Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Larangan Merusak Alam dalam Islam: 14 Ayat Alquran dan Fatwa MUI

Kompas.com - 28/11/2025, 08:24 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Islam sejak awal menempatkan alam sebagai amanah dan manusia sebagai khalifah yang bertugas memakmurkan bumi, bukan merusaknya.

Setiap pemanfaatan sumber daya alam menurut ajaran Islam seharusnya mengutamakan kelestarian, kesejahteraan, dan kemakmuran bersama, sekaligus memikirkan masa depan generasi berikutnya.

Alquran mengingatkan melalui banyak ayat agar manusia menjaga bumi, sedangkan lembaga keagamaan seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) berupaya menerjemahkan pesan itu dalam bentuk fatwa dan panduan konkret.

Berikut ayat-ayat Alquran yang memuat larangan merusak alam, seperti dilansir laman UINSI Samarinda serta sikap MUI terhadap kerusakan hutan di Indonesia.

Baca juga: Doa Saat Terjadi Gunung Meletus dan Bencana Alam, Lengkap Arab, Latin, dan Artinya

Manusia sebagai Khalifah dan Penjaga Bumi

Surah Al-Baqarah ayat 30

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.’ Mereka berkata, ‘Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?’ Dia berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’”

Ayat ini menegaskan bahwa tugas manusia sebagai khalifah tidak boleh identik dengan kerusakan, melainkan menjaga keteraturan dan kehidupan di bumi.

14 Ayat Alquran tentang Larangan Merusak Alam

1. Mengonsumsi Rezeki Allah Tanpa Merusak

Surah Al-Baqarah ayat 60.

وَاِذِ اسْتَسْقٰى مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۗ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۗ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا مِنْ رِّزْقِ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu!’ Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.”

Ayat ini mengajarkan agar pemanfaatan rezeki, termasuk air dan sumber daya alam lain, tidak berujung pada kejahatan dan kerusakan lingkungan.

2. Merusak Tanaman dan Ternak sebagai Wajah Fasad

Surah Al-Baqarah ayat 205.

وَاِذَا تَوَلّٰى سَعٰى فِى الْاَرْضِ لِيُفْسِدَ فِيْهَا وَيُهْلِكَ الْحَرْثَ وَالنَّسْلَ ۗ وَ اللّٰهُ لَا يُحِبُّ الْفَسَادَ

Artinya: “Apabila berpaling (dari engkau atau berkuasa), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di bumi serta merusak tanam-tanaman dan ternak. Allah tidak menyukai kerusakan.”

Kerusakan tanam-tanaman dan hewan ternak termasuk bentuk nyata fasad di bumi yang tidak disukai Allah.

Baca juga: Pesan Menag: Merusak Alam Sama dengan Merusak Tanda Keberadaan Tuhan

3. Keadilan Ekonomi dan Larangan Menyakiti Diri

Surah An-Nisa ayat 29.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan cara yang batil (tidak benar), kecuali berupa perniagaan atas dasar suka sama suka di antara kamu. Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”

Praktik ekonomi yang zalim termasuk eksploitasi sumber daya yang merusak akhirnya berbalik menyakiti manusia sendiri.

4. Menjaga Nyawa dan Menghindari Kerusakan

Surah Al-Maidah ayat 32.

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

Artinya: “Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.”

Kerusakan di bumi ditempatkan setara dengan ancaman terhadap kehidupan manusia sehingga menjaga lingkungan berarti menjaga nyawa.

5. Tanah Subur sebagai Tanda Syukur

Surah Al-A’raf ayat 58.

وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖۚ وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًاۗ كَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّشْكُرُوْنَ

Artinya: “Tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur seizin Tuhannya. Adapun tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami jelaskan berulang kali tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”

Tanah yang subur merupakan nikmat yang harus dijaga, bukan dirusak dengan limbah dan keserakahan.

Baca juga: 12 Doa dari Alquran untuk Kebaikan Dunia dan Akhirat, Lengkap dengan Arab dan Artinya

6. Pembangunan tanpa Kerusakan

Surah Al-A’raf ayat 74.

وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًا ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Ingatlah ketika (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah ‘Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu membuat pada dataran rendahnya bangunan-bangunan besar dan kamu pahat gunung-gunungnya menjadi rumah. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.”

