KOMPAS.com - Mandi wajib adalah mandi yang dilakukan untuk menghilangkan hadats besar atau junub. Mandi wajib harus dilakukan agar seseorang kembali suci dan boleh melaksanakan ibadah-ibadah yang menuntut kesucian diri, seperti shalat dan masuk masjid.
وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغْتَسِلُوا۟
Artinya: "...(jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi..." (Q.S. An Nisa': 43).
Baca juga: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid Lengkap dengan Niatnya
Berikut ini bacaan niat mandi wajib secara umum yang bisa dibaca untuk semua mandi wajib.
Arab:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ اْلحَدَثِ اْلأَكْبَرِ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Latin:
Nawaitul ghusla liraf'il hadatsil akbari fardhal lillahi ta’aala.
Artinya:
Aku niat mandi untuk menghilangkan hadats besar, fardhu karena Allah Ta'ala.
Baca juga: Apakah Mandi Wajib dan Mandi Junub Berbeda? Begini Jawabannya
Abu Syuja' dalam kitab Matan At Taqrib menyebutkan ada tiga rukun mandi wajib, yaitu niat, membersihkan najis yang ada di badan, dan meratakan air ke seluruh rambut dan kulit.
Ketiga rukun di atas harus dilaksanakan, tidak sah jika tertinggal salah satu atau semuanya. Secara detail, tata cara mandi wajib berdasarkan tuntunan Rasulullah sebagai berikut:
1. Mencuci tangan sebanyak tiga kali
2. Membersihkan kemaluan dan kotoran lain yang ada dengan tangan kiri
3. Mencuci tangan setelah membersihkan kemaluan dan kotoran lain dengan sabun atau menggosokkannya ke tanah
4. Berwudhu dengan sempurna seperti halnya wudhu untuk sholat
5. Mengguyur air ke kepala sebanyak tiga kali hingga pangkal rambut disertai dengan membaca niat saat awal mengguyurkan air
6. Mengguyur seluruh badan dimulai dari sebelah kanan sebanyak tiga kali dilanjutkan sebelah kiri tiga kali.
Baca juga: Bolehkah Mandi Wajib Tanpa Menggunakan Sabun dan Shampo?
Dikutip dari kitab Fiqh Sistematis karya Muhammad Hamim, ada beberapa sunnah saat melaksanakan mandi wajib, yaitu:
1. Membaca basmalah (dalam hati) karena di kamar mandi tempat yang tidak suci;
2. Bersiwak atau sikat gigi;
3. Berdiri saat melakukan mandi sehingga air lebih mudah mengalir ke seluruh tubuh;
4. Menghadap kiblat;
5. Kencing terlebih dahulu, terutama ketika mandi wajib karena keluar sperma;
6. Menggosok badan;
7. Menutup aurat saat mandi, yaitu qubul dan dubur.
Baca juga: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami Istri
Mandi wajib dilakukan karena terjadinya hal-hal berikut:
1. Keluarnya sperma baik disengaja maupun tidak disengaja (mimpi basah);
2. Masuknya penis ke farji atau masuknya kemaluan laki-laki ke kemaluan wanita (berhubungan badan);
3. Selesai haid;
4. Selesai nifas dan melahirkan
5. Ketika seseorang masuk Islam;
6. Ketika seseorang meninggal dunia.
Baca juga: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Keluar Mani
Mandi wajib menjadi tidak sah bila syarat dan rukunnya tidak terpenuhi. Selain itu, ada beberapa hal yang menyebabkan mandi wajib menjadi tidak sah.
1. Tidak berniat terlebih dahulu sebelum mandi wajib. Ketika tidak berniat untuk mandi wajib, maka mandinya dianggap sebagai mandi biasa
2. Tidak menghilangkan najis yang menempel di tubuh terlebih dahulu. Najis bisa berupa air kencing, kotoran manusia dan hewan, darah, nanah, air liur anjing, dan bangkai
3. Ada bagian tubuh yang tidak terkena air, misal lipatan-lipatan kulit, sela-sela jari, dan kulit kepala
4. Tidak menggunakan air yang suci, misal tercampur dengan najis atau air berubah sifat karena sabun, sampo, atau zat lain
5. Adanya penghalang air sampai ke kulit, seperti cat yang masih menempel.
Demikianlah pembahasan mengenai mandi wajib. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang