KOMPAS.com - Perceraian merupakan perkara yang disukai setan. Dengan terjadinya perceraian, muncul potensi konflik dan seseorang kehilangan kesempatan untuk panen pahala dalam rumah tangga.
Berumah tangga adalah peluang bagi setiap manusia untuk panen pahala dalam rumah tangganya. Setiap perbuatan baik yang terjadi dalam rumah tangga bernilai pahala yang luar biasa. Sikap sabar dan menahan marah saat terjadi konflik juga bisa menjadi sarana untuk mendapat pahala.
Baca juga: Istri Gugat Cerai, Apakah Mahar Harus Dikembalikan Menurut Hukum Islam?
Prestasi terbaik setan adalah menghancurkan rumah tangga atau menceraikan suami istri. Hal ini disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ وَيَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَهْلِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ أَوْ قَالَ فَيَلْتَزِمُهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ قَالَ أَبُو مُعَاوِيَةَ مَرَّةً فَيُدْنِيهِ مِنْهُ
Artinya: "Iblis meletakkan istananya di atas air kemudian mengutus pasukannya. Singgasana paling rendah di air dihuni oleh yang paling besar kejahatannya, Iblis mendatangi satu persatu anggotanya, ada yang menjawab: 'Saya telah melakukan ini dan itu', maka (Iblis) berkata: 'Kamu belum berbuat apa-apa'."
"Kemudian iblis mendatangi yang lain dan berkata: 'Saya tidak meninggalkan dia, sampai saya bisa memisahkan dia dengan isterinya'." Beliau bersabda: "Maka Iblis menjadikan anggotanya itu sangat dekat dengannya", atau beliau bersabda: "Maka ia selalu menyertainya, dan raja iblis itu berkata: 'Anak buah terbaik adalah kamu'." Abu Mu'awiyah pernah berkata: "Maka Iblis menjadikan anggotanya itu sangat dekat dengannya." (H.R. Ahmad).
Berdasarkan hadits di atas, prestasi terbaik setan adalah memisahkan suami istri atau menghancurkan rumah tangga.
Baca juga: Hukum Talak Saat Marah dalam Islam, Sah atau Tidak?
Ketika muncul pemicu konflik dalam keluarga yang dapat memicu terjadinya perceraian, Islam mengajarkan untuk melihat kebaikan dari pasangan dan bersabar atas sesuatu yang tidak disukai.
لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً، إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
Artinya: “Hendaklah seorang mukmin tidak membenci seorang mukminah. Jika dia tidak menyukai perangainya, niscaya dia menyukai yang lain.” (H.R. Muslim).
Hadits di atas menganjurkan agar seorang suami atau istri ketika tidak menyukai satu perangai dari pasangannya, maka lihatla kebaikannya atau sesuatu yang disukai darinya. Hal ini akan meredam potensi konflik dan perpecahan.
Sementara dalam Al Quran disampaikan:
فَإِن كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَيَجْعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
Artinya: "...Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (Q.S. An Nisa: 19).
Baca juga: Istri Boleh Gugat Cerai Suami yang Kecanduan Judi Online, Ini Penjelasan Hukum Islam dan KHI
Berdasarkan hadits dan ayat di atas, hendaklah pasangan suami istri saling melihat kebaikan dan bersabar atas sesuatu yang tidak disukai sehingga rumah tangga dapat dipertahankan. Kalau tidak bisa demikian, maka setan akan bahagia dengan adanya konfik yang berakhir dengan perceraian.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang