Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Penggembala Kambing yang Jujur dan Telah Mencapai Derajat Ihsan

Kompas.com, 27 September 2025, 15:50 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Jujur merupakan salah satu sifat mulia yang harus dimiliki oleh setiap muslim. Jujur didefinisikan sebagai sikap atau tindakan yang menyatakan kebenaran tanpa ada kebohongan, kecurangan, atau kepalsuan, baik dalam perkataan, perbuatan, maupun hati.

Di zaman modern ini, kejujuran menjadi sesuatu yang langka. Banyak orang justru berlomba-lomba melakukan kebohongan untuk mencapai keuntungan pribadi.

Untuk lebih meresapi kejujuran dan dapat membantu menginternalisasi kejujuran dalam diri, kisah berikut bisa dijadikan pijakan dan teladan.

Baca juga: Kisah Tsabit bin Ibrahim: Tidak Mau Memakan Barang Haram Sedikitpun

Penggembala Kambing yang Jujur

Ketika menjabat sebagai Khalifah, Umar bin khattab pernah mengadakan perjalanan ke daerah pelosok yang jauh dari pusat pemerintahan. Umar bin Khattab kemudian bertemu dengan seorang penggembala kambing di suatu daerah yang terpencil.

Terjadi dialog antara Umar bin Khattab dan penggembala kambing tersebut.

“Apa kerjamu?” tanya Umar bin Khattab.

“Menggembalakan kambing,” jawab si penggembala.

“Berapa ekor kambing yang kau gembalakan?” lanjut Umar bin Khattab.

“Saya tidak tahu. Semua kambing yang ada dilembah ini adalah tanggung jawab saya,” jawab si penggembala.

“Saya mau membeli satu ekor. Berapa harganya?” Umar bin Khattab kembali bertanya.

“Oh tuan, kalau tuan ingin membeli kambing ini silakan tuan datang ke majikan saya. Saya tidak ada hak menjual kambing saya hanya berkewajiban menggembalakannya. Ini alamatnya,” jawab si penggembala kambing dengan lembut.

Baca juga: Kisah Lelaki Bergaji Lima Dirham: Dampak Memakan Harta yang Bukan Haknya

Umar bin Khattab Menguji Si Penggembala

“Kalau kambing ini dibawa kemajikanmu pada saat musim panas nanti, apakah ada kambing-kambing ini yang mati?" cecar Umar bin Khattab.

“Oh banyak tuan," balas si penggembala.

“Kalau begitu, beri tahu saja majikanmu kambing yang aku beli itu mati dan majikanmu pasti percaya," bujuk Umar bin Khattab.

“Iya, tuan pasti percaya,” jawab si penggembala.

Umar bin Khattab kemudian mengeluarkan uang dalam sebuah kantong kemudian meraih tangan si penggembala dan menaruh uang ke tangannya.

Begitu uang itu digenggamkan oleh Umar kepadanya, seketika penggembala itu menepuk pundak Umar dan berkata, “Malu kepada Allah! Malulah kepada Allah!”

Umar bin Khattab kemudian melakukan sujud syukur atas sikap penggembala. Tetapi ia juga mempertanyakan apakah masih ada umat yang jujur di akhir zaman seperti halnya penggembala tersebut.

Baca juga: Kisah Sayyidina Hasan bin Ali: Rela Meletakkan Jabatan Demi Perdamaian

Hikmah Kisah

Dari kisah di atas dapat diambil pelajaran bahwa penggembala kambing tersebut telah mencapai derajat ihsan. Penjelasan tentang ihsan disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya:

فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Artinya: "Dia (Malaikat Jibril) bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi SAW menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Kalaupun engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.” (H.R. Muslim).

Ihsan juga dapat dimaknai selalu merasa dalam pengawasan Allah SWT. Ketika seseorang telah mencapai derajat ini, ia akan senantiasa berbuat baik dalam segala kondisi.

Meskipun tidak ada orang lain yang melihatnya atau meskipun ada peluang untuk berbuat kecurangan atau kebohongan, ia tidak akan melakukannya. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com