KOMPAS.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengingatkan kembali jati diri pesantren sebagai lembaga pengabdian, bukan badan usaha yang mengejar keuntungan.
“Pesantren sendiri kan bukan badan usaha dengan bisnis untuk mendapatkan keuntungan, melainkan keberadaannya adalah khidmat yang non-profit, disediakan secara ikhlas untuk anak-anak supaya mendapatkan kesempatan belajar,” kata Yahya di Jakarta, Jumat.
Menurut Gus Yahya, sapaan akrabnya, pesantren memiliki tradisi yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga melatih para santri untuk membersihkan jiwa dan berkhidmat dengan niat tulus.
Baca juga: Ketum PBNU: Pesantren Bukan Lembaga Bisnis, tapi Tempat Pengabdian dan Pelayanan
Ia juga menanggapi isu dugaan eksploitasi santri di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menurutnya tidak tepat.
Gus Yahya menegaskan bahwa kegiatan gotong royong di pesantren adalah bagian dari pendidikan karakter dan semangat kebersamaan.
“Itu bukan eksploitasi, itu kan tradisi dan bagian dari kegiatan pendidikan di lingkungan pesantren. Kalau kerja bakti ya sama saja, kita juga di kampung bersih-bersih selokan, itu kerja bakti. Mereka membangun untuk kepentingan mereka sendiri,” ujarnya.
Ia menjelaskan, para santri yang membantu membangun kamar atau gedung madrasah sejatinya sedang berkontribusi untuk fasilitas yang akan mereka gunakan sendiri.
“Itu menjadi tradisi di pesantren,” tambahnya.
Terkait ambruknya mushalla di Ponpes Al-Khoziny, Gus Yahya menyebut peristiwa itu sebagai peringatan untuk memperbaiki infrastruktur pesantren secara sistemis.
“Kita tahu itu baru puncak dari gunung es masalah infrastruktur, di mana pesantren harus kita perjuangkan bersama untuk perbaikan-perbaikan yang lebih lanjut nantinya,” tuturnya.
Ia mengapresiasi langkah cepat pemerintah dalam merespons kejadian tersebut dan membangun kembali sarana yang rusak.
“Kita berterima kasih bahwa pemerintah sudah menunjukkan perhatian dalam hal ini. Mudah-mudahan nanti secara sistemis masalah ini bisa kita selesaikan,” ujar Gus Yahya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang