Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menag Nasaruddin Umar Kenang Persahabatannya dengan Paus Fransiskus di Vatikan

Kompas.com - 28/10/2025, 18:42 WIB
Khairina

Penulis

KOMPAS.com-Menteri Agama Nasaruddin Umar menjadi salah satu pembicara pada Forum Internasional untuk Perdamaian “Daring Peace” yang digelar di Vatikan, Roma.

Dalam forum bergengsi tersebut, Imam Besar Masjid Istiqlal itu berbicara tentang persaudaraan antarumat beragama dan mengenang persahabatannya dengan mendiang Paus Fransiskus.

Tepuk tangan panjang tamu undangan mengiringi akhir sambutan Menag, menciptakan suasana penuh haru di aula Vatikan.

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Hadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian di Vatikan

Forum Perdamaian Dunia di Vatikan

Forum Internasional untuk Perdamaian diselenggarakan oleh Komunitas Sant’Egidio, organisasi lintas iman yang aktif dalam dialog perdamaian global.

Kegiatan ini dipimpin oleh Presiden Komunitas Sant’Egidio, Profesor Marco Impagliazzo, serta dihadiri oleh Grand Syekh Al-Azhar dan Ketua Majelis Hukama Muslimin, Prof. Dr. Ahmed Al-Tayeb.

Sejumlah Kardinal, Uskup, Pastor, Suster, serta delegasi tokoh berbagai agama dari lebih dari 50 negara turut hadir dalam forum tersebut.

Menag hadir bersama Staf Ahli Adiyarto Sumardjono, Duta Besar RI untuk Takhta Suci Michael Trias Kuncahyono, Duta Besar RI untuk Italia Junimart Girsang, dan Sekretaris Menteri Akmal Salim Ruhana.

Baca juga: Menag Nasaruddin Umar Apresiasi Presiden Prabowo atas Dukungan terhadap Dunia Pesantren

Kenangan Mendalam dengan Paus Fransiskus

Dalam pidatonya di Vatikan pada Senin (27/10/2025), Menag Nasaruddin Umar mengaku sangat terkejut saat mendengar kabar wafatnya Paus Fransiskus.

Beberapa jam sebelum menerima undangan untuk berbicara di forum tersebut, ia masih berharap dapat bertemu dengan Paus Fransiskus pada Oktober ini.

“Ketika saya mendengar kabar duka dari Vatikan, saya merasa tak percaya. Semua kenangan tentang Paus Fransiskus muncul di benak saya. Saya merasakan tarikan keras di hati saya,” tutur Menag, dalam rilis yang diterima KOMPAS.com.

Menag lalu mengenang momen hangat bersama Paus Fransiskus, termasuk ketika keduanya saling menunjukkan penghormatan melalui cium tangan dan cium kening.

Saat dua foto bersejarah itu ditampilkan di layar — Imam Besar Masjid Istiqlal mencium kening Paus, dan Paus mencium tangan Imam Besar — suasana ruangan mendadak hening.

“Maaf, saya sangat emosional saat ini,” ucap Menag dengan suara bergetar, di tengah tamu undangan yang ikut terharu.

Persaudaraan Antarumat Manusia

Menurut Menag, perjumpaan dengan Paus Fransiskus meninggalkan kesan mendalam tentang ketulusan dan kasih universal.

Bagi Menag, jabat tangan dan sapaan Paus bukan sekadar gestur seremonial, melainkan pengalaman spiritual tentang persaudaraan umat manusia.

“Dalam percakapan singkat kami, Paus Fransiskus merujuk pada Ensiklik Fratelli Tutti, dan beliau mengatakan bahwa kita dipanggil untuk menjadi saudara dan saudari yang melampaui agama, ras, dan bangsa,” ungkap Menag.

Menag kemudian merespons pandangan tersebut dengan menjelaskan prinsip Islam tentang ukhuwah insaniyah, atau persaudaraan sesama manusia.

“Kami berdua tersenyum, menyadari bahwa kitab suci kami menyampaikan pesan yang sama: bahwa kemanusiaan berada di atas segalanya,” ucapnya.

Baca juga: Mantan Menag Said Agil Husin: Al Quran Ingatkan Manusia Merawat Lingkungan

Kunjungan Bersejarah ke Indonesia

Dalam kesempatan itu, Menag juga mengenang kunjungan bersejarah Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024.

Kunjungan tersebut menjadi simbol persaudaraan dan dialog antaragama di Tanah Air.

Jakarta saat itu berubah menjadi panggung harmoni, ketika warga dari berbagai agama menyambut pemimpin Vatikan dengan penuh antusiasme.

Dalam kunjungan tersebut, Menag dan Paus Fransiskus menandatangani Deklarasi Istiqlal bersama para pemimpin lintas agama Indonesia.

Paus kemudian menulis pesan khusus bagi rakyat Indonesia:

“Menyatu dalam keindahan tanah ini, tempat pertemuan dan dialog antarbudaya dan agama yang beragam. Saya berdoa agar rakyat Indonesia terus bertumbuh dalam iman, persaudaraan, dan kasih sayang. Semoga Tuhan memberkati Indonesia.”

Sosok Paus Fransiskus di Mata Menag

Masyarakat Indonesia mengenang Paus Fransiskus sebagai pemimpin penuh kasih, rendah hati, dan peduli terhadap sesama.

Ia mengagumi keharmonisan masyarakat Indonesia yang mampu hidup berdampingan dalam keberagaman agama dan budaya.

Paus juga dikenal lewat ajaran Ensiklik Laudato Si, yang menyerukan umat manusia untuk menjaga bumi dan seluruh ciptaan Tuhan.

“Paus Fransiskus tidak hanya berbicara tentang kasih, tetapi juga menunjukkan pelajaran penting tentang kesederhanaan. Beliau datang ke Indonesia dengan penampilan yang sederhana,” ujar Menag.

“Bagi saya, Paus Fransiskus adalah sosok yang beriman teguh, rendah hati, dan penuh harapan. Beliau mengajarkan kita hidup sederhana namun bermakna,” pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Kumpulan Kata Islami Bahasa Arab untuk Percakapan Sehari-hari
Kumpulan Kata Islami Bahasa Arab untuk Percakapan Sehari-hari
Doa dan Niat
Menag Imbau Umat Beragama Saling Hormati Rumah Ibadah untuk Jaga Kerukunan
Menag Imbau Umat Beragama Saling Hormati Rumah Ibadah untuk Jaga Kerukunan
Aktual
Kafarat dalam Islam: Dalil, Jenis Pelanggaran, dan Cara Membayarnya
Kafarat dalam Islam: Dalil, Jenis Pelanggaran, dan Cara Membayarnya
Doa dan Niat
Mengenal Sifat Kikir: Penyakit Hati yang Membinasakan
Mengenal Sifat Kikir: Penyakit Hati yang Membinasakan
Doa dan Niat
Menag Resmikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Negeri Pertama di Indonesia
Menag Resmikan Sekolah Tinggi Agama Khonghucu Negeri Pertama di Indonesia
Aktual
MUI Kembali Gelorakan Gerakan Boikot Produk Israel dalam Munas XI
MUI Kembali Gelorakan Gerakan Boikot Produk Israel dalam Munas XI
Aktual
MUI Siapkan Piagam Pedoman untuk 50 Tahun Mendatang dalam Munas XI
MUI Siapkan Piagam Pedoman untuk 50 Tahun Mendatang dalam Munas XI
Aktual
Doa Perlindungan dari Siksa Kubur yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW
Doa Perlindungan dari Siksa Kubur yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW
Doa dan Niat
Panduan Sholat Dhuha untuk Pemula: Waktu, Keutamaan, Niat, dan Doa Lengkap
Panduan Sholat Dhuha untuk Pemula: Waktu, Keutamaan, Niat, dan Doa Lengkap
Doa dan Niat
Kuota Haji 2026 Berubah, Menhaj Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Sistem Waiting List
Kuota Haji 2026 Berubah, Menhaj Jelaskan Alasan Pemerintah Pilih Sistem Waiting List
Aktual
Surat At Tin: Bacaan, Terjemahan, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Surat At Tin: Bacaan, Terjemahan, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Doa dan Niat
Kompas Gramedia Sambut Kunjungan MUI Jelang Munas XI, Bahas Tantangan Disrupsi Digital
Kompas Gramedia Sambut Kunjungan MUI Jelang Munas XI, Bahas Tantangan Disrupsi Digital
Aktual
Perintah Menjaga Pandangan dan Keutamaannya dalam Islam
Perintah Menjaga Pandangan dan Keutamaannya dalam Islam
Doa dan Niat
Arab Saudi Tambah Embarkasi Makkah Route, Makassar Masuk Daftar Layanan Baru
Arab Saudi Tambah Embarkasi Makkah Route, Makassar Masuk Daftar Layanan Baru
Aktual
Keutamaan Mengamalkan Doa Nabi Yunus Secara Terus-Menerus
Keutamaan Mengamalkan Doa Nabi Yunus Secara Terus-Menerus
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com