KOMPAS.com - Shalat adalah ibadah utama dalam Islam. Shalat menjadi tiang agama dan menjadi pembeda antara seorang muslim dan orang kafir. Orang yang bisa melaksanakan shalat dengan baik, maka ia akan menjadi seorang muslim sejati.
Namun faktanya, banyak orang yang mengerjakan shalat tetapi masih banyak melakukan kemaksiatan. Jika yang terjadi seperti ini, bagaimana Islam menjelaskannya? Berikut ini pembahasan lengkapnya.
Baca juga: Tuma’ninah: Rukun Sholat yang Terlupakan, Fatal Akibatnya
Dalam surat Al Ankabut ayat 45, Allah SWT sudah menjelaskan bahwa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Artinya: "Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al Quran) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Dampak shalat yang luar biasa inilah yang kemudian menjadikan shalat sebagai tolok ukur amalan seseorang. Jika shalatnya baik, maka seluruh amal akan dianggap baik. Jika shalatnya buruk, maka seluruh amalnya dianggap buruk.
إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ
Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi."
Baca juga: 7 Tips Sholat Khusyu’ Agar Tidak Lalai dalam Sholat
Lantas mengapa shalat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar? jawaban mengenai hal ini disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
مَنْ حَافَظَ عَلَيْهَا كَانَتْ لَهُ نُوْرًا وَبُرْهَانًا وَنَجَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَمَنْ لَمْ يُحَافِظْ عَلَيْهَالمَ تَكُنْ لَهُ نُوْرًا وَلاَ بُرْهَانًا وَلاَ نَجَاةً وَكاَنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَعَ قَارُوْنَ وَفِرْعَوْنَ وَهَامَانَ وَاُبَيِّ بْنِ خَلَفَ
Artinya: “Barang siapa yang memelihara shalat, ia akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari Kiamat, dan barang siapa yang tidak memeliharanya, ia tidak akan memperoleh cahaya, petunjuk, dan keselamatan. Dan ia pada hari Kiamat bersama Qarun, Firaun, Haman, dan Ubai bin Khalaf." (H.R. Aḥmad dan Ath Thabrani).
Orang yang memelihara shalatnya, yaitu menjalankan shalat dengan sebaik-baiknya, maka ia akan mendapatkan cahaya dan petunjuk dari Allah SWT sehingga ia senantiasa berada di jalan yang lurus dan jauh dari maksiat atau perbuatan keji dan mungkar.
Baca juga: Tafsir Surat Al Ankabut ayat 45: Shalat Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar
Ketika seseorang sudah rutin menjalankan shalat, tetapi ia masih melakukan maksiat, maka yang salah bukan redaksi ayatnya. Yang pasti salah adalah orang yang melaksanakan shalatnya. Berarti ada yang salah dengan shalatnya.
Ibnul Qayyim menyatakan: "Tidak ada ibadah yang paling menahan pelakunya dari maksiat selain shalat. Jika shalat itu tidak mampu menahan, berarti ada cacat di dalamnya."
Sementara dalam sebuah hadits disampaikan:
مَنْ صَلَّى صَلاَةً لمَ ْتَنْهَهُ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ لمَ ْيَزْدَدْ بِهَا مِنَ اللّٰهِ اِلاَّ بُعْدًا
Artinya: "Barang siapa yang telah mengerjakan shalat, tetapi salatnya tidak dapat mencegahnya dari perbuatan keji dan perbuatan mungkar, maka shalatnya itu tidak akan menambah sedikit pun (kepadanya), kecuali ia bertambah jauh dari Allah." (H.R. Ibnu Jarir).
Berdasarkan keterangan di atas, maka orang yang sudah melakukan shalat tetapi masih bermaksiat, berarti ada yang salah dengan shalatnya. Shalat yang dikerjakan tidak berkualitas, hanya sekedar rutinitas harian yang tanpa makna.
Baca juga: Bacaan Sholat Lengkap dari Niat sampai Salam: Arab, Latin, dan Artinya
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim bahwa jika shalat tidak mampu menahan dari maksiat, berarti ada cacat di dalamnya. Maka agar shalat dapat mencegah dari maksiat atau perbuatan keji dan mungkar, maka seseorang harus memperbaiki shalatnya.
Shalat yang berkualitas adalah shalat yang dilaksanakan secara khusyuk. Berikut ini beberapa cara agar bisa melaksanakan shalat dengan khusyuk sehingga dampak dari shalat dapat dirasakan, yaitu tercegahnya seseorang dari perbuatan keji dan mungkar.
1. Menyempurnakan wudhu. Wudhu sebagai syarat sah shalat juga harus diperhatikan. Wudhu yang sempurna juga akan meningkatkan kualitas shalat.
2. Menghadirkan hati dalam shalat. Ibnu Katsir mengatakan bahwa shalat dapat dilakukan dengan khusyuk apabila seseorang dapat mengkonsentrasikan hatinya untuk shalat dan tidak disibukkan oleh urusan lainnya.
3. Meyakini bahwa shalat adalah sarana komunikasi dengan Allah SWT. Dengan keyakinan tersebut, maka seseorang tidak akan main-main dengan shalatnya.
Baca juga: Tata Cara Wudhu Lengkap dengan Niat, Doa, dan Keutamaannya
4. Ikhlas dalam melaksanakan shalat. Dengan keikhlasan ini, seseorang akan melakukan shalat dengan sepenuh hati, bukan paksanaan maupun rutinitas harian. Ia menghadirkan seluruh jiwa dan raganya untuk melaksanakan shalat.
5. Memahami apa yang dibaca dalam shalat. Dengan memahami bacaan dan gerakan shalat, seseorang sadar sepenuhnya apa yang dilakukan dan bisa memaknainya dengan baik.
6. Shalat dengan tuma’ninah (tenang). Tuma’ninah adalah menyempurnakan setiap gerakan shalat dan tidak tergesa-gesa. Para ulama menyebut tuma'ninah termasuk dalam rukun shalat. Dengan tuma'ninah, shalat bisa dilaksanakan dengan lebih khusyu'.
Demikian pembahasan mengapa ada orang yang shalat tapi masih melakukan maksiat serta solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang