Editor
KOMPAS.com-Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur menegaskan sikap tidak berpihak kepada siapa pun dalam polemik struktural di tingkat Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) karena pemihakan dinilai berpotensi memicu perpecahan, sementara PWNU Jatim berkomitmen menjaga persatuan organisasi.
Sikap tersebut ditegaskan Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudzh atau Gus Kikin bersama Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir dalam rapat harian Syuriah–Tanfidziyah di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Selasa (16/12/2025) dilansir dari Antara.
“Dalam silaturahmi ke cabang (PCNU) yang saat ini sudah menjangkau 24 cabang atau kurang 18 cabang lagi, ada beberapa pengurus yang tanya, PWNU Jatim mendukung siapa?! Saya tegaskan PWNU Jatim mendukung NU,” kata Gus Kikin.
Rapat harian tersebut juga dihadiri Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur.
Baca juga: PBNU Kerahkan Seluruh Elemen NU Bantu Penyintas Banjir Sumatera, dari Sembako hingga Trauma Healing
Gus Kikin menegaskan bahwa mendukung NU berarti tidak memihak kubu mana pun karena sikap berpihak justru berpotensi menimbulkan perpecahan, sementara Nahdlatul Ulama berdiri di atas prinsip anti-perpecahan.
“Kita tidak fokus pada polemik, tapi kita fokus membina cabang (PCNU) dan MWC (NU tingkat kecamatan), karena itu kita fokus pada silaturrahmi sejak 19 November 2025 hingga Februari 2026, jadi ramai di atas, di bawah segar,” ujar Gus Kikin.
Selain pembinaan PCNU dan MWC, pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, tersebut juga menanggapi rencana peringatan Satu Abad NU di Gelora Bung Karno, Jakarta, pada 31 Januari 2026.
Menurut Gus Kikin, PWNU Jatim mempertimbangkan langkah istikharah atau menggelar acara internal PWNU Jawa Timur yang berskala cukup besar.
Pandangan tersebut mendapat dukungan dari Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir.
“Silaturahmi kita ke PCNU/MWC NU itu sudah lama kita adakan sebelum ada polemik di PBNU, jadi seperti siram-siram yang segar,” kata KH Abdul Matin Djawahir.
Baca juga: Musyawarah Besar Warga NU 2025 Akan Digelar di Ciganjur, Bahas Arah Masa Depan NU
Ia menilai polemik di tingkat PBNU cukup diselesaikan di level PBNU, sementara PCNU, MWC NU, dan struktur kepengurusan di bawah tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Silaturahmi justru membuat PCNU lebih tenang dan gembira, karena ada kebersamaan,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim Prof. Dr. H. Maskuri Bakri.
“Alhamdulillah, selama saya ikuti silaturahmi ke cabang-cabang, pengurus cabang umumnya menyambut kunjungan PWNU sebagai langkah yang adem, adem,” kata Maskuri.
Ia menilai kegiatan turun ke bawah atau silaturahmi tersebut tidak sekadar pertemuan struktural, tetapi juga menjadi ajang konsolidasi besar yang mempertemukan semangat, pengalaman, dan arah gerak organisasi NU di Jawa Timur.
“Acaranya juga laporan program dan capaian, seperti program BMT NU, gotong royong antar-lembaga pendidikan NU, klinik kesehatan, dan sebagainya, lalu ada arahan Ketua PWNU Jatim KH Kikin Abdul Hakim. Silaturahmi itu tradisi yang penting,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang