Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Yahya: Hari Santri Nasional 2025 Jadi Momentum Konsolidasi Kekuatan Bangsa

Kompas.com - 20/10/2025, 08:29 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 akan menjadi momentum penting dalam menjaga dan merawat persatuan bangsa.

Hal ini disampaikan dalam acara Kick Off HSN 2025 yang berlangsung di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) pada hari Minggu.

"Peringatan ini akan menjadi momentum reflektif dan penuh makna. HSN yang genap satu dekade sejak ditetapkan pada 2015, juga bermakna sebuah perayaan atas diakuinya eksistensi dan perjuangan kaum santri dalam melahirkan NKRI," ujar Gus Yahya.

Baca juga: Pemerintah Renovasi Pesantren Rawan Bencana, Santri Harus Belajar di Tempat Aman

Ia menambahkan bahwa tema HSN tahun ini, "Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Mulia," mencerminkan semangat kebangsaan yang lahir dari Resolusi Jihad 1945 oleh Hadratusy Syekh Hasyim Asy’ari.

Menurutnya, kemerdekaan Indonesia bukan hanya sekadar peristiwa politik, melainkan juga merupakan tonggak peradaban manusia.

"Proklamasi Indonesia memang dibacakan di Jakarta, tapi ujian kemerdekaannya justru terjadi di Surabaya. Dan itu dilakukan oleh santri," tegasnya.

Apresiasi terhadap kebijakan Presiden Prabowo

Gus Yahya juga memberikan apresiasi terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong transformasi sistem dan manajemen keuangan negara demi kesejahteraan rakyat.

"Kebijakan besar itu butuh energi koheren yang besar, dan dukungan seluruh elemen bangsa. Karenanya, Hari Santri harus menjadi momentum kebersamaan nasional," katanya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya persatuan, baik di tingkat warga NU maupun di seluruh bangsa Indonesia, dalam menghadapi tantangan global dan domestik.

Baca juga: Gus Yahya: Kerja Bakti Santri Bukan Eksploitasi, Tapi Tradisi Pendidikan Pesantren

"Masuklah ke dalam jam’iyyah ini dalam rukun dan bersatu, bukan hanya jasad, tapi juga ruh. Adanya masalah tidak boleh menjadi alasan untuk berpisah," pesan Gus Yahya.

Ia menutup pernyataannya dengan seruan agar santri tetap berada di garda depan untuk menjaga kemerdekaan dan memperkuat moral bangsa, serta mengawal peradaban mulia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke