Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen PBNU: Patriot Bond Jangan Jadi Instrumen Danantara Mengelola Sampah

Kompas.com - 16/10/2025, 16:14 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal PBNU, Rahmat Pulungan, menyoroti kebijakan pemerintah yang menerbitkan obligasi negara Patriot Bond kepada kalangan konglomerat. Ia menilai, meski kebijakan ini merupakan terobosan menarik, tetapi arah penggunaannya belum strategis.

Rahmat mengatakan, pada prinsipnya ia tidak menolak gagasan penerbitan Patriot Bond, terlebih jika tujuannya untuk memperkuat perekonomian nasional. Namun, menurutnya, pemerintah juga perlu mewajibkan perusahaan-perusahaan besar dan multinasional yang telah lama beroperasi di Indonesia untuk ikut berpartisipasi dalam skema tersebut.

“Saya setuju pemerintah menerbitkan Patriot Bond untuk konglomerat. Ini terobosan menarik. Namun bagusnya, kewajiban itu juga dibebankan ke perusahaan-perusahaan multinasional yang sudah lama beroperasi di Indonesia,” ujar Rahmat di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Baca juga: Pembangunan Kampung Haji di Makkah, Danantara Pastikan Akomodasi Jemaah Indonesia Nyaman

Rahmat menilai penggunaan dana hasil penerbitan Patriot Bond sebesar Rp 50 triliun oleh Danantara untuk membiayai proyek pengelolaan sampah (waste to energy) tidak bersifat strategis dan kurang tepat sasaran.

“Surat utang negara melalui danantara senilai Rp 50 triliun itu dipakai Danantara membiayai proyek pengelolaan sampah. Itu tidaklah strategis,” katanya.

Menurutnya, pengelolaan sampah seharusnya menjadi tanggung jawab perusahaan besar dan multinasional yang menghasilkan limbah industri, bukan dibebankan kepada negara melalui penerbitan surat utang.

“Kalau memang mau kelola sampah, suruh saja perusahaan-perusahaan besar yang hasilkan sampah itu bikin waste to energy seperti PSEL(pengolahan sampah menjadi energi listrik),” tegasnya.

“Atau perusahaan asing yang sudah lama beroperasi di Indonesia ikut mengelola sampah, tanpa harus investasi dari penerbitan Patriot Bond,” lanjutnya.

Patriot Bond untuk Merah Putih dan MBG

Rahmat juga menilai, alokasi dana hasil Patriot Bond lebih baik diarahkan untuk mendukung program MBG dan koperasi merah putih yang dinilainya lebih produktif serta menyentuh langsung kehidupan ekonomi masyarakat kecil.

“Dana Patriot Bond seharusnya digunakan untuk membiayai koperasi merah putih dan MBG. Ini kan program patriotik dan ada dimensi bisnisnya. Apalagi kabarnya program MBG dan Koperasi merah putih ini kekurangan investor. Kalau hanya untuk proyek pengolahan sampah, pemerintah bisa memaksa para produsen sampah terbesar di Indonesia untuk bertanggung jawab lewat kebijakan green policy dan pengembangan budaya green living,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rahmat mengingatkan agar pemerintah fokus pada penyusunan kebijakan makro lingkungan, bukan turun langsung mengerjakan proyek teknis seperti pengelolaan sampah.

Ia menilai langkah pemerintah melalui Danantara menunjukkan belum adanya pembagian tanggung jawab lingkungan yang proporsional antara negara dan pelaku usaha.

“Sayang uang Danantara dipakai untuk kelola sampah. Jangan jadikan Patriot Bond sebagai alat untuk terus memproduksi sampah baru,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa penawaran investor terhadap Patriot Bond telah mencapai lebih dari Rp50 triliun.

Baca juga: Pembangunan Kampung Haji di Makkah, Danantara Pastikan Akomodasi Jemaah Indonesia Nyaman

Obligasi tersebut diterbitkan untuk membiayai proyek energi terbarukan, termasuk waste to energy, dalam rangka mendukung visi pemerintah mewujudkan ekonomi hijau.

