Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ahli Ibadah yang Ingin Berzina

Kompas.com, 30 September 2025, 13:46 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Keimanan seseorang akan senantiasa mendapatkan ujian selama masih berada di dunia. Semakin tinggi keimanan seseorang, semakin tinggi pula ujiannya. Hal ini disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.

Suatu saat, ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi Muhammad SAW siapa orang yang paling berat ujiannya. Nabi Muhammad SAW kemudian menjawab:

Baca juga: Kisah Tsabit bin Ibrahim: Tidak Mau Memakan Barang Haram Sedikitpun

الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَمَا يَبْرَحُ الْبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتَّى يَتْرُكَهُ يَمْشِى عَلَى الأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيئَةٌ 

Artinya: “Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.” (H.R. At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad Darimi, dan Ahmad).

Berdasarkan hadits di atas, ada sebuah kisah bagaimana seorang ahli ibadah mendapat ujian yang cukup berat, yaitu keinginan untuk berzina. Berikut ini kisah lengkapnya.

Ahli Ibadah Tergoda untuk Berzina 

Pada zaman dahulu, ada seorang ahli ibadah (Abid) dari kalangan Bani Israel. Suatu hari Si Abid lewat depan rumah seorang pelacur yang sangat cantik.

Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak tergoda dengan terus berdoa kepada Allah. Namun apalah daya, dorongan nafsunya berhasil menggoyahkan keteguhannya.

Baca juga: Kisah Penggembala Kambing yang Jujur dan Telah Mencapai Derajat Ihsan

Untuk bisa mendapatkan pelayanan dari pelacur tersebut, setiap orang harus membayar biaya yang cukup mahal. Karena sudah terlanjur jatuh hati pada pelacur tersebut, Si Abid berusaha keras mencari uang untuk bisa bermesraan dengan sang pelacur.

Singkat cerita, Si Abid berhasil mengumpulkan uang. Ia pun bergegas ke rumah pelacur tersebut. Uang diserahkan, Si Abid segera masuk ke sebuah ruangan di mana sang pelacur sudah menunggunya.

Ketika Terbuka Jalan untuk Berzina

Ketika mendapat giliran untuk berzina dengan pelacur tersebut, bukannya merasa gembira karena keinginan nafsunya hampir bisa terpuaskan, justru Si Abid menggigil ketakutan.

Sang pelacur heran dan bertanya apa yang terjadi. Si Abid menjawab bahwa ia takut kepada Allah. Ia meminta ijin untuk bisa keluar dari kamar tersebut.

Kesempatan yang sudah dinantikan beberapa waktu dibuang begitu saja. Di detik-detik terakhir, Si Abid berhasil mengalahkan hawa nafsunya. Keteguhan imannya benar-benar teruji disini.

Hal itu membuat si pelacur terperangah. Baru kali ini ia mendapat pelanggan yang seperti itu. Akhirnya sang pelacur mengijinkan Si Abid keluar tanpa melakukan apapun.

Dengan peristiwa tersebut, si pelacur akhirnya bertaubat. Bisa jadi apa yang dialami si Abid merupakan jalan yang diberikan Allah untuk membuat taubat sang pelacur.

Keteguhan iman si Abid membawa kebaikan meski sempat tergoyahkan. Namun kokohnya iman tetap bisa membentengi diri ketika ada kesempatan untuk berbuat maksiat.

Baca juga: Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq Dicaci Maki Orang Badui: Jangan Membalas Cacian

Hikmah Kisah

Dari kisah di atas, dapat diambil pelajaran bahwa seorang ahli ibadah dapat juga tergoda oleh hawa nafsunya. Namun ketika terbuka kesempatan untuk melakukan maksiat, Allah memberikan petunjuk sehingga tidak jadi melaksanakan hal tersebut.

Kondisi ini hampir sama dengan yang dialami Nabi Yusuf AS.

وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِۦ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَآ أَن رَّءَا بُرْهَٰنَ رَبِّهِۦ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ ٱلسُّوٓءَ وَٱلْفَحْشَآءَ ۚ إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُخْلَصِينَ

Artinya: "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan zina) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih." (Q.S. Yusuf: 24)

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com