Penulis
KOMPAS.com - Nabi Musa AS merupakan salah satu Nabi dari Bani Israil. Nabi Musa masuk dalam salah satu Nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi, yaitu Nabi yang memiliki keteguhan hati. Gelar ini disematkan karena beratnya tugas dan ujian yang harus diemban oleh para Nabi yang mendapat gelar tersebut.
Kisah Nabi Musa termasuk salah satu yang banyak diceritakan dalam Al Quran dan tersebar di beberapa surat. Berikut ini kisah Nabi Musa AS berdasarkan ayat-ayat Al Quran.
Baca juga: Kisah Unik Nabi Idris AS: Nabi Pertama yang Mengajarkan Tulisan dan Peradaban
Nabi Musa As lahir di saat Firaun membuat peraturan bahwa setiap bayi laki-laki yang lahir dari Bani Israil harus dibunuh. Latar belakang perintah ini adalah ramalan dukun-dukun Firaun bahwa akan ada orang dari kalangan Bani Israil yang akan menghancurkan kekuasaannya.
Berita tersebut memuat Ibunda Nabi Musa yang baru saja melahirkan panik. Ia tidak ingin anaknya menjadi korban perintah Firaun. Allah SWT kemudian memberikan ilham kepada ibunda Nabi Musa untuk menghanyutkan putra yang baru saja dilahirkannya.
وَأَوْحَيْنَآ إِلَىٰٓ أُمِّ مُوسَىٰٓ أَنْ أَرْضِعِيهِ ۖ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِى ٱلْيَمِّ وَلَا تَخَافِى وَلَا تَحْزَنِىٓ ۖ إِنَّا رَآدُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ
Artinya: "Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul." (Q.S. Al Qashash: 7).
Peti yang membawa Nabi Musa hanyut dan memasuki istana Firaun. Maka sang istri meminta Firaun untuk mengasuh Musa AS.
وَقَالَتِ ٱمْرَأَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّى وَلَكَ ۖ لَا تَقْتُلُوهُ عَسَىٰٓ أَن يَنفَعَنَآ أَوْ نَتَّخِذَهُۥ وَلَدًا وَهُمْ لَا يَشْعُرُونَ
Artinya: "Dan berkatalah isteri Fir'aun: "(Ia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak", sedang mereka tiada menyadari." (Q.S. Al Qashash: 9).
Nabi Musa pun diasuh oleh keluarga Firaun hingga dewasa.
Baca juga: Kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah
Ketika beranjak dewasa, Nabi Musa melihat penindasan yang dilakukan Firaun kepada kaumnya. Ia berusaha memperjuangkan bangsanya agar bisa keluar dari perbudakan tersebut.
Suatu hari, Nabi Musa melihat perselisihan antara laki-laki dari Bani Israil dan laki-laki Mesir. Nabi Musa kemudian membantu saudara sebangsa. Nabi Musa memukul laki-laki dari Mesir sampai meninggal dunia.
وَدَخَلَ ٱلْمَدِينَةَ عَلَىٰ حِينِ غَفْلَةٍ مِّنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلَانِ هَٰذَا مِن شِيعَتِهِۦ وَهَٰذَا مِنْ عَدُوِّهِۦ ۖ فَٱسْتَغَٰثَهُ ٱلَّذِى مِن شِيعَتِهِۦ عَلَى ٱلَّذِى مِنْ عَدُوِّهِۦ فَوَكَزَهُۥ مُوسَىٰ فَقَضَىٰ عَلَيْهِ ۖ قَالَ هَٰذَا مِنْ عَمَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۖ إِنَّهُۥ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِينٌ
Artinya: "Dan Musa masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka didapatinya di dalam kota itu dua orang laki-laki yang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari musuhnya (kaum Fir'aun). Maka orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Musa berkata: "Ini adalah perbuatan syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang menyesatkan lagi nyata (permusuhannya)." (Q.S. Al Baqarah: 15).
Setelah peristiwa itu, Nabi Musa melarikan diri menuju Madyan. Disana, ia diambil menantu oleh Nabi Syu'aib.
قَالَ إِنِّىٓ أُرِيدُ أَنْ أُنكِحَكَ إِحْدَى ٱبْنَتَىَّ هَٰتَيْنِ عَلَىٰٓ أَن تَأْجُرَنِى ثَمَٰنِىَ حِجَجٍ ۖ فَإِنْ أَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِندِكَ ۖ وَمَآ أُرِيدُ أَنْ أَشُقَّ عَلَيْكَ ۚ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Artinya: "Berkatalah dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu. Dan kamu Insya Allah akan mendapatiku termasuk orang-orang yang baik"." (Q.S. Al Qashash: 27).
Setelah sepuluh tahun berada di Madyan, Nabi Musa kemudian kembali ke Mesir bersama keluarganya untuk berdakwah kepada Firaun dan Bani Israil.
Baca juga: Kisah Tukang Sepatu Gagal Haji Namun Mendapat Predikat Haji Mabrur
Ketika dalam perjalanan menuju Mesir, Nabi Musa singgah di gunung Sinai untuk menerima wahyu dari Allah SWT.
