KOMPAS.com-Ungkapan Masya Allah sudah sangat akrab di telinga umat muslim. Kalimat ini sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, terutama ketika seseorang melihat sesuatu yang indah, menakjubkan, atau membawa kebaikan.
Dilansir dari Antara, secara makna, Masya Allah merujuk pada pengakuan bahwa segala sesuatu terjadi semata-mata karena kehendak Allah SWT.
Kalimat ini menjadi bentuk pengagungan sekaligus pengakuan bahwa keindahan atau keajaiban yang terlihat bukan disebabkan oleh kemampuan manusia, melainkan karena Allah menghendakinya.
Baca juga: Masya Allah Artinya Lengkap: Makna dan Cara Penggunaannya
Makna tersebut ditegaskan dalam firman Allah pada Surat Al-Kahfi ayat 39:
وَلَوۡلَاۤ اِذۡ دَخَلۡتَ جَنَّتَكَ قُلۡتَ مَا شَآءَ اللّٰهُ ۙ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ ۚ
Artinya:
“Dan mengapa ketika engkau memasuki kebunmu tidak mengucapkan ‘Masyaallah, la quwwata illa billah’ (Sungguh, atas kehendak Allah semua ini terwujud), tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” (QS Al-Kahfi: 39)
Para ulama, termasuk Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Tafsir Al-Quranul Karim Surat Al-Kahfi, menjelaskan bahwa frasa Masya Allah dapat dimaknai melalui dua pendekatan gramatikal bahasa Arab.
Makna pertama berasal dari struktur kalimat:
هذا ما شاء الله – hadzaa maa syaa Allah
Artinya: “Inilah yang dikehendaki oleh Allah.”
Adapun makna kedua merujuk pada bentuk:
ما شاء الله كان – maa syaa Allahu kaana
Artinya: “Apa yang dikehendaki oleh Allah, maka itulah yang akan terjadi.”
Dua penjelasan ini menunjukkan bahwa kalimat Masya Allah mencakup makna pengakuan, penegasan, dan ketundukan terhadap kehendak Allah SWT.
Baca juga: Bacaan Masya Allah : Arab, Latin, Arti, dan Penggunaannya
Ungkapan Masya Allah lazim diucapkan ketika seseorang melihat sesuatu yang baik, mengagumkan, atau membawa kebahagiaan.
Misalnya saat melihat kebun yang subur, rumah yang indah, pencapaian seseorang, atau berbagai bentuk nikmat lainnya.
Kalimat ini menunjukkan rasa syukur sekaligus menjaga diri dan orang lain dari sifat dengki. Penggunaan kalimat ini juga mengingatkan bahwa semua keindahan tersebut hadir karena izin Allah.
Meskipun keduanya sering diucapkan dalam konteks kekaguman, Masya Allah dan Subhanallah memiliki makna yang berbeda.
Masya Allah digunakan ketika melihat sesuatu yang baik atau menakjubkan dan mengakui bahwa semua terjadi atas kehendak Allah.
Subhanallah diucapkan ketika seseorang menyaksikan sesuatu yang luar biasa atau ketika ingin mensucikan Allah dari segala kekurangan.
Perbedaan makna ini membuat keduanya digunakan pada situasi yang tidak selalu sama.
Baca juga: Doa Tahajud dan Artinya: Doa Malam yang Penuh Keutamaan
Mengucapkan Masya Allah membawa banyak hikmah dalam kehidupan seorang muslim. Kalimat ini menguatkan kesadaran bahwa segala sesuatu adalah bagian dari takdir Allah SWT.
Ungkapan ini juga menjadi bentuk adab saat memuji atau mengagumi nikmat Allah pada diri sendiri maupun orang lain.
Selain itu, kalimat ini mencerminkan rasa syukur dan menjaga hati dari sifat sombong karena menyadari bahwa setiap kebaikan tidak terlepas dari izin Allah.
Ungkapan Masya Allah menjadi kalimat penuh makna yang mencerminkan pengakuan atas kehendak Allah SWT. Kalimat ini layak diucapkan ketika melihat kebaikan atau keindahan, serta menjadi bentuk adab dan syukur.
Makna Masya Allah dapat dijelaskan melalui dua pendekatan: “inilah yang dikehendaki Allah” atau “apa yang dikehendaki Allah, maka itulah yang terjadi”. Keduanya menegaskan keyakinan seorang muslim bahwa segala sesuatu berjalan sesuai izin-Nya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang