Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa Iftitah Menurut Muhammadiyah, Lengkap Bacaan, Latin, dan Artinya

Kompas.com - 09/10/2025, 12:25 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Dalam ajaran Islam, doa iftitah merupakan bacaan sunnah yang dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum Surah Al-Fatihah.

Bacaan ini menjadi bentuk penyucian diri, pengakuan kehambaan, serta pembuka komunikasi seorang Muslim dengan Allah SWT sebelum melaksanakan shalat.

Meskipun hukumnya sunnah, doa iftitah memiliki nilai spiritual yang tinggi karena melambangkan keikhlasan dan ketundukan seorang hamba.

Baca juga: Doa Iftitah Pendek Pembuka Pintu Surga: Arab, Latin, dan Artinya

Bacaan Doa Iftitah Versi Muhammadiyah

Dalam tuntunan resmi ibadah, Muhammadiyah menetapkan dua versi doa iftitah yang sama-sama sah untuk diamalkan.

Versi pertama adalah doa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dan tercantum dalam hadis sahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim.

Bacaan ini dikenal dengan versi “Allahumma baa’id bainii…”.

Doa Iftitah “Allahumma Baa’id Bainii…”

اللّهُمَّ باَعِدْ بَيْنِى وَبَيْنَ خَطَاياَيَ كَمَا باَعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
اَللّهُمَّ نَقِّنِى مِنَ الْخَطَاياَ كَماَ يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ
اَللّهُمَّ اغْسِلْ خَطَاياَيَ باِلْماَءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.

Latin:
Allaahumma baa’id bainii wa baina khothooyaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib.
Allaahumma naqqinii minal khothooyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas.
Allaahummaghsil khothooyaaya bil maa’i wats tsalji wal barod.

Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat.
Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana dibersihkannya kain putih dari kotoran.
Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju, dan embun.”

Doa ini mencerminkan kerendahan hati seorang hamba yang memohon agar Allah menjauhkan dirinya dari dosa, membersihkan jiwanya, dan menenangkan batinnya sebelum memulai ibadah.

Baca juga: Doa Iftitah dalam Salat: Bacaan, Macam-macam, Kaidah, dan Keutamaannya

Doa Iftitah “Wajjahtu Wajhiya...”

Selain versi di atas, Muhammadiyah juga mengakui bacaan doa iftitah “Wajjahtu wajhiya...” sebagai alternatif yang sah.

Bacaan ini bersumber dari hadis sahih riwayat Imam Muslim, dan menjadi salah satu doa pembuka shalat yang juga digunakan oleh banyak kalangan umat Islam.

Berikut teks lengkapnya:

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ.
إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.

Latin:
Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa ana minal musyrikiin.
Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin.
Laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya:
“Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus dan berserah diri, dan aku bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itu aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang Islam.”

Makna Doa “Wajjahtu Wajhiya...”

Doa iftitah ini berisi pernyataan tauhid dan keikhlasan total dalam beribadah kepada Allah SWT.

Kalimat pertama menunjukkan pengakuan bahwa seluruh orientasi hidup seorang Muslim hanya tertuju kepada Sang Pencipta, bukan kepada selain-Nya.

Kalimat kedua menegaskan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah, mencakup seluruh aspek kehidupan, baik ibadah maupun aktivitas duniawi.

Sedangkan kalimat ketiga meneguhkan sikap tauhid murni: tidak menyekutukan Allah, mengikuti perintah-Nya, dan menegaskan identitas sebagai seorang Muslim.

Bacaan ini mencerminkan pengakuan tauhid dan keikhlasan niat, sekaligus menjadi pengingat agar seluruh amal dalam hidup dilakukan hanya untuk Allah SWT.

Penetapan Resmi oleh Muhammadiyah

Menurut Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah halaman 371–372 dan penjelasan Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah dalam Majalah Suara Muhammadiyah No. 12 Tahun 2011, kedua versi doa iftitah — “Allahumma baa’id bainii…” dan “Wajjahtu wajhiya…” — sama-sama diakui dan dibenarkan secara resmi.

Majelis Tarjih menjelaskan bahwa bacaan “Allahumma baa’id…” memiliki sanad yang paling sahih dan bersifat ringkas, sehingga dijadikan bacaan utama.

Sementara itu, doa “Wajjahtu wajhiya…” memiliki kedalaman makna yang menegaskan prinsip tauhid, sehingga tetap diakui sebagai alternatif sah.

Dalam keputusan resminya, MTT PP Muhammadiyah menegaskan:

“Kedua alternatif doa iftitah tersebut — Allahumma baa’id... dan Wajjahtu wajhiya... — merupakan pendapat dan pilihan resmi Persyarikatan untuk dijadikan pedoman bagi warga Muhammadiyah, tanpa menafikan adanya alternatif lain yang juga sahih.”

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke