KOMPAS.com - Setiap orang yang beriman pastinya senantiasa melakukan ibadah dan amal kebaikan untuk bekal di akhirat. Dengan ibadah dan amal kebaikan yang dilakukan, orang yang beriman berharap mendapatkan Rahmat Allah SWT sehingga dimasukkan ke dalam surga.
Namun ternyata, ada beberapa perkara yang dapat menghapuskan pahala kebaikan sehingga semua amal menjadi sia-sia.
Baca juga: 3 Sumber Segala Dosa Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah
Apa saja perkara tersebut? Berikut penjelasannya.
Syirik artinya menyekutukan Allah SWT, menganggap ada makhluk lain yang dapat menandingi Allah SWT atau setara dengannya. Syirik adalah dosa terbesar yang tidak akan diampuni kecuali orang tersebut benar-benar bertaubat dan meninggalkan kesyirikan.
Terkadang ada orang yang tidak paham bahwa ia telah melakukan kesyirikan, misalnya memakai jimat, pergi ke dukun, mempercayai ramalan, meminta tolong kepada selain Allah SWT, dll.
Berikut beberapa dalil tentang syirik dapat menghapuskan amal kebaikan.
وَلَوْ أَشْرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ
Artinya: ”Seandainya mereka menyekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 88).
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَىْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Artinya: “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal dan bertanya kepadanya tentang suatu perkara, maka salatnya tidak akan diterima selama 40 hari.” (HR. Muslim).
مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ
“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat), maka ia telah berbuat syirik.” (HR. Ahmad).
Orang yang murtad atau keluar dari Islam, otomatis semua amal kebaikan terhapuskan sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut:
وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ
Artinya: “Barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya kemudian mati dalam keadaan kafir, maka mereka itulah orang-orang yang terhapus amalannya di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal berada di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 217).
Baca juga: 9 Hewan yang Haram Dimakan dalam Islam
Seseorang yang melakukan amalan karena riya' atau pamer, maka amalan tersebut tidak ada nilainya di hadapan Allah SWT.
كَالَّذِي يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۖ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْدًا ۖ لَا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَيْءٍ مِمَّا كَسَبُوا ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya: “Seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka, perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadikan ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunujuk kepada orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 264).
Sum'ah adalah menceritakan amal kebaikan agar dipuji orang lain. Hal ini akan menyebabkan amalan tidak dianggap oleh Allah SWT.
مَنْ سَمَّعَ سَمَّعَ اللَّهُ بِهِ، وَمَنْ يُرَائِي يُرَائِي اللَّهُ بِهِ
Artinya: “Siapa yang memperdengarkan amalannya (kepada orang lain), Allah akan memperdengarkan (bahwa amal tersebut bukan untuk Allah). Dan siapa saja yang ingin mempertontonkan amalnya, maka Allah akan mempertontonkan aibnya (bahwa amalan tersebut bukan untuk Allah).” (H.R. Bukhari).
Ketika seseorang beramal dengan sedekah atau menginfakkan hartanya kepada orang lain dan mengungkit-ungkit pemberian tersebut, maka pahala kebaikan dari sedekah atau infaknya akan terhapuskan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُبْطِلُوا صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْأَذَى
Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).” (QS. Al-Baqarah: 264).
Baca juga: 7 Dampak Memakan Harta Haram di Dunia dan Akhirat
Orang tua adalah sosok yang harus dihormati. Seorang anak diwajibkan untuk berbakti kepada kedua orang tuanya, meskipun berbeda agama atau pandangan.
Orang-orang yang durhaka atau berani kepada orang tuanya, maka akan dihapuskan amal-amal kebaikannya.
ثَلَاثَةٌ لَا يَنْفَعُ مَعَهُنَّ عَمَلٌ: الشِّرْكُ بِاللهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ، وَالْفِرَارُ مِنَ الزَّحْفِ
Artinya: "Tiga perkara yang membuat suatu amal tidak bermanfaat bersama ketiganya, yaitu (1) menyekutukan Allah, (2) durhaka kepada orang tua, (3) lari dari peperangan.” (H.R. Ath Thabrani).
Shalat Ashar disebut dengan shalat wustha atau shalat yang paling utama dan harus dijaga. Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu' Fatawa menjelasakan shalat Ashar disebut dengan shalat wusthA yang dikhususkan dalam perintah untuk dijaga. Shalat Ashar ini juga diwajibkan kepada orang sebelum umat Nabi Muhammad SAW.
مَنْ تَرَكَ صَلاَةَ الْعَصْرِ فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُهُ
Artinya: “Barangsiapa meninggalkan shalat Ashar, maka terhapuslah amalannya.” (H.R. Bukhari).
Meminum khamr atau minuman yang memabukkan menyebabkan shalatnya tidak diterima selama 40 hari.
مَنْ شَرِبَ الخَمْرَ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ صَبَاحًا، فَإِنْ تَابَ تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ
Artinya: “Siapa saja yang minum khamr, maka salatnya tidak diterima selama 40 hari. Jika ia bertobat, maka Allah terima taubatnya." (H.R. At Tirmidzi).
Baca juga: Ayat Al Quran dan Hadits tentang Larangan Berjudi Serta Dampak Buruknya
Memelihara anjing akan menyebabkan amal kebaikannya dikurangi setiap harinya sebanyak dua qirath (pahal sebesar gunung Uhud).
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ ، نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ
Artinya: “Barangsiapa memanfaatkan anjing, bukan untuk maksud menjaga hewan ternak atau bukan maksud dilatih sebagai anjing untuk berburu, maka setiap hari pahala amalannya berkurang sebesar dua qirath.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Orang-orang yang melakukan maksiat saat sendirian, maka amal ibadahnya tidak berharga laksana debu beterbangan.
لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا، فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا، قَالَ ثَوْبَانُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا، جَلِّهِمْ لَنَا أَنْ لاَ نَكُونَ مِنْهُمْ، وَنَحْنُ لاَ نَعْلَمُ، قَالَ: أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ، وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ، وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ، وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا
Artinya: “Aku benar-benar tahu sekelompok umatku yang datang para hari kiamat dengan membawa pahala sepenuh gunung Tihamah yang putih, lalu Allah jadikan itu laksana debu yang beterbangan.”
Tsauban bertanya, “Wahai Rasulullah, jelaskan siapa mereka agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa disadari.”
Beliau menjawab, “Mereka saudara kalian dan sejenis dengan kalian. Mereka salat malam seperti kalian, tetapi mereka adalah kaum yang apabila bersendirian dengan larangan Allah, maka mereka melanggarnya.” (H.R. Abu Daud).
Baca juga: Dampak Harta Haram dalam Islam, Doa Tak Dikabul hingga Murka Allah
Orang-orang yang melakukan bid'ah atau mengadakan sesuatu yang baru dalam agama yang tidak ada tuntunannya, maka amalnya akan tertolak.
من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Artinya: “Barangsiapa yang beramal tanpa ada perintah dari kami, maka tertolak.” (H.R. Muslim).
Syaikh Musthafa Al ‘Adawi dalam kitab At Tashiil li Ta’wil menerangkan bahwa hasad adalah menginginkan hilangnya nikmat yang ada pada orang lain. Hasad menjadi salah satu perkara yang dapat menghapuskan amal kebaikan.
اِياَّ كُم وَالحَسَدَ فَاِنَّ الْحَسَدَ يَاْ كُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَاْ كُلُ النَّارُ الحَطَبَ
Artinya: ”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (H.R. Abu Daud).
Demikianlah 12 perkara yang dapat menghapuskan amal kebaikan seseorang.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang