Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karakteristik Orang yang Memiliki Hati yang Sakit (Qalbun Maridh)

Kompas.com, 29 September 2025, 22:18 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Hati dibagi menjadi tiga menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah, yaitu hati yang selamat (qalbun salim), hati yang sakit (qalbun maridh), dan hati yang mati (qalbun mayyit).

Masing-masing jenis hati mempunyai karakteristik sendiri yang berbeda antara satu dan lainnya. Pembahasan kali ini fokus untuk memahami hati yang sakit (qalbun maridh).

Berikut ini penjelasan lengkapnya.

Baca juga: Awas! Salah Niat Berakibat Tidak Selamat di Akhirat

Pengertian Hati yang Sakit

Hati yang sakit adalah hati yang berada dalam kondisi yang berubah-ubah. Terkadang dia taat dan patuh pada aturan Allah SWT, namun sering juga melakukan kemaksiatan dan melanggar aturan Allah. Dorongan fitrah dan hawa nafsu silih berganti menguasai hati.

Ketika akal berada pada kesadaran penuh, maka dorongan fitrah menjadi kuat. Saat itulah seseorang menyadari perannya sebagai seorang hamba yang berkewajiban melakukan ketaatan dan ibadah kepada Allah SWT.

Namun ketika hawa nafsu membutakan akal, seseorang cenderung mengikuti hawa nafsunya dan meninggalkan ketaatan.

Di dalam hati yang sakit terdapat kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakal kepada Allah sebagai sumber kehidupan dan sehatnya hati. Akan tetapi, dalam hati ini terdapat pula kecintaan terhadap syahwat, hasad (dengki), sombong, dan ujub (bangga diri) yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya.

Penyebab Hati yang Sakit

Hati bisa menjadi sakit karena adanya syubhat atau keragu-raguan. Syubhat timbul dalam diri manusia karena kurangnya tawakkal (berserah diri) kepada Allah dan kurangnya pemahaman tentang ketentuan Allah.

Syubhat dapat merusak ilmu dan i’tiqad (keyakinan) sehingga akan timbul keresahan dan kegelisahan dalam hati.

Syubhat merupakan perkara yang samar, kabur, tidak jelas, dan penuh dengan keragu-raguan. Seseorang dapat terjatuh dalam syubhat karena kebodohan dan keengganan untuk mendalami ajaran agama.

Baca juga: 10 Dampak Maksiat Terhadap Kehidupan Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyah

Syubhat cenderung kepada keharaman sehingga Rasulullah SAW menghimbau umatnya untuk menjauhinya.

“Barangsiapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada pengembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya.”

Syubhat menyebabkan hati menjadi sakit karena cenderung meremehkan perkara-perkara dalam agama sehingga semakin lama menjadikan sesorang tidak hati-hati dalam menyikapi sesuatu.

Hal ini membuat perkara-perkara yang baik menjadi samar dengan perkara yang buruk. Akibat fatalnya terjadi ketika perkara yang baik dinilai buruk dan perkara yang buruk dinilai baik.

Sebagai contoh, saat ini banyak umat Islam yang dengan mudah memanfaatkan jasa bank, padahal di dalamnya jelas mengandung riba. Namun mereka tidak menyadari atau tidak mengindahkan hal tersebut.

Penyakit yang menyerang hati ibarat titik-titik hitam yang menempel pada kaca. Ketika seseorang melakukan hal-hal syubhat atau mengikuti nafsu syahwatnya, maka noda hitam akan menutupi cahaya hati. Semakin sering dilakukan, semakin banyak noda hitam yang menyelubungi hati.

Baca juga: 7 Dampak Memakan Harta Haram di Dunia dan Akhirat

Karakteristik Hati yang Sakit

Karakteristik hati yang sakit adalah merasakan berat dalam menjalankan ibadah atau melaksanakan ketaatan kepada Allah tetapi merasa ringan dalam melakukan kemaksiatan. Hal ini seperti tubuh yang sedang sakit, ia akan merasa berat untuk menjalankan aktivitas atau kegiatan.

Jika hati yang sakit tidak segera diobati, maka sakitnya akan semakin parah. Hati dipenuhi dengan noda-noda hitam yang semakin membesar hingga akhirnya menutupi seluruh permukaan hati.

Dalam kondisi ini, hati akan menjadi mati dan tidak mampu lagi membedakan antara kebaikan dan keburukan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com