Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Utsman bin Affan: Khalifah Dermawan yang Gugur Syahid

Kompas.com, 25 Desember 2025, 11:50 WIB
Norma Desvia Rahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Utsman bin Affan ra dikenal sebagai sosok khalifah yang lembut, pemalu, dan sangat menjaga kehormatan diri.

Dalam kesehariannya, ia tekun beribadah, berpuasa, dan membaca Al-Qur’an. Bahkan pada hari-hari terakhir hidupnya, Utsman masih berpuasa dan menghabiskan waktu dengan mushaf di tangannya.

Keteguhan spiritual itulah yang menjadi fondasi sikapnya dalam memimpin umat Islam di masa penuh ujian.

Baca juga: Kisah Umar Bin Khattab, Dari Penentang Menjadi Pembela Islam

Jasa Besar bagi Umat Islam

Dikutip dari buku 65 Kisah Teladan Sahabat Nabi karya Dr. Abdurrahman Ra'fat al-Basya, Utsman bin Affan bagi umat Islam.

Ia adalah tokoh utama di balik penyatuan mushaf Al-Qur’an, sebuah langkah monumental untuk menjaga kemurnian wahyu.

Selain itu, Utsman juga dikenal sebagai dermawan yang menginfakkan hartanya untuk kepentingan umat, mulai dari membeli sumur agar bisa digunakan masyarakat Madinah, hingga memperluas Masjid Nabawi demi kenyamanan kaum muslimin.

Pada masa kepemimpinannya, wilayah Islam berkembang pesat. Kaum muslimin mencapai tingkat kesejahteraan yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Distribusi harta berjalan merata, kebutuhan pokok mudah diperoleh, dan hubungan sosial antarsesama muslim terjalin dalam suasana saling menolong dan mencintai.

Fitnah dan Pengepungan

Namun, kemakmuran tidak selalu beriringan dengan ketenangan. Sebagian orang yang terlena oleh nikmat mulai melampaui batas.

Fitnah terhadap Utsman pun bermunculan. Sekelompok orang dari berbagai daerah mengepung rumahnya selama puluhan hari.

Mereka bahkan menghalangi keluarga Utsman mendapatkan air bersih dan mencegahnya pergi ke Masjid Nabawi untuk shalat berjamaah.

Ironisnya, mereka melupakan fakta bahwa Utsmanlah yang dahulu membeli sumur untuk kepentingan umum dan menginfakkan hartanya tanpa pamrih. Kebencian menutup mata nurani.

Baca juga: Syahid yang Berjalan di Bumi, Kisah Pengorbanan Thalhah bin Ubaidillah

Memilih Keselamatan Umat

Ketika situasi semakin genting, ratusan sahabat dan keluarga Nabi bersiap melindungi Utsman.

Namun khalifah ketiga itu justru menolak dilindungi dengan kekerasan. Ia tidak ingin setetes darah kaum muslimin tertumpah demi menyelamatkan dirinya.

Utsman meminta agar pedang dikembalikan ke sarungnya dan menyerahkan sepenuhnya takdirnya kepada Allah.

Sikap ini menunjukkan keberanian moral yang jarang dimiliki, keberanian untuk mengorbankan diri demi persatuan umat.

Derma di Saat Paceklik

Kedermawanan Utsman juga tercermin dalam kisah kafilah dagangnya. Suatu ketika, saat Madinah mengalami kesulitan, datang kafilah Utsman dengan ribuan unta bermuatan gandum, minyak, dan kebutuhan pokok.

Para pedagang menawar dengan harga tinggi, namun Utsman menolaknya. Ia mengatakan telah mendapatkan tawaran yang lebih baik.

“Tawaran dari Allah, sepuluh kali lipat,” ujarnya.

Seluruh barang dagangan itu pun disedekahkan kepada kaum muslimin. Rasulullah SAW memuji tindakan tersebut dan menyampaikan bahwa Utsman tidak akan mengalami kesulitan setelah hari itu.

Baca juga: Perjuangan dan Bakti Tanpa Batas kepada Ibu, Kisah Uwais al-Qarni

Warisan Keteladanan

Utsman bin Affan wafat dalam keadaan syahid, saat ia sedang membaca Al-Qur’an. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi umat Islam.

Namun lebih dari itu, ia mewariskan keteladanan tentang kepemimpinan yang berlandaskan iman, kesabaran, dan pengorbanan.

Di tengah hiruk-pikuk fitnah dan kepentingan, Utsman memilih jalan sunyi untuk menjaga persatuan, menghindari kekerasan, dan berharap hanya kepada Allah. Sebuah pelajaran berharga yang tetap relevan hingga hari ini.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com