Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Dapat Memperparah Penyakit Hati Menurut Islam

Kompas.com - 08/10/2025, 23:29 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit hati adalah segala hal yang dapat mengotori hati sehingga hati menyimpang dari kebenaran. Beberapa hal yang termasuk penyakit hati seperti sombong, hasad, riya', ghibah, kikir, dan sifat-sifat buruk lainnya.

Penyakit hati akan sembuh ketika seseorang benar-benar mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan keimanan dan ketakwaan yang lurus. Sementara penyakit hati akan bertambah parah bila melakukan sebaliknya.

Baca juga: Hati-hati! Inilah 12 Perkara yang Dapat Menghapuskan Pahala Kebaikan

Di dalam buku Ihsan Ways karya Agus Susanto, ada 4 hal yang dapat memperparah penyakit hati.

1. Berlebihan Dalam Berbicara

Lidah atau lisan merupakan salah satu anggota tubuh yang bentuknya relatif kecil dalam susunan tubuh manusia, tetapi ia mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa.

Dengan lisan, sesuatu yang baik bisa menjadi buruk dan sesuatu yang buruk bisa menjadi baik. Dengan lisan pula, seseorang dapat ditetapkan menjadi penghuni surga maupun neraka.

“Sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan keridhoan Allah, namun dia menganggapnya ringan, karena sebab perkataan tersebut Allah meninggikan derajatnya. Dan sungguh seorang hamba mengucapkan satu kalimat yang mendatangkan kemurkaan Allah, namun dia menganggapnya ringan, dan karena sebab perkataan tersebut dia dilemparkan ke dalam api neraka.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Berkenaan dengan lisan, Rasulullah SAW memperingatkan: “Janganlah kalian berbanyak kata selain dzikrullah, sesungguhnya hal itu akan menjadikan kerasnya hati. Dan manusia yang paling jauh dari Allah adalah pemilik hati yang keras.” (H.R. At Tirmidzi).

Jika hati menjadi keras, ia akan sulit untuk menerima nasehat dan kebenaran. Hal ini tentu saja akan semakin memperparah penyakit yang ada dalam hati. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. menyatakan: “Barangsiapa yang beriman pada hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Baca juga: 3 Jenis Hati Manusia Menurut Ibnul Qayyim al Jauziyah

2. Berlebihan Dalam Makan

Para ulama menyatakan bahwa sedikit makan dapat melembutkan hati, menguatkan daya pikir, melemahkan hawa nafsu dan sifat marah. Sedangkan berlebihan dalam makan akan mengakibatkan hati menjadi keras dan menguatkan hawa nafsu.

Imam Al Ghazali menjelaskan bahwa makan yang berlebihan akan menimbulkan berbagai dampak buruk pada manusia.

Pertama, Banyak makan menyebabkan matinya hati dan hilangnya cahaya dalam hati sehingga manusia akan bebal dengan kebenaran dan sulit menggerakkan jiwanya untuk beribadah.

Kedua, membuat badan malas untuk beribadah dan mudah melakukan kemaksiatan. Ketiga, berlebihan dalam makan menghilangkan kemanisan dan ketenangan dalam ibadah.

Keempat, menyebabkan hati menjadi mudah bimbang dan gampang terjerumus ke dalam syubhat (keragu-raguan).

Ibrahim bin Adham juga memberikan nasehat berkaitan dengan makan yang berlebihan. Beliau menyatakan: “barangsiapa memelihara perutnya, akan terpelihara agamanya. Barangsiapa mampu menguasai rasa lapar, ia akan memiliki akhlak yang mulia. Sesungguhnya kemaksiatan kepada Allah itu jauh dari seorang yang lapar dan dekat dengan seseorang yang kenyang.”

Baca juga: Karakteristik Orang yang Memiliki Hati yang Sakit (Qalbun Maridh)

3. Berlebihan Dalam Memandang

Berlebihan dalam memandang berarti memandang sesuatu melebihi porsi yang sewajarnya atau memandang sesuatu yang terlarang. Hal ini akan menimbulkan anggapan indah terhadap apa yang dipandang dan bertautnya hati dengan objek yang dipandang.

Pandangan itu ibarat panah beracun iblis. Seseorang yang senang mengumbar pandangan akan menyibukkan hati untuk memikirkan apa yang dipandang sehingga melupakan dzikir kepada Allah.

Para ulama manyatakan: “Antara mata dan hati ada kaitan erat. Bila mata telah rusak dan hancur, maka hatipun rusak dan hancur. Hati seperti ini ibarat tempat sampah yang berisikan segala najis, kotoran, dan sisa-sisa yang menjijikkan. Ia tidak layak dihuni oleh ma’rifatullah (sadar akan Allah), mahabbatullah (cinta kepada Allah), dan inabah (kembali) kepada-Nya.

Bagi seseorang yang mampu menjaga pandangannya, maka ia akan mendapatkan kenikmatan dapat merasakan manisnya iman, mempunyai firasat atau intuisi yang tepat, dan hati menjadi teguh dalam memegang kebenaran.

Baca juga: Nasehat Ibrahim bin Adham agar Berhenti dari Maksiat

4. Berlebihan Dalam Bergaul

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Islam memerintahkan manusia untuk saling mengenal dan bersilaturahim dengan manusia lainnya. Akan tetapi, Islam juga memberikan batasan dalam bergaul, yaitu memilih teman bergaul yang mendatangkan kemaslahatan bersama.

Hadits di atas menjelaskan tentang bagaimana pengaruh pergaulan terhadap diri. Jika kita bergaul dengan orang baik, kita cenderung menjadi baik. Sedangkan jika kita bergaul dengan orang buruk, kitapun akan merasakan dampak buruknya. Hal ini bukan berarti kita harus selalu menjauhi orang jelek.

Jika kita mampu menjaga diri dan membawa pengaruh baik pada lingkungan, kita boleh saja bergaul dengan siapaun. Apalagi jika dalam bergaul itu kita iringi dengan niatan dakwah untuk bersama-sama meniti jalan Allah. Tetapi jika kita merasa tidak mempunyai pendirian yang teguh, sebaiknya kita selektif memilih teman agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Nama-Nama Nabi Muhammad SAW yang Wajib Diketahui Umat Islam
Nama-Nama Nabi Muhammad SAW yang Wajib Diketahui Umat Islam
Doa dan Niat
50 Kiai Sepakat Tak Ada Pemakzulan Gus Yahya, PBNU Tetap Utuh hingga Muktamar
50 Kiai Sepakat Tak Ada Pemakzulan Gus Yahya, PBNU Tetap Utuh hingga Muktamar
Aktual
MUI Ungkap Fatwa Baru: Rp 190 Triliun Rekening Dormant Bisa Dialihkan ke Lembaga Sosial
MUI Ungkap Fatwa Baru: Rp 190 Triliun Rekening Dormant Bisa Dialihkan ke Lembaga Sosial
Aktual
Shalat Tapi Masih Bermaksiat? Begini Penjelasannya dalam Islam
Shalat Tapi Masih Bermaksiat? Begini Penjelasannya dalam Islam
Doa dan Niat
Doa Sederhana untuk Guru di Hari Guru 2025: Bentuk Syukur atas Cahaya Ilmu
Doa Sederhana untuk Guru di Hari Guru 2025: Bentuk Syukur atas Cahaya Ilmu
Doa dan Niat
Kemenag Siapkan Standar Kompetensi Marbot, Tak Sekadar Jaga Kebersihan Masjid
Kemenag Siapkan Standar Kompetensi Marbot, Tak Sekadar Jaga Kebersihan Masjid
Aktual
Marak Jasa Nikah Siri di Medsos, Kemenag Ingatkan Risiko bagi Perempuan dan Anak
Marak Jasa Nikah Siri di Medsos, Kemenag Ingatkan Risiko bagi Perempuan dan Anak
Aktual
Sirah Nabawiyah: Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW dari Lahir hingga Wafat
Sirah Nabawiyah: Kisah Hidup Nabi Muhammad SAW dari Lahir hingga Wafat
Doa dan Niat
Pendaftaran PPIH 2026 Dibuka, Ini Contoh Surat Rekomendasi yang Wajib Diunggah
Pendaftaran PPIH 2026 Dibuka, Ini Contoh Surat Rekomendasi yang Wajib Diunggah
Aktual
Gus Ipul Benarkan Pencopotan Charles Taylor, PBNU Minta Kader Tidak Berspekulasi
Gus Ipul Benarkan Pencopotan Charles Taylor, PBNU Minta Kader Tidak Berspekulasi
Aktual
Doa Diberikan Pemahaman Agama Lengkap dengan Terjemahannya
Doa Diberikan Pemahaman Agama Lengkap dengan Terjemahannya
Doa dan Niat
Menhaj: Pelunasan Biaya Haji 2026 Tahap 1 sampai 23 Desember
Menhaj: Pelunasan Biaya Haji 2026 Tahap 1 sampai 23 Desember
Aktual
Keutamaan Shalat Hajat Lengkap dengan Tata Cara dan Doanya
Keutamaan Shalat Hajat Lengkap dengan Tata Cara dan Doanya
Doa dan Niat
Timeline Seleksi Petugas Haji Daerah 2026, Syarat Utama dan Cara Daftar
Timeline Seleksi Petugas Haji Daerah 2026, Syarat Utama dan Cara Daftar
Aktual
Teks Doa Peringatan Hari Guru Nasional 2025 Resmi dari Kemenag
Teks Doa Peringatan Hari Guru Nasional 2025 Resmi dari Kemenag
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com