Pembangunan fisik diakui sebagai bagian peradaban selama tidak berujung pada kerusakan besar.

7. Larangan Merusak Bumi setelah Allah Memperbaikinya

Surah Al-A’raf ayat 56.

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ

Artinya: “Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat dengan orang-orang yang berbuat baik.”

Bumi digambarkan sudah “diatur dengan baik”, sementara kerusakan muncul karena ulah manusia.

8. Keadilan dalam Takaran dan Pemanfaatan Sumber Daya

Surah Hud ayat 85.

وَيٰقَوْمِ اَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ اَشْيَاۤءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Wahai kaumku, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil. Janganlah kamu merugikan manusia akan hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di bumi dengan menjadi perusak.”

Kecurangan dalam distribusi dan pemanfaatan sumber daya termasuk bagian dari kerusakan bumi.

9. Kemuliaan Manusia dan Amanah Lingkungan

Surah Al-Isra ayat 70.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا

Artinya: “Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.”

Kemuliaan manusia hadir bersama tanggung jawab menjaga rezeki yang baik dari darat dan laut.

Baca juga: Panduan Menghafal Alquran: 7 Metode yang Terbukti Efekti

10. Menyeimbangkan Akhirat dan Bumi

Surah Al-Qasas ayat 77.

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَاَحْسِنْ كَمَآ اَحْسَنَ اللّٰهُ اِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِى الْاَرْضِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Pencarian dunia diizinkan selama tidak berubah menjadi sumber kerusakan.

11. Ibadah dan Larangan Berjalan di Bumi sebagai Perusak

Surah Al-Ankabut ayat 36.

وَاِلٰى مَدْيَنَ اَخَاهُمْ شُعَيْبًاۙ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَارْجُوا الْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ۖ

Artinya: “Kepada penduduk Madyan (Kami utus) saudara mereka, (yaitu) Syuʻaib. Dia berkata, ‘Wahai kaumku, sembahlah Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir, dan janganlah berjalan di bumi untuk berbuat kerusakan.’”

Ketaatan kepada Allah selalu diiringi perintah untuk tidak menjadikan bumi sebagai ladang kerusakan.

12. Kerusakan di Darat dan Laut Akibat Ulah Manusia

Surah Ar-Rum ayat 41.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia. (Melalui hal itu) Allah membuat mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Kerusakan lingkungan dibaca sebagai peringatan agar manusia kembali kepada jalan yang benar.

13. Alam Tidak Diciptakan Sia-Sia

Surah Shad ayat 27.

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلًا ۗذٰلِكَ ظَنُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنَ النَّارِۗ

Artinya: “Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya secara sia-sia. Itulah anggapan orang-orang yang kufur. Maka, celakalah orang-orang yang kufur karena (mereka akan masuk) neraka.”

Merusak alam sama saja menolak hikmah penciptaan dan jatuh pada sikap kufur terhadap tanda-tanda Allah.

Baca juga: Urutan Surat dalam Alquran dan Jumlah Ayatnya

14. Perbedaan Orang Beriman dan Perusak Bumi

Surah Shad ayat 28.

اَمْ نَجْعَلُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَالْمُفْسِدِيْنَ فِى الْاَرْضِۖ اَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِيْنَ كَالْفُجَّارِ

Artinya: “Apakah (pantas) Kami menjadikan orang-orang yang beriman dan beramal saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi? Pantaskah Kami menjadikan orang-orang yang bertakwa sama dengan para pendurhaka?”

Sikap terhadap bumi menjadi salah satu pembeda antara orang beriman dan para perusak.

Fatwa MUI tentang Pembakaran Hutan dan Lahan

Menimbang dampak kebakaran dan pengrusakan hutan, Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan Fatwa Nomor 30 Tahun 2016 tentang hukum pembakaran hutan dan lahan serta pengendaliannya.

Fatwa ini memberikan enam ketentuan hukum penting.

  1. Melakukan pembakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kerusakan, pencemaran, kerugian orang lain, gangguan kesehatan, dan dampak buruk lain dihukumi haram.
  2. Memfasilitasi, membiarkan, atau mengambil keuntungan dari pembakaran hutan dan lahan yang merusak juga dihukumi haram.
  3. Pelaku pembakaran hutan dan lahan yang menimbulkan kerusakan dipandang melakukan kejahatan dan wajib dikenai sanksi sesuai tingkat kerusakan dan dampaknya.
  4. Pengendalian kebakaran hutan dan lahan diputuskan sebagai kewajiban, sehingga upaya pencegahan dan pemadaman tidak bisa dianggap sekadar pilihan.
  5. Pemanfaatan hutan dan lahan pada dasarnya boleh, asalkan memenuhi syarat memperoleh hak yang sah, mendapat izin dari pihak berwenang, ditujukan bagi kemaslahatan, dan tidak menimbulkan kerusakan atau dampak buruk termasuk pencemaran.
  6. Pemanfaatan hutan dan lahan yang mengabaikan syarat-syarat tersebut diputuskan haram dalam fatwa MUI.

Fatwa ini menegaskan bahwa merusak hutan berarti melanggar hukum negara sekaligus melanggar nilai-nilai agama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Sedekah Air Membuat Pahala Terus Mengalir Lengkap dengan Dalilnya
Sedekah Air Membuat Pahala Terus Mengalir Lengkap dengan Dalilnya
Doa dan Niat
Larangan Merusak Alam dalam Islam: 14 Ayat Alquran dan Fatwa MUI
Larangan Merusak Alam dalam Islam: 14 Ayat Alquran dan Fatwa MUI
Doa dan Niat
Agus Sudono Centre Gelar Syukuran Penetapan Soeharto Pahlawan Nasional
Agus Sudono Centre Gelar Syukuran Penetapan Soeharto Pahlawan Nasional
Aktual
Festival Majelis Taklim 2025 Resmi Ditutup, Ini Daftar Lengkap Para Juara dari Seluruh Indonesia
Festival Majelis Taklim 2025 Resmi Ditutup, Ini Daftar Lengkap Para Juara dari Seluruh Indonesia
Aktual
Keutamaan Menjawab Adzan: Diampuni Dosa, Disaksikan Kebaikannya, Dimudahkan Masuk Surga
Keutamaan Menjawab Adzan: Diampuni Dosa, Disaksikan Kebaikannya, Dimudahkan Masuk Surga
Aktual
Seleksi Petugas Kesehatan Haji 2026 Resmi Dibuka, Ini Jadwal, Syarat, dan Formasinya
Seleksi Petugas Kesehatan Haji 2026 Resmi Dibuka, Ini Jadwal, Syarat, dan Formasinya
Aktual
Kemenag Siapkan UIN dan Pesantren untuk Pendidikan Anak Palestina
Kemenag Siapkan UIN dan Pesantren untuk Pendidikan Anak Palestina
Aktual
Suami Nikah Siri Tanpa Izin Istri Sah, Ini Hukum, Ancaman Pidana, dan Langkah Istri
Suami Nikah Siri Tanpa Izin Istri Sah, Ini Hukum, Ancaman Pidana, dan Langkah Istri
Aktual
Teks Khutbah Jumat 28 November 2025: Jangan Berpecah Belah
Teks Khutbah Jumat 28 November 2025: Jangan Berpecah Belah
Doa dan Niat
5 Rukun Khutbah Jumat yang Wajib Dipahami Khatib
5 Rukun Khutbah Jumat yang Wajib Dipahami Khatib
Doa dan Niat
Polemik PBNU Diusulkan Selesai lewat Majelis Tahkim
Polemik PBNU Diusulkan Selesai lewat Majelis Tahkim
Aktual
3 Cara Berbuat Baik Kepada Orang tua untuk Hidup Lebih Berkah
3 Cara Berbuat Baik Kepada Orang tua untuk Hidup Lebih Berkah
Doa dan Niat
Doa Awal Haid Lengkap dengan Larangan dan Amalan yang Bisa Dikerjakan
Doa Awal Haid Lengkap dengan Larangan dan Amalan yang Bisa Dikerjakan
Doa dan Niat
Rahasia Hidup Berkah: Meraih Ridha Allah SWT dengan Ridha Orang Tua
Rahasia Hidup Berkah: Meraih Ridha Allah SWT dengan Ridha Orang Tua
Doa dan Niat
DMI Serukan Masjid Jadi Shelter Darurat untuk Korban Banjir di Sumatera
DMI Serukan Masjid Jadi Shelter Darurat untuk Korban Banjir di Sumatera
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com