فَلَمَّا قَضَىٰ مُوسَى ٱلْأَجَلَ وَسَارَ بِأَهْلِهِۦٓ ءَانَسَ مِن جَانِبِ ٱلطُّورِ نَارًا قَالَ لِأَهْلِهِ ٱمْكُثُوٓا۟ إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِخَبَرٍ أَوْ جَذْوَةٍ مِّنَ ٱلنَّارِ لَعَلَّكُمْ تَصْطَلُونَ
Artinya: "Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: "Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api, agar kamu dapat menghangatkan badan"." (Q.S. Al Qashash: 29).
Setelah menerima wahyu tersebut, Nabi Musa diperintahkan untuk berdakwah kepada Firaun.
ٱذْهَبَآ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُۥ طَغَىٰ. فَقُولَا لَهُۥ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُۥ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ
Artinya: "Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut." (Q.S. Thaha: 43-44).
Selama berdakwah kepada Firaun, Nabi Musa diberikan beberapa mukjizat untuk menunjukkan kebenaran Kenabiannya. Ada sembilan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Musa.
وَلَقَدْ ءَاتَيْنَا مُوسَىٰ تِسْعَ ءَايَٰتٍۭ بَيِّنَٰتٍ ۖ فَسْـَٔلْ بَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ إِذْ جَآءَهُمْ فَقَالَ لَهُۥ فِرْعَوْنُ إِنِّى لَأَظُنُّكَ يَٰمُوسَىٰ مَسْحُورًا
Artinya: "Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mukjizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir'aun berkata kepadanya: "Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir"." (Q.S. Al Isra': 101).
Diantara mukjizat Nabi Musa AS adalah tongkat berubah menjadi ular, tangan memancarkan cahaya Putih, wabah belalang yang menghancurkan tanaman, wabah Kutu yang meyerang penduduk Mesir, wabah katak bermunculan di mana-mana, air sungai Nil berubah menjadi Darah, Angin topan dan banjir besar, membelah laut Merah saat dikejar Firaun, dan kekeringan serta gagal panen.
Baca juga: Kisah Sumur Raumah: Sedekah Abadi Utsman Bin Affan Hingga Saat Ini
Dalam episode kehidupannya, Nabi Musa pernah diperintahkan oleh Allah SWT untuk bertemu dengan Nabi Khidir, seorang Nabi yang mempunyai kelebihan luar biasa.
Nabi Musa diminta untuk belajar kepada Nabi tersebut. Maka Nabi Musa bersama muridnya, Yusya' bin Nun berangkat untuk menemui Nabi Khidir.
فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا
Artinya: "Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (Q.S. Al Kahfi: 65).
Nabi Khidir bersedia memberikan ilmu kepada Nabi Musa AS dengan syarat ia harus bersabar dengan apa yang dilakukan Nabi Khidir. Ia tidak boleh bertanya sampai Nabi Khidir menjelaskan apa yang dilakukannya.
Dalam perjalanan tersebut, Nabi Musa AS tidak lolos dari ujian Nabi Khidir. Ia menanyakan sesuatu yang belum dijelaskan. Padahal syarat itu sudah disampaikan sebelumnya. Nabi Musa pun berpisah dari Nabi Khidir.
قَالَ هَٰذَا فِرَاقُ بَيْنِى وَبَيْنِكَ ۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا
Artinya: "Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya." (Q.S. Al Kahfi: 78).
Baca juga: Kisah Unik Nabi Idris AS: Nabi Pertama yang Mengajarkan Tulisan dan Peradaban
Setelah berjuang dan berdakwah terhadap Firaun, tampaknya tidak ada hasil positif yang didapatkan. Firaun tetap dalam kesombongannya menolaj dakwah Nabi Musa AS.
Puncak dari perjuangan Nabi Musa adalah ketika ia membawa Bani Israil untuk keluar dari Mesir. Nabi Musa diperintahkan untuk menyeberangi Sungai Merah. Dengan tongkatnya, Nabi Musa berhasil membelah laut Merah dan menyeberanginya. Sementara Firaun yang mengejar akhirnya tenggelam.
وَإِذْ فَرَقْنَا بِكُمُ الْبَحْرَ فَأَنْجَيْنَاكُمْ وَأَغْرَقْنَا آلَ فِرْعَوْنَ وَأَنْتُمْ تَنْظُرُونَ
Artinya: “Ingatlah ketika Kami membelah laut untuk kalian sehingga Kami dapat menggelamkan pengikut Fir’aun. Kalian juga menyaksikan.” (Q.S. Al Baqarah: 50).
Nabi Musa akhirnya berhasil menyelamatkan kaum Bani Israil dari penindasan di Mesir. Nabi Musa akhirnya meninggal dunia setelah menyelesaikan tugasnya. Kepemimpinan Bani Israil kemudian digantikan oleh Nabi Yusya' yang membawa Bani Israil memasuki Palestina.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang