KOMPAS.com — Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Musabaqah Hifdzil Qur’an (MHQ) Internasional khusus penyandang disabilitas netra digelar di Indonesia.
Ajang bersejarah ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Agama RI dan Muslim World League (MWL), dengan pembukaan resmi berlangsung di Sunlake Waterfront Resort & Convention Jakarta, Rabu (3/12/2025).
Kompetisi tingkat dunia yang berlangsung hingga 7 Desember 2025 ini mempertemukan para penghafal Al-Qur’an tunanetra dari berbagai negara. Dari total 140 peserta internasional, sebanyak 15 peserta dari 12 negara berhasil melaju ke babak Grand Final.
Baca juga: Kapan Lebaran 2026? Berikut Perkiraan Tanggal Idul Fitri 1447 H di Indonesia
Pembukaan acara dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemenag RI Kamaruddin Amin, Asisten Sekjen MWL Muhammad Al-Majdu’i, Dirjen Urusan Al-Iqrā’ MWL Khalid bin Hasan Abdul Kafi, serta Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Abu Rokhmad.
Dalam pidatonya, Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin menegaskan bahwa para penghafal Al-Qur’an tunanetra adalah teladan kemuliaan Islam yang menempatkan manusia berdasarkan kualitas ruh dan akhlaknya, bukan keterbatasan fisiknya.
“Para peserta telah membuktikan bahwa pandangan batin (bashirah) lebih mendalam daripada pandangan mata (bashar). Cahaya Al-Qur'an, ketika bersemayam di dalam hati, mencukupi pemiliknya dari setiap kekurangan indra,” ujar Kamaruddin dalam bahasa Arab, dilansir dari keterangan tertulis, Kamis (4/12/2025).
Ia menekankan bahwa MHQ ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan bagian dari mata rantai panjang tradisi menjaga kemurnian Al-Qur’an selama lebih dari 14 abad.
“Setiap peserta hari ini bukan hanya kontestan, tetapi pembawa amanah dan risalah,” ujarnya.
Dirjen Urusan Al-Iqrā’ MWL, Khalid bin Hasan Abdul Kafi, menegaskan komitmen Liga Muslim Dunia dalam memuliakan Al-Qur’an dan para penghafalnya di seluruh dunia. Ia menjelaskan bahwa penyelenggaraan MHQ khusus tunanetra adalah bentuk penghormatan terhadap kemampuan mental luar biasa para peserta.
“Tujuannya adalah meningkatkan kepercayaan diri mereka, menonjolkan peran aktif mereka, menginvestasikan kemampuan mereka dalam menguasai Kitabullah, serta menghormati para jenius di antara mereka,” katanya.
Khalid juga mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas kerja sama strategis dan dukungan penuh dalam penyelenggaraan ajang internasional ini.
Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, Abu Rokhmad, menegaskan bahwa penyelenggaraan MHQ Internasional pada 3 Desember menjadi sangat istimewa karena bertepatan dengan Hari Disabilitas Internasional. Hal ini memperkuat makna bahwa Indonesia mendorong dakwah yang inklusif dan berkeadilan.
“Inisiatif ini menjadi momentum penting untuk membangun sinergi global dalam memperluas ruang partisipasi penyandang disabilitas netra di bidang ilmu Al-Qur’an, sekaligus meneguhkan kontribusi Indonesia dalam memajukan syiar Islam rahmatan lil ‘alamin,” jelasnya.
Ia juga merinci lima cabang yang dilombakan pada MHQ Internasional Disabilitas Netra, yaitu:
1. Hafalan 30 Juz dengan Matan Jazari
2. Hafalan 30 Juz tanpa Matan (Putra)
3. Hafalan 30 Juz tanpa Matan (Putri)
4. Hafalan 20 Juz
5. Hafalan 10 Juz
Acara pembukaan juga dihadiri oleh Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono, serta Plt Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menandai kuatnya dukungan pemerintah terhadap ajang yang bertujuan memperluas peran kaum disabilitas dalam dakwah Al-Qur’an.
Baca juga: Sekjen Liga Muslim Dunia Puji Indonesia sebagai Teladan Harmoni Dunia Islam
Dengan penyelenggaraan MHQ Internasional Disabilitas Netra ini, Indonesia kembali mengukuhkan diri sebagai pusat gerakan Islam yang inklusif dan penuh penghormatan terhadap keberagaman kemampuan umat.
Ajang ini sekaligus membuka jalan bagi lahirnya lebih banyak hafiz dan hafizah tunanetra yang menginspirasi dunia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang