Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Nasaruddin Umar Temui Paus Leo XIV di Vatikan, Bahas Deklarasi Istiqlal-Vatikan

Kompas.com, 30 Oktober 2025, 06:30 WIB
Khairina

Editor

Sumber Kemenag

KOMPAS.com-Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri acara temu tokoh agama bersama Paus Leo XIV di Vatikan, Roma, pada 28 Oktober 2025.

Kunjungan kerja tersebut menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat dialog lintas agama di tingkat global.

Menag yang tiba lebih awal di lokasi acara mendapat kehormatan menjemput langsung Paus Leo XIV ketika tiba di tempat kegiatan.

“Karena saya pertama kali disalamin, panitianya memberi kesempatan kepada saya untuk menjemput kedatangan Paus Leo XIV dari mobilnya, disusul beberapa tokoh agama lainnya,” ujar Nasaruddin di Roma, Rabu (29/10/2025), dilansir dari laman Kemenag.

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Kenang Persahabatannya dengan Paus Fransiskus di Vatikan

Dalam pertemuan itu, Nasaruddin memanfaatkan kesempatan untuk berbicara langsung dengan Paus Leo XIV mengenai Deklarasi Istiqlal-Vatikan.

“Saya sangat senang karena saya bisa ceritakan bahwa Indonesia adalah inisiator untuk Deklarasi Istiqlal-Vatikan,” katanya.

Deklarasi Istiqlal-Vatikan sendiri ditandatangani di Masjid Istiqlal, Jakarta, pada September 2024, saat kunjungan mendiang Paus Fransiskus ke Indonesia.

Dokumen tersebut ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar.

“Deklarasi Istiqlal-Vatikan menceritakan tentang pentingnya menciptakan sejarah baru bagi kemanusiaan. Tidak ada lagi perang suci, yang ada adalah kedamaian suci,” ujar Nasaruddin.

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Apresiasi Presiden Prabowo atas Dukungan terhadap Dunia Pesantren

Ia menambahkan, pandangan itu sejalan dengan pernyataan Paus Leo XIV dalam acara tersebut.

“Saya sangat sependapat dengan pernyataan Paus Leo XIV tadi, bahwa kita jangan memperkenalkan perang suci, tapi yang kita perkenalkan adalah kedamaian suci,” sambungnya.

Dalam forum lintas agama itu, Menag juga mengusulkan kerja sama konkret untuk menindaklanjuti Deklarasi Istiqlal-Vatikan.

Menurutnya, Paus Leo XIV dan para tokoh agama yang hadir menyambut positif gagasan tersebut.

“Mereka sangat setuju, merespons secara positif rencana deklarasi istiqlal ditindaklanjuti. Bulan Desember, kami akan ada tim dari Vatikan untuk diskusi tentang rencana tersebut,” jelasnya.

Pada upacara penutupan Doa dan Dialog Damai yang diselenggarakan Komunitas Sant’Egidio di Koloseum, Roma, Paus Leo XIV bersama para pemimpin berbagai agama menyalakan lilin sebagai simbol harapan perdamaian di tengah kegelapan perang.

Dalam kunjungan kerjanya ke Italia, Nasaruddin juga menjadi pembicara pada Forum Internasional untuk Perdamaian “Daring Peace” di Vatikan–Roma.

Di hadapan para tokoh dunia, ia berbicara tentang persaudaraan antarumat beragama dan mengenang persahabatannya dengan mendiang Paus Fransiskus.

Pidato Nasaruddin diakhiri dengan tepuk tangan panjang dari para tamu undangan di forum tersebut.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com