH Idris Hamid.

Ke depan, Rais Aam dan Ketua Umum PBNU menyatakan kesiapan untuk menggelar Muktamar Nahdlatul Ulama, dengan waktu pelaksanaan yang akan diputuskan dan diumumkan kemudian.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com