Namun, menurut Rahmat Pulungan, arah kebijakan tersebut berisiko menjauhkan tanggung jawab dari korporasi besar yang selama ini menjadi sumber utama sampah, polusi dan limbah.

“Jangan sampai negara yang sibuk membersihkan, sementara perusahaan besar terus menghasilkan sampah dan limbah tanpa kewajiban memperbaikinya,” tandasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Wasekjen PBNU: Patriot Bond Jangan Jadi Instrumen Danantara Mengelola Sampah
Wasekjen PBNU: Patriot Bond Jangan Jadi Instrumen Danantara Mengelola Sampah
Aktual
Kemenag Jelaskan Pentingnya Sertifikat Halal: Jadi Kunci Kepercayaan Konsumen
Kemenag Jelaskan Pentingnya Sertifikat Halal: Jadi Kunci Kepercayaan Konsumen
Aktual
Khutbah Jumat Singkat: Ahli Ibadah Tapi Masuk Neraka
Khutbah Jumat Singkat: Ahli Ibadah Tapi Masuk Neraka
Doa dan Niat
Hukum Niat Menjadi Imam Saat Sholat Sendirian, Begini Penjelasan Ulama
Hukum Niat Menjadi Imam Saat Sholat Sendirian, Begini Penjelasan Ulama
Doa dan Niat
7 Nama Neraka dalam Al Quran Lengkap dengan Dalilnya
7 Nama Neraka dalam Al Quran Lengkap dengan Dalilnya
Doa dan Niat
Benarkah Hubungan Suami Istri pada Malam Jumat Termasuk Sunnah Rasul? Ini Penjelasannya
Benarkah Hubungan Suami Istri pada Malam Jumat Termasuk Sunnah Rasul? Ini Penjelasannya
Doa dan Niat
Doa Ketika Sedang Marah Lengkap dengan Arti Cara Meredamnya
Doa Ketika Sedang Marah Lengkap dengan Arti Cara Meredamnya
Doa dan Niat
Saudi Luncurkan Proyek King Salman Gate di Makkah, Tampung 900.000 Jamaah
Saudi Luncurkan Proyek King Salman Gate di Makkah, Tampung 900.000 Jamaah
Aktual
Keutamaan Menahan Marah: Masuk Surga Hingga Bebas Memilih Bidadari
Keutamaan Menahan Marah: Masuk Surga Hingga Bebas Memilih Bidadari
Doa dan Niat
Bacaan Doa Agar Husnul Khatimah Saat Meninggal Lengkap dengan Artinya
Bacaan Doa Agar Husnul Khatimah Saat Meninggal Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
Hitung Mundur Ramadhan 2026: Versi Muhammadiyah Jatuh pada 18 Februari, Ini Persiapan yang Disarankan
Hitung Mundur Ramadhan 2026: Versi Muhammadiyah Jatuh pada 18 Februari, Ini Persiapan yang Disarankan
Aktual
Kemenhaj Minta 2 Syarikah Fokus Layani Jamaah Indonesia pada Haji 2026
Kemenhaj Minta 2 Syarikah Fokus Layani Jamaah Indonesia pada Haji 2026
Aktual
Menteri Haji Minta Syarikah Perlakukan Jemaah Indonesia dengan Istimewa
Menteri Haji Minta Syarikah Perlakukan Jemaah Indonesia dengan Istimewa
Aktual
Ansari: Indonesia Disiapkan Jadi Model Penyelenggaraan Haji Terbaik di Dunia
Ansari: Indonesia Disiapkan Jadi Model Penyelenggaraan Haji Terbaik di Dunia
Aktual
Hadits tentang Mimpi Buruk dan Doa yang Dianjurkan Rasulullah SAW
Hadits tentang Mimpi Buruk dan Doa yang Dianjurkan Rasulullah SAW
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke