KOMPAS.com - Marah adalah kondisi seseorang ketika emosinya meluap karena melihat sesuatu yang tidak disenangi atau merasa jengkel terhadap sesuatu. Marah biasa ditandai dengan mata melotot, suara yang keras, atau perbuatan agresif.
Saat marah, seseorang dapat kehilangan kontrol diri dan kesadaran pikiran sehingga dapat melakukan perbuatan yang merusak atau destruktif, baik itu merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dalam Islam, marah menjadi satu aktivitas yang terlarang. Islam bahkan memberikan berbagai keutamaan bagi orang yang bisa menahan marah.
Baca juga: Macam-Macam Sholat Sunnah, Keutamaan dan Tata Caranya bagi Umat Islam
Islam sebagai agama yang sangat memperhatikan masalah akhlak atau perilaku, memerintahkan umatnya untuk tidak marah. Hal ini disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَوْصِنِيْ ، قَالَ : لَا تَغْضَبْ . فَرَدَّدَ مِرَارًا ؛ قَالَ : لَا تَغْضَبْ
Artinya: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” (H.R. Bukhari).
Larangan marah dalam Islam sangat dianjurkan karena marah itu menyatukan seluruh keburukan sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Imam Ahmad.
فَإِذَا الْغَضَبُ يَجْمَعُ الشَّرَّ كُلَّهُ
Artinya: "...ternyata marah menyatukan seluruh keburukan." (H.R. Ahmad).
Dalam Al Quran dan hadits, Allah SWT dan Rasul-Nya menyampaikan beberapa keutamaan menahan marah, yaitu:
Dalam kitab Mu'jamul Ausath, Imam Ath Thabrani meriwayatkan sebuah hadits tentang larangan marah dan diganjar dengan surga.
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
Artinya: "Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (H.R. Ath Thabrani).
Baca juga: Keutamaan Umrah Musim Dingin 2025, Cuaca Sejuk dan Ibadah Lebih Khusyuk
لَيْسَ الشَّدِيْدُ بِالصُّرَعَةِ ، إِنَّمَا الشَّدِيْدُ الَّذِيْ يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ.
Artinya: "Orang yang kuat itu bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat ialah orang yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah." (H.R. Bukhari dan Muslim).
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُؤُوْسِ الْخَلاَئِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللهُ مِنَ الْحُوْرِ الْعِيْنِ مَا شَاءَ
Artinya: "Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah k akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai." (H.R. Ahmad, Abu Daud, At Tirmidzi, dan Ibnu Majah).
Menahan amarah menjadi salah satu ciri orang bertakwa yang akan mendapatkan surga.
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: "(Orang yang bertakwa yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Q.S. Ali Imran: 134).
Baca juga: Keutamaan Membaca Surat Yasin
أَنَّ رَجُلًا قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْصِنِي قَالَ لَا تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَارًا قَالَ لَا تَغْضَبْ
Artinya: "Seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW: "Berilah aku wasiat?" beliau bersabda: "Janganlah kamu marah." Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: "Janganlah kamu marah." (H.R. Bukhari).
مَاذَا يُبَاعِدُنِي مِنْ غَضَبِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَالَ لَا تَغْضَبْ
Artinya: "Apa yang dapat menjauhkanku dari murka Allah Azza wa Jalla?" Nabi SAW menjawab: "Janganlah kamu marah." (H.R. Ahmad).
Selain berdoa, Nabi Muhammad SAW mengajarkan bagaimana caranya meredam amarah.
إِذَا غَضِبَ الرَّجُلُ فَقَالَ أَعُوْذُ بِاللهِ ، سَكَنَ غَضْبُهُ
Artinya: “Jika seseorang dalam keadaan marah, lantas ia ucapkan, ‘A’udzu billah (Aku meminta perlindungan kepada Allah)’, maka redamlah marahnya.” (H.R. As Sahmi)
Marah itu berasal dari setan, maka ketika marah, Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk membaca ta'awurdz atau isti'adzah.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Artinya: "Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk."
Baca juga: Keutamaan Membaca Surat Al Kahfi pada Hari Jumat
Agar tidak menimbulkan keburukan yang semakin banyak, maka orang yang sedang marah diperintahkan untuk berdiam diri.
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْكُتْ
Artinya: "Apabila seorang dari kalian marah, hendaklah ia diam." (H.R. Ahmad, Bukhari, dan Al Bazzar).
إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ ، وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ
Artinya: "Apabila seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, hendaklah ia duduk; apabila amarah telah pergi darinya, (maka itu baik baginya) dan jika belum, hendaklah ia berbaring." (H.R. Abu Daud, Ahmad, dan Ibnu Hibban).
إِنَّ الْغَضَبَ مِنْ الشَّيْطَانِ وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنْ النَّارِ وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
Artinya: "Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air. Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu." (H.R. Abu Daud).
Demikianlah keutamaan menahan amarah dalam Islam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang