Editor
KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama bekerja sama dengan Alvara Strategic Research merilis Survei Indeks Kualitas Kehidupan Beragama Umat Islam Tahun 2025.
Hasilnya menunjukkan dinamika positif kehidupan beragama di Indonesia, terutama di kalangan Generasi Z (Gen Z).
Survei tersebut mencatat Gen Z sebagai kelompok paling toleran dalam kehidupan beragama, bahkan mengungguli generasi Milenial, Generasi X, dan Baby Boomers.
Baca juga: Angka Pernikahan 2025 Naik, Kemenag Sebut Tren Penurunan Sejak 2022 Terhenti
Tak hanya itu, Gen Z juga menempati posisi tertinggi dalam kemampuan membaca Al Quran dibandingkan generasi lainnya.
“Laporan ini idealnya menjadi acuan bagi para pengambil kebijakan untuk merumuskan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas kehidupan beragama di tanah air,” ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama, Arsad Hidayat, di Jakarta, Rabu (31/12/2025).
Menurut Arsad, temuan survei ini sejalan dengan visi Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam penguatan sumber daya manusia dan kerukunan sosial.
Fokusnya adalah membangun manusia Indonesia yang unggul sekaligus memperkokoh kerukunan dan cinta kemanusiaan sebagai fondasi stabilitas nasional.
Ia menegaskan, capaian positif generasi muda perlu terus dijaga agar menjadi karakter permanen bangsa.
“Penguatan aspek yang sudah baik, seperti toleransi dan literasi kitab suci pada generasi muda, harus terus dikawal,” kata Arsad.
Peneliti Alvara Strategic Research, Lilik Purwandi, mengungkapkan sejumlah indikator yang memperkuat optimisme tersebut. Salah satunya adalah literasi Al Quran.
Indeks kemampuan membaca Al Quran dengan tartil pada Gen Z tercatat 56,29, lebih tinggi dibandingkan Milenial (54,06), Generasi X (53,97), dan Baby Boomers (50,95).
Capaian ini menunjukkan adanya penguatan literasi keagamaan di kalangan generasi muda, yang dinilai menjadi modal penting bagi pengembangan kehidupan beragama ke depan.
Selain unggul dalam literasi Al Quran, Gen Z juga mencatat skor tertinggi dalam indikator toleransi beragama. Pada indikator sikap tidak membubarkan kegiatan keagamaan aliran atau organisasi lain, Gen Z meraih indeks 80,03, melampaui Milenial (78,77), Generasi X (78,97), dan Baby Boomers (78,81).
Secara keseluruhan, indeks pengamalan toleransi Gen Z berada di angka 79,65, hampir setara dengan Generasi X (79,67), dan lebih tinggi dibandingkan Milenial (79,07) serta Baby Boomers (78,63).
Indikator toleransi ini mencakup penerimaan terhadap ibadah agama lain, sikap tidak mencela, tidak melakukan persekusi, serta tidak menyebarkan ujaran kebencian.
“Data ini menunjukkan Gen Z memiliki kedewasaan sikap yang luar biasa dalam menghargai perbedaan. Mereka adalah generasi yang paling menolak praktik persekusi atau pembubaran kegiatan keagamaan pihak lain,” ujar Lilik.
Survei juga mencatat potensi positif kehidupan beragama di wilayah perkotaan yang didominasi populasi muda.
Meski indeks dimensi ibadah masyarakat urban (78,38) sedikit lebih rendah dibandingkan perdesaan (79,37), pemahaman keagamaan yang kuat dinilai menjadi modal penting bagi penguatan spiritual di masa depan.
“Gen Z dan Milenial adalah pilar masa depan. Walaupun terdapat tantangan dalam pengamalan ibadah harian, modal intelektual melalui pemahaman Al Quran dan sikap toleransi yang matang merupakan aset besar bagi kohesi sosial,” kata Lilik.
Baca juga: Kalender Hijriah 2026, Lengkap dengan Jadwal Puasa Sunnah dan Hari Besar Islam 1446–1447 H
Survei ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cakupan nasional, melibatkan 1.208 responden Muslim di 34 provinsi.
Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan margin of error 2,89 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang