Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obati Rindu Tanah Air, Produk Pangan Indonesia Hadir di Dapur Haji 2026

Kompas.com, 29 Desember 2025, 23:44 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Berada ribuan kilometer dari Tanah Air, cita rasa makanan kerap menjadi pengobat rindu bagi jamaah haji Indonesia selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Kesadaran tersebut mendorong pemerintah Indonesia untuk terus menghadirkan makanan dengan rasa Nusantara bagi jamaah haji, salah satunya melalui pemanfaatan produk Ready to Eat (RTE) dan bumbu pasta asal Indonesia pada musim haji 2026.

Upaya tersebut tercermin dalam pertemuan yang digelar Kantor Urusan Haji (KUH) Jeddah bersama para importir Arab Saudi pada Minggu (28/12/2025).

Baca juga: Gus Irfan pada Calon Petugas Haji: Jangan Terima Pemberian dari Jamaah

Dilansir dari laman Kementerian Haji dan Umrah, pertemuan ini menjadi forum dialog untuk memastikan kesiapan penerapan produk RTE dan bumbu pasta Indonesia sebagai bagian dari layanan konsumsi jemaah haji Indonesia pada 2026.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekosistem Ekonomi Haji dan Umrah Jaenal Effendi menegaskan bahwa kebijakan tersebut tidak sekadar menyangkut pasokan makanan, tetapi juga berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan jemaah.

Ia menyatakan bahwa layanan yang baik berangkat dari pemahaman atas kebutuhan jemaah, termasuk penyediaan konsumsi yang sesuai selera dan memenuhi standar mutu.

Menurut Jaenal, kenyamanan rasa menjadi faktor penting agar jemaah dapat beribadah dengan lebih tenang selama berada di Tanah Suci.

Baca juga: Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera

Di balik penyediaan bumbu dan produk RTE tersebut, terdapat peran besar UMKM serta produsen pangan nasional yang menjadi bagian dari rantai pasok layanan haji.

Pemerintah berupaya memastikan seluruh rantai pasok berjalan optimal, mulai dari proses produksi di Indonesia hingga penyajian makanan di dapur haji di Arab Saudi.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyelenggaraan Haji dan Umrah Harun Al Rasyid menegaskan bahwa setiap kebijakan harus dapat diimplementasikan secara nyata di lapangan.

Ia menilai keberhasilan program ini bergantung pada kerja sama yang terukur dan profesional antara dapur katering, importir, dan pemasok dari Indonesia.

Harun menyampaikan bahwa Kementerian Haji dan Umrah tidak hanya mendorong komitmen, tetapi juga memastikan kepastian pelaksanaan penggunaan produk Indonesia di dapur haji.

Baca juga: Kuota Haji 2026 Disesuaikan, Kemenhaj Samakan Masa Tunggu Jadi 26,4 Tahun

Ia menambahkan bahwa kejelasan skema harga dan mekanisme pembayaran menjadi faktor penting agar layanan konsumsi jemaah berjalan optimal.

Sebagai bentuk kesiapan operasional, pemerintah telah menetapkan 52 dapur di Makkah dan 23 dapur di Madinah untuk melayani jemaah haji Indonesia.

Seluruh dapur tersebut diwajibkan menggunakan produk asal Indonesia, mulai dari makanan RTE, bahan pangan segar, hingga bumbu pasta, sebagaimana tercantum dalam kontrak penyelenggaraan haji.

Dalam pertemuan tersebut, para importir menyambut positif langkah Kementerian Haji dan Umrah yang memberikan kejelasan peran serta dukungan kelembagaan.

Kepastian pembayaran dinilai penting agar produsen dan UMKM di Indonesia dapat berproduksi secara berkelanjutan dengan rasa aman.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah akan membagikan data dapur haji, daftar pemasok Indonesia yang telah tersertifikasi, serta importir yang memenuhi persyaratan.

Langkah ini diharapkan dapat mempercepat koordinasi, pemesanan, dan distribusi agar produk Indonesia tersedia tepat waktu menjelang musim haji.

Lebih dari sekadar urusan logistik, kebijakan ini mencerminkan keseriusan pemerintah dalam menghadirkan layanan haji yang menyentuh kebutuhan jemaah.

Melalui dapur-dapur di Makkah dan Madinah, kehadiran cita rasa Nusantara diharapkan mampu memberikan kenyamanan bagi jemaah Indonesia sekaligus memperkuat peran produk nasional dalam ekosistem ekonomi haji.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com