KOMPAS.com - Memakan harta yang bukan haknya sama dengan memakan harta yang haram. Hal ini dapat membawa dampak bagi kehidupan sesorang dan juga keluarganya.
Sebuah kisah antara seorang lelaki dengan Imam Syafi'i di bawah ini bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga dalam kehidupan.
Baca juga: 7 Dampak Memakan Harta Haram di Dunia dan Akhirat
Dalam sebuah kesempatan, seorang lelaki menghadap Imam Syafi’i untuk mencari solusi atas permasalahan hidup yang dihadapi.
Selama ini, lelaki itu merasa selalu diliputi masalah dalam hidupnya. Ia selalu kekurangan dalam menafkahi anak dan istrinya, sementara istrinya tidak patuh dan hormat kepadanya.
Belum lagi anak-anaknya yang selalu membikin masalah, susah diatur, dan tidak menjalankan ajaran agama dengan baik.
Imam Syafi’i menyarankan lelaki itu untuk menghadap juragannya dan minta dikurangi upahnya yang semula berjumlah lima dirham.
Setelah dua kali meminta pengurangan gaji (kini gajinya tinggal 3 dirham), lelaki itu kembali menghadap Imam Syafi’i dan menyampaikan perkembangannya.
Baca juga: Dampak Harta Haram dalam Islam, Doa Tak Dikabul hingga Murka Allah
Dengan gajinya yang sekarang, lelaki itu merasakan perubaan dalam hidupnya. Semula dengan gaji 5 dirham, hidupnya selalu merasa kekurangan.
Tetapi dengan gajinya yang hanya 3 dirham, justru ia merasa berkecukupan. Perubahan juga dirasakan pada istri dan anaknya. Kini istrinya menjadi taat dan anak-anaknya tidak berulah lagi.
Lelaki itu merasa bahagia dengan kehidupannya. Mendengar hal itu, Imam Syafi’i membacakan sebuah syair:
Dia mengumpulkan yang haram untuk masuk kepada yang halal
Dia kira supaya menjadi banyak, padahal merusak.
Baca juga: 11 Amalan Pembuka Pintu Rezeki Halal dan Berkah
Kisah di atas bisa menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi setiap orang. Ketika seseorang memakan harta yang bukan haknya, misalnya gaji yang diterima tidak sesuai dengan kerja yang dilakukannya, bisa jadi gaji tersebut tidak menjadi keberkahan bagi diri dan keluarganya.
Dampaknya, kehidupannya menjadi penuh dengan kesempitan dan permasalahan. Kondisi di dalam keluarga juga dipenuhi dengan suasana yang tidak kondusif dan penuh dengan konflik. Tidak ada kehangatan dan ketenteraman di dalamnya.
Ibnul Qayyim Al Jauziyah menyatakan bahwa harta haram itu akan menumbuhkan kekerasan hati dan menjauhkan seseorang dari kebaikan
Para ulama juga mengatakan bahwa harta yang haram akan berdampak kepada jiwa berupa kecemasan dan kegelisahan.
Dampak lain dari harta haram yang dimakan anak dan istri akan merusak akhlak dan fitrah mereka. Anak-anak akan tumbuh tanpa nurani, merkea jauh dari kebaikan karena sejak awal diberi makan dari yang tidak halal.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini